Gilang kembali bersekolah ia nampak begitu ceria karna lukanya berangsur-angsur membaik. Di sapanya setiap orang-orang yang ia kenal saat berpapasan menuju kelasnya. Dengan senyum penuh keramahan.
"Woii udah sembuh." Sapa Rino yang kaget melihat Gilang telah kembali.
"Iya gue cape aktingnya." Gilang mulai dengan leluconnya.
"Mantab banget loh pagi ini bakalan disambut sama kanjeng mami hahaa." Tawa Malik pecah dan langsung tersambung ke Rino yang langsung ikut tertawa.
"Ya ampun baru aja sembuh masa mau dimarahin sih." Gilang memasang muka sedihnya.
"Gausah ditekuk gitu lah haha." Malik mengejek.
"Nikmat tuhan mana lagi yang kamu dustakan?" Rino menengadahkan tangannya keatas.
"Fiuuh." Gilang mengusap ponynya.
Krinngggg.....
Tap tap tap.
Bu Tuji memasuki ruang kelas ips satu. Membuat siapapun yang berada dikelas itu langsung merasa aura mencengkam dari sang guru."Siapkan!" Perintah Bu Tuji dengan juteknya.
Karna sekarang Gilang sudah berangkat mau tak mau ia yang menjadi ketua kelas menyiapkan untuk berdoa.
"Duduk siap grak! Berdoa mulai!" Bu Tuji menurunkan kacamatanya melihat batang hidung si Ketos telah muncul kembali dihadapannya.
"Selesai!" Gilang mendongak mendapati Bu Tuji sedang menatapnya serius.
Gilang hanya bisa pasrah, ia sudah menduga pasti kali ini ia yang akan menjadi sasaran empuk omelan selama dua jam penuh.
"Oh Tuhan. Dua jam neraka akan dimulai." Batin Gilang.
•••
Belva memasuki gerbang sekolah lamanya dan melihat pemandangan yang pernah ia rasakan sebelumnya. Langkah Belva ragu.
Takut jika dia bertemu Gilang yang kini telah bersama Ara dan ia tiba-tiba muncul didepan mereka.Mata Belva memandang keramaian siswa-siswi yang tengah berolahraga dilapangan basket. Rupanya itu merupakan kelasnya, tak sengaja mata Belva menangkap Mahendra yang tengah berlari menggiring bola menuju ring.
Belva hanya bisa tersenyum kecut merasa seperti hantu tak terlihat.
Akhirnya dengan mudah Belva menemukan ruang kantor.
•••
"Kamu kemarin kenapa gak masuk?" Tanya Bu Tuji dengan suara lantangnya.
Gilang mengerjap, bukankah surat dokter sudah sampai ke kelasnya? Pikir Gilang heran dengan pertanyaan bu Tuji.
"Sakit buk, ada suratnya kemarin."
"Iya sakit! Sakit apa!"
"Kecelakaan bu." Ucap Gilang perlahan.
Rino disampingnya tengah menahan tawanya."Kamu yang nyetir?"
"I iya bu."
"Masih kecil! Udah berani kebut-kebutan! Mau jadi apa kamu? Valentina rosy! Apa satria baja hitam!"
"Bha-" Rino membungkam mulutnya rapat-rapat. Gilang pun sempat melirik Rino sinis.
"Udah ketua osis! Bukannya kasih contoh yang bagus! Malahan bandel! Pasti sengaja ya kemarin dilama-lamain dirumah sakit!"
"Astagfirullah sabar-sabar." Batin Gilang.
"Biar bolos! Kamu TAU KAMU ITU OSIS!"
"Iiya bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ULAH KETOS
Teen Fiction[TAMAT] Ini cerita aneh dimana yang nembak bukan yang suka tapi yang ditembak malah yang suka tapi ga pake jaran goyang loh :v lah kok bisa sih yang nembak biasa aja ga ada rasa cinta malah yang ditembak yang punya rasa cinta? Dan gimana perasaan k...