Ch 13

11K 374 2
                                    

Nick menghentikan mobilnya tepat didepan rumah sia, pria itu tak bersuara. Diam seribu kata.
Sia mulai beranjak dari kursi penumpang, matanya terlihat bengkak seakan tersengat lebah.
"Terimakasih" ucapnya lirih
Nick masih tak menjawab, bibirnya tetap terkunci rapat dan segera melajukan mobilnya meninggalkan sia.
Sia masih berada pada posisinya, ia belum beranjak meski nick telah pergi.
Disisi lain nick sedang melihat sia dari kaca spion, hatinya terasa sesak saat menginjak pedal gas.

Saat mobil nick terlihat semakin kecil hingga menghilang dari jangkauan pandangan sia, ia segera berjongkok dan kembali menangis mengingat hubungannya dengan nick berakhir beberapa saat lalu.

Cuaca tampak tak bersahabat, sia mulai mengompres kedua matanya yang masih bengkak lantaran menangis semalaman dan baru berhenti saat pukul 4 pagi, sedangakn jam 9 ia harus berangkat kekantor.
"Sial...kenapa masih sebengkak ini" ucapnya kesal dan menempelkan bagian cembung sendok pada area matanya dengan wajah yang menggunakan masker.

Sekeras apapun usaha sia, itu tetap sia-sia... dan ia memutuskan untuk berangkat kerja dengan mata bengkak. Ia belum menceritakan pada tom, hal pertama yang ia fikirkan adalah bagaimana nick tahu tentang kejadian saat dia dan kelvan ada di thiland.
"Apa kelvan yang menceritakannya?" Sia bergumam sepanjang perjalanan menuju kantor.

Di sisi yang lain dave melihat beberapa foto, senyumnya mengembang begitu cerah.
"Akhirnya lawan terberat berhasil disingkirkan" ucapnya dengan menyandarkan tengkuknya pada kursi kerjanya.
Foto sia dan nick yang terlihat sedih.

Sia melangkah dengan pelan, bahkan saat berebut lift pagi tadi sia tampak beberapa kali mengalah lantaran begitu ramai, sejujurnya ia tak bersemangat untuk bekerja. Sia melakukan pekerjaannya dengan wajah murung tak bersemangat. Sesekali ia menghentikan jemarinya saat mengetik, tatapannya akan mengarah pada layar ponsel. Tak ada pesan dan panggilan sejak kemarin, sia menunggu mungkin nick akan menghubunginya dan berubah pikiran. Itu mustahil! Sia tahu betul tentang hal itu tapi ia tetap berharap jika pria yang ia cintai akan menghubunginya dan memaafkan dirinya.

"Aku harus menemuinya!! harus!!" ucapnya dalam hati dengan tatapan membara.

Kelvan menatap dari ruanganya, melihat sikap sia yang berbeda hari ini tanpa ia sadari jika anna yang berada tepat disampingnya mengikuti arah tatapan kelvan dan itu membuat dentuman dalam hatinya, kali ini anna benar-benar berniat menjauhkan sia dari kelvan bagaimanapun caranya.

Sia menutup bibirnya yang menganga melihat bisnis nick tutup bahkan ada papan bertuliskan 'Dijual' itu berhasil membuat sia bergegas menuju rumah nick dan hal mengejutkan terjadi, rumah itupun dijual. Kali ini sia benar-benar lemas. Apa yang terjadi dalam semalam hingga nick menjual semua. Sia tak bisa bertemu nick, pupus sudah harapannya untuk menjelaskan semua dan membuat keadaan membaik. 

Sia duduk dikursi kerjanya, tatapannya kosong dan ia benar-benar linglung.

"Apa ini perusahaan milik orang tua mu? kemana saja? bahkan jam makan siang telah berahir 2 jam yang lalu dan kamu baru kembali!!" Anna membentak sia, ia tak memperdulikan wajah sia yang tampak tak bersahabat.

"Maaf, saya sedang ada urusan" 

"Urusan? apa kamu pikir dikantor ini kamu lebih sibuk dibandingkan CEO?"

Sia menatap kesal, ia tak tahan mendengar ucapan anna walau ia memang salah tapi sia segera meminta maaf lalu mengapa anna masih membentaknya dan mencari gara-gara dengannya. 

"Ucapan anda keterlaluan, saya telah minta maaf tapi anda-" ucapa sia terpotong saat pria yang tampak tak asing mendekat kearahnya.

"Hay... kita pernah bertemu sebelumnya" dave tersenyum lebar mendekat kearah sia.

"Emmm dave?" sia mengucapkan dengan ragu.

"Senang bertemu dengan mu"

Beberapa wanita tampak heboh dibalik tubuh sia, mereka begitu bersemangat saat melihat dave. Ia tak dapat memungkiri jika dave memang pria yang tampan, sangat tampan.

"Aku tidak menyangka jika kamu bekerja disini"

"Ya.. begitulah" 

"Permisi, jika boleh tahu anda siapa dan ada keperluan apa?" Anna merubah posisi berdirinya membelakangi sia.

"Saya dave, beberapa jam yang lalu saya telah membuat janji temu dengan CEO anda"

"Dave? apa dia investor itu?" Anna mengamati dave "Ia benar-benar masih muda"

"Silahkan ikuti saya, saya akan mengantar anda bertemu CEO"

Dave mengangguk dan melempar pandangannya pada sia dengan senyuman, membuat gerakan bibir tanpa suara 'senang bertemu dengan mu sia'.


Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang