5

5.7K 205 0
                                    

Ulah ketos 5

Tiba-tiba seseorang memanggil . "Dek kamu udah sembuh" tanya seseorang yang sedang bersandar di post satpam. Aku mengarahkan pandanganku ke sumber pemilik suara tersebut.

"Kak Gilang". batinku

" iya kak udah ". jawabku canggung diiringi senyuman.

"Syukurlah, rumahmu dimana kamu jalan kaki?" Gilang.

"Aku naik bus kak deket". jawabku.

"Aku anterin pulang ya beb" tawarnya.

^^

"Hah?" Aku membelalakan mata.

"Apa maksud perkataannya tadi oh bukan tepatnya apa maksud kata terakhir yang ia lontarkan?" batinku.

"Kenapa? Ko kek kaget gitu?" tanyanya jail diringi senyuman menggoda.

"Apa yang harus ku jawab ya mungkinkah tadi telinga ku sedang eror?" batinku.

"Ee tadi apa kak? Anterin pulang?" tanyaku memperjelas aku yakin telingaku masih normal.

"Iya beeb" jawabnya.

"Omg?" batinku heran.

Ada apa dengan telingaku atau apa mungkin ini memang nyata.

"Kok beb sih kak?" tanyaku ragu.

"Terus? Mau dipanggil apa? sayang?" Kak Gilang menyeringai.

"Apah? Mm maksud kaka apa?" tanyaku merinding.

"Hahahaa, menurutmu?" Entah mengapa tawanya membuat ia nampak terlihat seperti psycophat.

"Ga tau kak" jawabku polos sambil memegang tas ransel kantong gandum yang melingkar di kanan dan kiri bahuku.

"Harusnya kamu dah tau lah, apa pura-pura gatau" jawabnya sedikit ketus.

Aku membelalakan mata.

"Maaf kak aku gangerti maksud kaka apa" tanyaku sambil tersenyum paksa.

"Bukannya kita udah jadian?". tanya Gilang meledek.

"Kapan?" tanyaku spontan.

"Satu hari yang lalu tepatnya pukul 08.30 masa lupa" jawabnya gemas. Gilang menceletuk dahiku dengan telunjukknya.

Rasanya seperti mimpi. Aku memegang beberapa detik jidatku.

"Ee itu itu cumann.." aku berpikir keras.

"Cuman apa?" Gilang mengangkat kedua alisnya.

"Cuman, cuman suka" jawabku canggung.

"Apa?" Gilang mengangkat kedua alisnya.

"Iya cuman suka kok ga lebih,
yaudah kak aku pulang dulu ya keburu mendung" aku buru-buru melangkahkan kakiku untuk pergi.

Tangan Gilang mencengkram tangan kiriku.

"Bentar jangan pergi dulu" perintahnya.

Gilang masuk ke pos satpam mencari sesuatu. Seketika disaat yang sama beberapa siswa-siswi yang menuju gerbang sekolah ada yang sempat melirik kearahku.

Gerimis hujan mulai berjatuhan titik-titik air mulai membasahi siapapun yang berada diluar ruangan.

"Ini pakai, jangan lupa kembaliin" perintah Gilang sambil melemparkan jacketnya kearahku.

"Gilangg!!" panggil seseorang diseberang sana. Nampak para senior melambaikan tangan kepada Gilang.

"Eh ka gausah " aku menolak untuk meminjam jacketnya namun dia terlanjur berlari pergi menuju teman-temannya.

ULAH KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang