26. Cargos Provisionales || Dugaan Sementara

15.2K 853 5
                                    

Hari ini adalah hari kedua setelah kepergian kedua orang tua Alea. Alea, gadis itu duduk berhadapan dengan Fadil sambil menyantap sarapan paginya. Hanya mereka berdua, untung saja perusahaan yang dibangun oleh Daniel lancar dan sukses. Setidaknya ada bekal untuk Alea dan Fadil.

"Dek?" panggil Fadil. Alea yang hanya mengaduk-ngaduk makanannya pun menatap kakaknya bingung.

"Maafin Kakak," ucap Fadil tiba-tiba.

"Maksud Kakak? Ini bukan salah Kakak," ucap Alea tersenyum.

"Semua yang Revan bilang benar."

Alea menatap Fadil bingung.

"Hah?" tanya gadis itu lagi.

"Semuanya. Bener! Kakak suka sama kamu..."

Alea menganga tak percaya.

"Kak! Jangan bodoh! Aku adik, Kakak!" ucap Alea lalu bangkit. Fadil mencekal lengan Alea lembut.

"Kamu bukan adik, Kakak."

Alea menyerngit.

"Kak! Aku nggak ngerti!" berontak Alea.

"Le, dengerin penjelasan Kakak," lembut Fadil. Alea pun kembali duduk berhadapan dengan Fadil.

"Kakak bukan anak kandung mama papa" ucap Fadil. Alea menyerngit bingung.

"Kakak anak panti asuhan, dan mama papa adopsi kakak buat jagain kamu yang masih dalam kandungan mama."

Mata Alea memerah menahan tangis.

"Bilang kalo semua itu cuma bohong!" bentak Alea.

"Semuanya benar," ucap seorang pria mendekat kearah keduanya.

"Paman..." lirih Alea memeluk Paman Gino erat.

"Fadil bukan kakak kandung Lea. Cuma Lea satu-satunya pewaris kekayaan bisnis papa dan mama," ucap Paman Gino coba menenangkan keponakannya itu.

"Gak! Kak Fadil, kakak Lea!" ucap Alea serak.

"Tapi itu semua fakta." Fadil menarik Alea kedalam dekapannya.

"Sekarang semuanya tergantung kamu, kamu bisa usir kakak, kamu bisa penjarain kakak. Kamu berkuasa," ucap Fadil pelan. Alea menggeleng cepat.

"Gak! Kakak... Hiks... Disini, temenin Lea!"

"Kakak gak boleh sendiri"

Paman Gino hanya diam membiarkan dua keponakannya itu memahami keadaan.

"Udah ya..." lembut Fadil. Tangis Alea berhenti.

"Lea, nanti siang paman tunggu dikantor. Kamu harus ngurus semua aset perusahaan yang bakal jadi milik kamu,"  ucap Paman Gino. Alea mengangguk, paman Gino langsung pergi.

Siangnya, Alea ditemani Vika dan juga Fadil tengah berada diperusahaan Leneska Company. Pantas saja kedua orang tua Alea, Yura dan Daniel tidak pernah memasukkan nama Fadil kedalam marganya.

"Ini semua berkas, kamu tinggal tanda tangan." Perintah Paman Gio. Alea menatap kertas tersebut ragu.

"Ini semua milik Lea?" tanya Alea pelan. Vika saja sampai menganga lebar.

''Dengan ini, seluruh harta kekayaan yang kami miliki. Saya serahkan kepada Alea Ratu Aneska, putri tunggal yang SAH untuk kepemilikkan semua harta peninggalan.''

Alea menandatangani kertas tersebut dengan cepat.

"Harta kekayaan kamu tidak akan habis sampai tujuh turunan," ucap pria disamping Paman Gino.

Te Amo 1 ( Revandy Qayro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang