Ch 3

22.8K 573 4
                                    

Sia mulai menata rambutnya agar tampak rapih dengan gaya gelombang yang sengaja ia buat agar membuat rambutnya terkesan bervolume, kini jemarinya beralih fungsi menjadi sisir. Sesekali ia melirik deretan parfume yang ia koleksi dan memutuskan untuk memilih aroma yang sama dengan namanya, bunga fressia.

Ahh~ aroma itu sangat menyegarkan

"Aku sudah di depan kantor dan bersiap untuk bekerja sekarang, aku harap nanti malam kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti yang kamu janjikan" Sia mulai mengembangkan senyumnya sembari menulis pesan untuk sang kekasih tanpa ia sadari jika kelvan melihat kearahnya dari kejauhan sebelum akhirnya pria itu menghilang dengan mobil sedannya.

Kenapa aku kesal saat melihatnya tersenyum bodoh menatap ponselnya, Kelvan sibuk dengan suara hatinya yang menyesakkan.

"Van? Kamu baik-baik saja?" Anna menggesek pelan bagian paha dalam milik kelvan, itu cukup dekat dengan miliknya. Tentu wanita ini sengaja melakukannya.

"Entah lah aku hanya sedang dalam suasana hati yang buruk"

Anna mulai menyandarkan kepalanya pada bahu kelvan, ia sengaja memperlihatkan belahan dadanya yang membusung. Kelvan menatapnya cukup lama, perlahan senyumannya mulai terlihat. Segera ia menyuruh supir pribadinya menepi meski itu sedang di jalan tol.

Anna tampak bangga melihat kelvan begitu mudah terpikat dengan dirinya, ia sengaja membuka kancing bajunya lebih rendah agar dapat memperlihatkan belahan dadanya. Kelvan mendorongnya kasar disudut kursi dan melebarkan kedua kaki anna hingga ia mampu melihat underwear milik anna tampak basah.
"Hari ini kamu sangat nakal anna" ucapnya sembari menikmati setiap tempo yang ia lakukan pada anna.
Anna hanya tersenyum dan berusaha mengimbangi tempo kelvan.
Kelvan menatapnya lekat-lekat hingga ia berhalusinasi jika saat ini wanita yang sedang bermain dengan kelvan junior bukanlah anna melainkan sia. Lantas hal ini tak membuat kelvan menghentikan aktivitasnya, ia semakin menggila mempercepat temponya dan memuntahkan susu kental manis.

Ada apa dengan ku? Kenapa aku terbayang dirinya. Untuk pertama kalinya dalam hidup ku, aku begitu menginginkannya, batin kelvan.

***

Sia mulai sibuk dengan tugas yang telah anna tinggalkan dimeja kerja miliknya, ia cukup banyak memberikan tugas karena hari ini tugas anna menemani sang bos untuk meeting diluar kantor. Ia sungguh lega bukan dirinya yang berada di samping kelvan, itu akan membuatnya canggung. Meski baginya kelvan tak mengingat siapa dirinya tapi hal itu tetaplah mengganggu sia.

Disisi lain
Kelvan tampak memejamkan matanya dan mulai menyandarkan kepalanya, ia tampak lelah mengingat meeting tadi cukup membuat otaknya terkuras memikirkan tentang masalah keuangan dari anak perusahaan miliknya. Ia berusaha untuk memenangkan tender sebagai langkah dalam menanggulangi masalah tersebut tapi hal itu benar-benar tak mudah mengingat perusahaan yang ia incar sangat pemilih.

"Anna coba cari tahu perusahaan mana saja yang pernah kerja sama dengan BTop dan cari tahu apa yang disukai oleh CEO tersebut"

"Oke van"

"Segera laporkan, aku harus cepat bertindak"

Sia menyeduh kopi instan di rooftop sambil melihat gedung-gedung yang menjulang tinggi. Perlahan kedua matanya terpejam menikmati terpaan angin yang mengibas rambutnya dengan halus tapi belum semenit ia menikmati suasana nyaman ini tiba-tiba kedua matanya terbuka lebar. Seakan dapat merasakan sebuah ancaman sedang mengintainya saat ini.

"Kenapa aku merasa gelisah secara tiba-tiba, apa karena kopi?" Sia menatap kopinya ragu. Ia merasa jika bukan kopi penyebabnya tapi ada hal buruk lain yang akan terjadi pada dirinya meski ia berharap itu bukan nick yang tiba-tiba membatalkan kencan mereka nanti.

"Sia"

Wanita itu segera berdiri tegap dan mencari sumber suara yang memanggil namanya lantang.

"Keruangan saya sekarang" pria itu segera meninggalkan sia tanpa menunggu tanggapan sia.

Wanita itu menegang, ia bingung dan segera sadar tentang perasaan gelisahnya. Ini kerena kelvan memanggilnya secara tiba-tiba, pikirnya.

Sia mendekat pada meja kerja kelvan dengan perasaan cemas menunggu pria itu menyampaikan sebuah alasan masuk akal dengan memanggil dirinya keruang kerja.

"Ada apa pak?"

"Tiga hari lagi kamu akan pergi ke Thailand bertemu dengan calon rekan bisnis saya"

Apa? Kenapa dia bersikap seenaknya? Apa dia tidak menanyakan pendapat ku yang bersedia atau tidak? Lagipula aku adalah sekretarisnya yang tugasnya menemaninya dalam ke... tunggu ia menghentikan suara hatinya dan perlahan mencerna setiap ucapan kelvan
Jangan bilang kalau aku dan dia akan melakukan perjalanan bisnis hanya berdua, kali ini sia memohon dalam hati dan berharap apa yang telah ia pikirkan bukan hal yang akan menjadi nyata. Biar bagaimanapun dirinya baru bergabung dengan perusahaan ini dan alangkah bijaknya jika anna lah yang seharusnya menemani kelvan nanti.

"Kita berdua akan ke Thailand jadi bersiap lah" Kelvan memberikan beberapa dokumen dan memintanya meninggalkan ruang kerjanya.

Sia berteriak dalam hati saat mendengar ucapan kelvan, walau ia akan mendatangi tanah kelahirannya tapi ia tak pernah sekalipun membayangkan hal menyenangkan saat melihat kelvan. Ia memang tampan tapi sikapnya yang bagaikan sampah membuatnya mual sekaligus malu mengingat dirinya pernah terpesona dengan ketampanan pria tersebut.

Musik klasik terdengar pelan memenuhi restaurant tersebut dengan penerangan yang tak terlalu terang dengan hiasan lampu kecil di dinding memberikan kesan hangat juga sweet tapi hal tersebut tak mampu membuat suasana hati sia membaik. Wanita itu terlihat murung benar-benar berbanding terbalik dengan aroma tubuhnya yang segar. Sia hanya memutar-mutar spaghetti milikinya tanpa menggubris tatapan nick.

"Apa kau ada masalah di kantor?" Nick mulai membuka suaranya, melihat sikap sia yang membuatnya khawatir.

"Tidak" Sia menjawab singkat tanpa menatap nick

"Lalu? Kenapa sikap mu seperti ini?"

"Aku hanya malas, hahh~" sia menghela nafasnya kasar,
"tiga hari lagi aku akan melakukan perjalanan bisnis ke Thailand" Sia melanjutkan kalimatnya.

"Aku tidak tahu apa yang membuat mu tertekan hingga seperti ini, bahkan saat perjalan bisnismu menuju tempat kelahiran mu tak membuat mu bahagia jadi aku rasa kau sangat tertekan" Nick menatapnya lembut dan perlahan menggenggam tangan sia melanjutkan kalimatnya yang belum selesai "tapi jika kerjaan ini membuatmu tak bahagia, kau bisa keluar dari perusahaan ini soal denda pelanggaran kontrak kita bicarakan perlahan".

Sia menatap kekasihnya dengan mata berkaca-kaca ia benar-benar terharu mendengar ucapan nick meski sejujurnya sia lebih mementingkan nama baiknya jika harus melanggar kontrak. Ini bukan sekedar uang, tapi nama baik juga profesionalitas.

"Kebahagiaanmu yang paling utama" Nick membelainya.

Sia mulai tersenyum lebar, ia benar-benar beruntung memiliki kekasih seperti nick. Pria hangat layaknya rumah, tempat sia kembali dengan keadaan apapun membawa rasa lelah juga marah dan menjadi diri sendiri.

"Aku sangat mencintai mu nick"

"Aku juga" Nick mengecup punggung tangan sia

Mereka berdua benar-benar dimabuk asmara tanpa mereka sadari jika kelvan memberikan tatapan death glare kearah mereka. Lagi-lagi kelvan melihat pemandangan yang menyakiti mata juga hatinya, segera pria itu beranjak meninggalkan restaurant tersebut dengan wajahnya yang tampak kusut. Bagaimana bisa dalam sehari ia melihat sia secara tidak sengaja sebanyak dua kali tersenyum lebar, senyum yang tak pernah sia perlihatkan pada dirinya sejak pertemuan pertama mereka setelah sekian lama tak jumpa.

"Antarkan saya ke club" ucapnya pada pria yang duduk dikursi pengemudi.

Apa pria itu kekasihnya? Sial!!! Kenapa aku marah melihat tatapan sia padanya juga senyum bodoh itu, ucapnya dalam hati.

TBC—

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang