32

3.1K 111 5
                                    

Lomba drama telah usai. Waktu yang singkat telah habis termakan oleh lomba drama yang telah mengisi setengah hari yang melelahkan dan pada akhirnya Ketos memutuskan untuk lomba nyanyi diselenggarakan esok hari mengingat waktu yang tak mungkin cukup.

Para pemenang lomba babak pertama pun sudah diumumkan dan untuk lomba nyanyi akan langsung masuk final saja karena untuk menyingkat waktu di esok hari.

Ara melangkah mendekati Gilang yang tengah sibuk membantu anggota osis lainnya membereskan barang serta membersihkan gedung pertemuan usai lomba terselenggara.

"Sini aku bantuin ngangkat mejanya." Ara berdiri didepan Gilang dengan terhalang oleh sebuah meja.

"Hm." Gilang hanya bergumam.

Mereka sama-sama melangkah menuju gudang penyimpanan barang, diperjalanan Ara membuka suara.

"Lang, anterin gue ya pulangnya." Ara mengeluarkan suara manjanya bak anak kecil yang merengek.

"Biasanya lo kan dijemput." Balas Gilang dengan santai.

"Hari ini gak." Ara menggembungkan pipinya sambil cemberut.

"Sama Rino aja, gue mau pulang sama Belva."

Brakk!

Ara meletakan meja dengan kasar ke dalam gudang sedetik setelah Gilang berbicara.

"Heh. Belva? Yakin? Lo kira dia anggota osis yang kek kita pulangnya lebih telat?" Ara meninggikan nada bicaranya.

Ara memberi jeda.
"Paling juga pulang sama siapa tuh Mahendra ya?" Ara mulai memanaskan suhu.

Gilang terdiam, ia tetap fokus melangkah pergi menuju gedung pertemuan untuk mengangkat barang lagi.

"Heh Gilang! Lo budeg apa bego sih! Lo udah diselingkuhin masih aja setia dan ngarepin dia." Ara menghentakan kakinya.

Gilang terhenti didepan pintu.
"Iya nanti gue anterin bawel, bisa diem gak itu mulut!" Ucapnya lalu melongos pergi.

"Yess!" Gumam Ara.

^^

Setelah selesai menyelesaikan tugasnya para osis membubarkan diri dari barisan yang dikomandoni oleh si Ketos. Ara pun langsung menguntil dibelakang Gilang yang akan menuju parkiran.

"Cepet naik."

"Iya iya bentar dulu."

"Dah." Ara melingkarkan tangannya kepinggang si Ketos, hatinya berbunga-bunga seolah kini misi nya telah berhasil.

Sejenak Ketos terdiam, maksud hati hendak memprotes namun raga bungkam tak bergeming.

^^

Belva menyibakan lembaran-lembaran kertas yang berada dalam genggamannya. Drama yang ia tampilkan berhasil menuju babak final, jadi malam ini ia bersiap-siap untuk esok hari.

Musik yang berputar ditelinganya perlahan-lahan mengantarkan pikirannya mengenai kejadian tadi siang, sebenarnya cukup memegang skrip dialouge saja otaknya sudah tersambung dengan si Ketos. Merasa ada yang mengganjal dipikirannya ia lalu mengambil smartfone dan menekan aplikasi berwarna hijau. Tak ada notif dari si Ketos, yang ada hanyalah cuitan dari grup kelas yang entah membahas apa Belva tak begitu memperdulikannya.

ULAH KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang