Sia menelan salivanya secara paksa, jika kalian pernah berlari disiang bolong sejauh 2 km pasti saat mencapai garis finis kalian akan merasa begitu berdebar, nafas kalian tersenggal-senggal dan dahaga yang begitu dahsyat. Tapi situasi sia tak benar-benar mirip hanya cukup menghilangkan bagian nafas yang tersenggal-senggal saja. Sia menyentuh dadanya, merasakan degup jantungnya yang semakin menggila. Perlahan tatapannya menuju kearah kedua mata kelvan, ohh mata yang sangat indah... Lalu turun pada bibir mungilnya ditumbuhi rambut pendek yang mengelilinginya dan terasa menggelitik saat menyentuh kulit bahu.
"Tunggu!! Apa yang aku pikirkan!! Ini sangat mesum" ucapnya dalam hati.
"Sia?" Kelvan menatap sia berharap jika kekasihnya akan menyetujui untuk bermalam bersama.
"Bukankah besok kau akan kembali? Kau tidak boleh terlalu capek—" ucapannya terhenti.
"Gila..gila..gila.. apa yang barusan kau katakan sia?! Capek? Apa yang kau pikirkan!!" Ia memaki dirinya dalam hati."Capek? Aku rasa kau belum mengetahui kemampuan ku dengan baik" balas kelvan dengan wajah datar berusaha menahan senyumannya.
"Aku rasa sebaiknya kita bertemu saat di California saja, sejujurnya aku merasa canggung. Kita lakukan perlahan" sia memegang punggung tangan kelvan yang berada tak jauh dari posisi tangan sia.
Meski hanya beberapa detik, sia menangkap kekecewaan dari wajah kelvan. Hmm itu membuatnya sedih seketika, bahkan setelah makan malam dan mereka sedang berjalan kearah mobil sia memikirkan wajah kelvan yang tampak kecewa tadi.
Beberapa kali ia akan melirik kearah kelvan diam-diam.Saat memasuki mobil sia melamun bahkan saat kelvan memintanya untuk menggunakan seat belt sia bergeming. Untuk kedua kalinya ucapan kelvan tak mendapat respon hingga akhirnya membuat ia mencondongkan diri kearah sia, menarik seat belt milik sia dan menguncinya. Sia tersadar dari lamunannya, mengedipkan matanya beberapa kali melihat wajah kelvan begitu dekat dengannya. Sejujurnya sia ingin mencium kelvan saat ini juga tapi ia ragu. Setelah kelvan kembali pada posisinya, menatap lurus dan bersiap menurunkan hand brake terdengar suara 'klik' dan menatap kearah sumber suara.
Sia segera melepas seat belt miliknya hingga mengeluarkan suara 'klik' membebaskan dirinya agar tak tertahan untuk mendekat kearah kelvan, mencium bibir sang kekasih.
Kelvan masih membuka matanya saat menerima serangan dadakan dari sia, matanya membulat bahkan tangan kirinya masih memegang setir mobil dan tangan kananya masih pada posisi untuk menurunkan hand brake.Sia melepaskan ciumannya dan perlahan kedua tangannya melingkar pada tengkuk kelvan "aku rasa berciuman dalam bukan hal yang terlalu cepat untuk hubungan kita" sembari mendekatkan tengkuk kelvan kearahnya.
Kali ini kelvan tak seperti pria bodoh yang terkejut, tangan kanannya melingkar pada pinggul sia begitu erat hingga membuat sia menggeser posisi duduknya untuk lebih dekat pada kelvan.
Terasa kenyal dan juga basah deru nafas kedua insan itu semakin berat. Hembusan nafas khas dari sia membuat kelvan semakin menggila, pria itu bahkan mendekatkan hidungnya pada bibir atas sia menghirupnya seakan-akan itu sebuah kokain memberi sensasi ketagihan.Sia memegang kedua pipi kelvan dan menariknya untuk kembali melanjutkan ciuman panas itu, kali ini lebih hot bahkan sia mulai memainkan lidahnya dan sesekali ia akan menggigit bibir bawah kelvan. Tangan kelvan yang semula hanya melingkar pada pinggul sia perlahan turun meraih bokong padat itu, meremasnya dan membuat sia semakin dalam mencium kelvan. Kini tangan kiri kelvan mulai meraih paha sia, perlahan ia mengusap lembut bagian dalam paha sia. Perlahan tapi pasti tangan kelvan semakin naik, mendekat pada selangkangan sia dan ibu jari kelvan menyentuh kain yang terasa basah.
Sia melepaskan ciumannya, membuat tangan kelvan berhenti menjelajah.
"Cukup sampai sini selanjutnya akan menyusul" ucap sia dengan senyuman yang begitu indah di bawah pantulan sinar bulan."Sia—"
"Ya?"
"Aku mencintaimu"
"Meski kau mengatakan itu seribu kali pun aku tak ingin lebih dari ciuman" wajah sia meledek kearah kelvan.
"Sial!! Apa aku benar-benar terlihat menginginkannya?"
"Bahkan aku bisa membaca sebuah permohonan di dahi mu hahaha"
"Hahaha"
Mereka berpegangan tangan selama perjalanan, sesekali kelvan mencium kening sia yang berada di bahunya ketika sia melingkarkan tangannya pada lengan kelvan.
***
Prang~
Terdengar suara benda pecah tak lama suara lemparan pada dinding yang menimbulkan suara hantaman keras.
Bugh~
Dave mendorong piring dan gelas yang berada di hadapannya tak lama ia melempar iPadnya kearah dinding, layar itu masih menyala meski terlihat telah retak tapi gambar sia dan kelvan yang sedang berciuman dalam mobil cukup jelas terlihat.
"Brengsek!!! Aku tak akan membuat mu bahagia kelvan!!! Setidaknya atas nama emma aku akan membalaskan dendamnya"
Dave mengepalkan tangannya dan mengingat bayangan emma, sahabat terbaiknya juga cinta pertamanya yang telah meninggalkan dunia yang indah ini untuk selamanya.
(Flashback on)
Emma duduk di kursi taman dekat rumah dave. Ia menggenggam tangannya erat seperti posisi sedang berdoa meski sesekali ia terlihat seakan memainkan kedua ujung kuku jempolnya dengan menggesek hingga mengeluarkan suara tak tak tak.
"Apa yang terjadi?" Dave menyentuh bahu emma dengan nafas terengah-engah.
"Dave—" emma menangis sebelum berhasil mengatakan hal yang begitu menekannya.
Memeluk emma dengan segera dan membelai rambut yang begitu lembut perlahan "katakan secara perlahan aku akan mendengarkannya"
Emma menatap dave kali ini dave dapat melihat wajah emma yang terlihat takut.
"Aku hamil hiks hiks"
(Flashback off)
Dave segera mengambil ponselnya memerintahkan beberapa hal pada orang diseberang telepon, itu perintah yang membawa dampak buruk pada hubungan kelvan dan sia tentunya.
Sia mulai menata beberapa barangnya kedalam koper sambil bersenandung dengan nada yang tak pernah dinyanyikan oleh penyanyi manapun, ya dia bersenandung dengan asal dan terdengar berantakan tapi sia tetap merasa senandungnya begitu indah dan merasa pernah mendengar nada indah seperti itu sebelumnya. Entah dimana.
"Berhenti memasang wajah menyeramkan seperti itu mengingatkan ku dengan topeng anonymous"
Pandangan sia mengarah pada tom ya berdiri di dekat pintu "topeng anonymous? Aku tak tahu apa itu tapi yang aku yakini jika kalimat mu mengandung konotasi negatif"
"Hahaha coba cari di internet itu bukan hal buruk"
"Aku tak mau!" Sia melanjutkan menata beberapa bajunya.
"Kenapa kau menata barang mu sekarang? Bukankah kita pulang 2 hari lagi?" Sebenarnya tom ingin menanyakan hal ini sejak awal tapi teralihkan dengan wajah sia yang tak dapat berhenti tersenyum.
"Aku akan pulang besok hehe jadwal penerbangan telah ku rubah"
"Baiklah hati-hati besok" tom menganggukkan kepalanya.
"Kau juga pulang besok"
"Apa?!"
"Aku merubah jadwal kita berdua hehe"
"Da*n!!" Tom segera bergegas meninggalkan kamar sia.
Sia menghentikan aktifitasnya dan mengambil ponsel, mengetikkan 'tope ng anonymous' dan tatapannya menjadi kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporersex (COMPLETE)
RomanceKelvan adam seorang pria dengan wajah tampan yang mampu membuat wanita manapun akan menggila saat berada diranjang bersamanya, tidak hanya ketampanannya yang mampu menggilakan wanita tapi kekuasaan dan kekayaan bak baju zirah yang melindunginya memb...