2

7.1K 293 8
                                    

Ulah ketos 2

Tanganku bergetar rasanya bingung nama siapa yang akan ku sebut selama ini aku tak pernah pacaran bahkan semenjak aku lahir.

"Cepet de!" tegas senior.

"Aa.."

Aku tak tahu harus mengatakan siapa menjelaskan bahwa aku tak pernah pacaran terlalu malas untuk berdebat dengan senior tentu tak mungkin semudah itu mereka percaya.

" Aappa Jiminha saranghae! "
Aku mengedipkan mataku seolah tak perduli apa respon senior hanya nama itu yang terlintas dalam benakku sekarang.

"Bahasa mana itu de" tanya senior heran

"Kita kan orang indonesia gangerti" tambah senior lain.

"Ulangi!"

"eh ka, Jimin kan artis" tambah salah satu senior.

"Iya boyband itu" senior lain menambahkan.

"Harus orang asli de"

"Jiminha juga orang asli" batinku

"Maaf ka" jawabku pasrah

"Mending nembak gue aja"
Gilang.

(Kode lagi lu tos/author)

Salah satu senior lain menoyor kepala Gilang.

Entah angin apa atau hanya pikiranku yang buntu.

"Ka Gilang aku mencintaimu kamu keren poninya lucu aku suka" hanya itu yang ku tau tentangnya

(Meong! Backsound kucing sekolah lagi tarung)

Para senior langsung sejenak berdiam. Bahkan salah satu dari mereka menutup mulutnya yang ternganga. Sontak pemilik poni batok itu terperanjat dari tempat duduknya dan menatapku dengan heran.

"Wooooo" sorak senior mulai ricuh.

"Please itukan fake gue ga nembak beneran kenapa kalian selebai itu" batinku kesal

"Woooooo" sorak ricuh para senior.

"Selamat lang lu udah ga jomblo lagi" salah satu senior laki-laki memeluk Gilang seolah seperti melihat permainan sepak bola yang baru saja mencetak gol.

"Itu beneran apa de" tanya salah satu senior

"Eh ka Gilang jawab tuh" perintah salah satu senior

"Terima ngga ka" Senior a

"Cie nembak ketos" Senior b

"Gue baper wehh" Senior c

"Pedenya selangitt" Senior d

"Pede banget nembak kak ketua" Senior e

(A,b,c,d,e hanya samaran untuk memperjelas siapa yang berdialog)

Aku tak perduli apapun yang mereka bicarakan toh ini hanyalah tak lain dari sebuah paksaan aku lebih percaya pepatah "kata yang terucap pertama mengandung kebenaran" dan lagipula yang kusebut yang pertama kan Jiminha.

Kak Gilang mendekatiku menatapku dengan tatapan yang aku tak bisa mengartikannya.

"Kamu menyukaiku?"  Gilang

"Benarkah?" Gilang

"Apa yang harus ku jawab jika bilang tidak tentu harus mengulangi hukuman itu, jika bilang iya apa jadinya nanti" batinku

"Wihiiiiiii" teriak senior lain

"Ka Apel pagi" seseorang memberi pengumuman akan adanya apel atau upacara pembukaan mos pertama ini.

"Syukurlah" batinku

"Oke kalian bertiga boleh kembali jangan lupa kukunya dipotong dan semuanya siap-siap kelapangan!"

"Iya ka" jawab kami

Terik matahari yang sangat menyengat membuat siapapun yang berada dilapangan merasa jengah satu per satu peserta mos menyerahkan dirinya ke uks bahkan sempat pingsan sebelum tiba di uks membuat kepala sekolah cepat-cepat menyelesaikan pidato nya yang mungkin saja sudah dua lembar panjangnya.

^^
Selesai Apel kami melangkah menuju ruang masing-masing aku teringat akan peristiwa tak menyenangkan tadi kuharap senior tak membahasnya lagi.

"Tok tok tok"

"Masuk"

"Siap Masuk"

Satu persatu senior mulai berdatangan itu membuatku risih dengan membawa berbagai macam omelan.
Para senior mulai menjelaskan bahwa kegiatan selanjutnya di isi pengenalan guru-guru dari berbagai macam pengampuh.
Syukurlah setidaknya hal itu mengurangi jatah skenario bersama senior.

^^

"Siang Anak-anak"

"Siang Pak"

Tanpa aba-aba seisi kelas berdiri dan bernyanyi kecuali kaka senior yang aku tak tau apa yang mereka lakukan di belakang.

"Selamat datang bapak,
Selamat datang bapak,
Selamat datang kami ucapkan,
Ya ya ya ya
Terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama bapak
Terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama bapak"

(bacanya sambil nyanyi ya? :v)

^^

Seusai guru tersebut memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang sekolah tercinta ini mulai dari aturan kedisiplinan dan lain semacamnya sampailah sesi penutup dengan di isi oleh senior lagi.

"Dengerin ga tadi de peraturannya" ucap senior memulai pembicaraan.

"Dengar kak" jawab kami serempak.

"Komando saya ambil alih" salah satu senior siswi.

"Duduk siap"

"Grak"

"Ko di duduk siapin kak?"

"Liat gak kak tadi waktu guru jelasin didepan ada yang bicara sendiri, ga cuman ada malahan banyak"

"Harusnya duduk siap dulu baru diem"

"Ga sopan"

"Kebiasaan jelek smp gausah dibawa-bawa de!"

Aku paling membenci duduk siap ini ntah dari mana sumber asalnya duduk siap ini diciptakan. Tak bisa berkutik bahkan sekedar menggaruk-garuk layaknya patung  hanya boleh bergerak untuk berintrupsi.

Tok tok tok

"Masuk"

"Masuk"

"Lagi pada ngapain ini ka?" Gilang

"Duduk siap ka"

"Ngapain ka Gilang kesini"

"Ngapelin pacar baru" Gilang.

^^



Woow gimana nih next ngga?
Luv kalian yang setia baca ngikutin ulahnya gilang ini muehhe komen yak biar keliatan kalau cerita ini ada yang nungguin biar makin fighting deh nulisnya 😘

ULAH KETOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang