40

3.1K 98 0
                                    

"Alma?"

"Eh iya kak."

"Kamu baik-baik aja?"

Belva membalikan badannya lalu mengusap air matanya yang hampir terjatuh.

"Gak papa ko kak." Belva membalikan badannya lagi.

"Ooh yaudah yuk jalan."

Belva mengangguk. Sebenarnya Belva tak mau menatap Si Ketos itu karna fisiknya yang menyerupai Gilang tapi jika Belva tak menatapnya nanti dikira tak sopan atau bahkan salah paham.

"Ini ruang kepala sekolah, terus itu ruang guru. Kalau ada perlu apa-apa, atau suruh kekantor berarti diruang ini." Ucap Dilan seperti pemandu wisata.

Belva hanya mengangguk patuh.

"Oiya kamu pindahan dari mana?"

"Tangerang kak."

"Ooh lumayan jauh juga. Kalau boleh tau kenapa pindah?"

"Mm ngikut ayah dijogja."

Bagi Dilan jawaban Alma begitu ambigu, dalam benaknya mungkin saja gadis itu orangtuanya mengalami broken home sehingga ia mengikuti salah satu orang tuanya. Untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan Dilan memilih mencari topik lain tanpa harus memperjelas alasan gadis itu pindah.

"Keatas yuk." Dilan mengacungkan jarinya.

Lagi-lagi Belva hanya mengangguk.

"Kalau ini lab bahasa, yang ini ruang pertemuan, semacam ruang serba guna."

"Oooh." Mungkin kali ini tanggapan Belva sedikit berbeda ketimbang mengangguk saja.

"Kamu dulu ikut ekskul gak?"

"Iya."

"Ekskul apa?"

"Fotografer."

"Wiih kedengarannya bagus, cuman disini gak ada ekskul itu."

"Oooh kenapa?"

"Ahahaa anu disini menurutku ekskulnya belum terlalu beragam." Dilan menggaruk tengkuknya.

"Standar gitu, seperti osis, pramuka, pmr, pancak silat, basket, dan berbagai macam cabang olahraga. Musik band gituu, terus padus, paling yang rada gak umum disini ada ekskul tata boga sama kerajinan diy, lumayan sih ikut itu banyak diajarin trik tentang kerajinan dan hiasan." Tambahnya.

"Waaw kedengarannya bagus."

Dilan membalas senyuman, seolah ia berhasil mengajak gadis itu mau berbicara menanggapi perkataannya.

"Kamu mau ikut osis kah?" Tanya Dilan.

Belva teringat perkataan si Gilang.
"Disana gausah ikut osis."

"Mau kak!" Ucap Belva mantap.

"Wahhaha beneran?" Dilan tak percaya.

Belva mengangguk.

"Nanti sepulang sekolah temui aku ya, aku kelas sebelas ipa tiga, soalnya sebentar lagi akan ada perekrutan osis untuk angkatan selanjutnya."

ULAH KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang