34

3.1K 111 2
                                    

Flash back

"Yah, aku mau pindah." Ucap Belva setelah pesimis dengan sikap Gilang yang tak menggubrisnya, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk move on, dan ia tak perlu repot-repot berpisah dengan si Ketos karna ia sepertinya sudah tak menyukainya lagi.

"Beneran? Wah ternyata lebih cepat dari yang ayah kira. Yaudah besok urus surat pindah ya, lebih cepat lebih bagus Bel, tenang aja sekolah dijogja bagus-bagus kok."

Belva hanya mengangguk.

Flash Back off

Belva hanya bisa meringis tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Teriakan Gilang begitu menakutkan sehingga membungkam mulutnya seribu bahasa.

"BEL! Kamu gak usah gini juga! Aku maafin kamu! Tapi plis ini gila! Lebay tau gak!" Mata Gilang tak berkedip menatap Belva dengan geram, bahkan nada suaranya mulai serak hampir terisak. Kedua tangannya pun menyentuh bahu Belva seolah-olah meminta kejelasan dari perbuatannya ini.

"Makasih Kak kalu udah maafin aku." Tangis Belva petdjah dan langsung terisak.

Gilang melihat hal itu langsung merasa bersalah lalu memeluk Belva erat-erat seolah tak mau kehilangan gadis yang sangat ia cintai itu.

"Lo gak boleh pergi! Gak usah bertingkah berlebihan gini!" Ucap Gilang yang masih dalam dekapan.

Belva malah menambah terisak. Ia menjauhkan tubuhnya dari Ketos.

"Ini bukan karna kak Gilang, tapi Ayahku yang minta."

"Ayah? Orang tua kamu?"

Belva menganggukan kepalanya.

"Terus? Kok kamu mau?"

"Ini bukan soal tawar menawar tapi perintah."

"Bel! Lo gak lagi bercanda kan! Lo ngeprank gue iyakan!" Gilang tersenyum kecut. Tak mampu menerima kenyataan.

"Nggak kak masa iya ngeprank sampai kepala sekolah."

"Bel! Terus gimana kita."

"Maafin aku kak aku juga gatau, mungkinkah kita putus aja."

"NGGAK! Gak boleh gitu gue ga trima!"

"Tapi mau gimana lagi."

"Apapun yang terjadi gue gamau kita putus!" Kini perlahan efek emosi yang membuncah Gilang mengeluarkan air matanya. Gilang lalu membuka ponselnya dengan gugup lalu ia buka screen shotan chat Belva yang bertuliskan "aku sayang kak Gilang."

"Ingetkan semalem lo ngirim gue ini! Apalagi gue Bel! Gue juga sayang banget sama lo!" Gilang terus berusaha meyakinkan Belva.

"Jadi gak usah bilang patas putus patas putus!" Tegas Gilang.

"Tapi kak bisakah hubungan masih tetap jalan? Kalau aku pergi. Masing-masing dari kita juga gatau apa yang diperbuat selagi tak bersama."

"Dan ini gak bisa ditawar lagi, aku benar-benar harus pindah Kak." Jeda Belva.

Gilang mengacak-acak rambutnya frustasi, matanya telah memerah tak kuasa menahan pilu di dada.

ULAH KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang