42

2.8K 88 5
                                    

"Almaa." Suara Dilan menggelegar memenuhi koridor menuju tangga ke lantai dua.

"Aduh gawat." Belva meringis, kedua tangannya memegangi selempang ransel dengan erat.

Belva tetap pura-pura tak mendengar dan mempercepat langkahnya.

"Almaaa Belvaa Hadiyaa." Panggil Dilan dengan lengkap.

"Lengkap banget manggilnya."

Belva membalikan badannya lalu tersenyum miris.

"Iya ada apa kak?" Tanya Belva mencoba bersikap biasa saja.

"kenapa kemarin selasa gak kumpul osis?"

"Oo kemarin?" Kedua bola mata Belva ia arahkan kesamping kanan mencari ide.

"lupa kak."

"Lupa?"

Belva mengangguk mengiyakan.

"Kamu waktu keluar kelas gak liat aku?"

Belva menggeleng ragu.

"Yaudah nanti kumpul ya."

"oiya kak, sebelumnya aku minta maaf, sepertinya aku gak jadi ikut osis."

"Kenapa?"

"Mm kemarin aku didaftarin Bimbel sama ayah jadi bakalan sulit bagi waktunya." Entah ide kebohongan dari mana Belva selancar itu beralasan.

"Oooh gitu yaudah deh gak papa."

"Hhe sekali lagi maaf ya kak."

"Iya santai aja."

"Ok, aku mau kekelas dulu." Belva mengacungkan jarinya kearah tangga namun tangannya masih menggantung di selempang ranselnya.

"Oiya silahkan."

^^

Gilang terbangun dari tidurnya. Bunyi beep beep menjadi suara pertama yang ia dengar ketika ia terbangun. Aroma obat-obatan memasuki indra penciumannya yang tentu sudah memenuhi disetiap segi ruangan ini.

Gilang melirik kearah pintu terlihat dokter sedang berbicara kepada seseorang didepannya.

"Iya bu, kami telah menjahit dibagian tangan dan sedikit pada bagian bawah telinganya."

"Ya Allah, Gilang." Lala ibu Gilang begitu terpukul mendengar penjelasan dari sang dokter.

Ragil alias ayah dari Gilang pun mengusap-usap bahu istrinya berusaha menenangkan.

"Gilang pasti sembuh kok mah." Ucap Ragil.

Perawat mulai memasuki ruangan dimana Gilang yang tengah berbaring lemas didalamnya. Perawat cantik itu sempat memberikan senyuman sebelum ia memasuki ruang IGD dengan membawa peralatan infus dan alat kesehatan lainnya.

"Wah udah bangun kak Gilang." Ucap perawat tersebut menyapa Gilang sambil sibuk mengganti perban dengan yang baru.

Gilang hanya menatap sendu perawat tersebut.

"Sebentar ya saya ganti dulu perbannya. Ngomong-ngomong ayah dan ibumu sudah datang loh Kak, nanti setelah ini saya persilahkan mereka masuk. Namun ingat ya jan terlalu banyak gerak."

"Aaa auw." Gilang merasakan sakit yang amat hebat.

"Sus, saya kenapa? Ko sakit banget." Ucap Gilang tak tahan dengan kesakitan yang mulai terasa amat pedih.

ULAH KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang