Suasana cukup padat bahkan sia harus menciutkan bahunya beberapa kali saat berjalan di tengah lautan manusia yang sedang berburu makanan lezat seperti dirinya. Sebuah keharusan jika berkunjung ke Thailand harus mencoba street food yang begitu lezat kecuali kecoa goreng, membayangkan saja membuat alis berkerut menahan mual, oh...tunggu... mendadak ia tersenyum lebar beberapa detik meski beberapa saat lalu mencoba menahan mual.
Kini wanita itu tertawa lepas begitu melihat kecoa goreng yang telah di jajar rapi pada tusukan sate, wajahnya tampak puas melihat kelvan yang sedari tadi menahan mual setiap menyusuri jalan Khao San. Entah mengapa melihat Kelvan menahan rasa jijiknya memberi kepuasan tersendiri pada Sia dan tertawa hingga wajahnya memerah, jika bukan karena tulang pipinya yang mulai terasa nyeri mungkin ia tak akan berhenti tertawa. Kelvan memutuskan untuk duduk di salah satu meja bulat, permukaan meja itu masih sedikit basah, mungkin karena baru di bersihkan dengan cairan aneh berwarna biru muda dan karena hal ini kelvan enggan meletakkan sikunya di atas meja ia lebih memilih bersedekap. Sia mulai mengeluarkan tissue kering dan membersihkan permukaan meja begitu melihat sikap kelvan yang terlihat enggan.
"Ingin pindah tempat? disini terlalu padat bukan?" kini Sia memasang wajah datar, merasa cukup untuk menyiksa kelvan.
"Aku mengikuti pilihan mu tapi saat ini aku benar-benar tak berselera, ingin memuntahkan kentang yang tadi ku makan"
Mendengar ucapan itu sia segera berdiri dan menarik pergelangan tangan kelvan lembut ia bahkan memimpin jalan. Pandangan mata Kelvan masih mengarah pada pergelangannya, melihat jari mungil Sia bahkan tak bertemu meski telah menggenggamnya. Kelvan memutar sedikit pergelangan dan menarik tangannya kebelakang menggenggam tangan sia tanpa ragu, kini tatapan mereka bertemu seakan waktu berlalu dengan cepat dan hanya mereka yang melambat.
Srupp~
Kelvan mengangkat mangkok mie dan menyesap kaldu, ia tak ingin menyisakan setetes pun meski beberapa saat lalu pria tampan itu mengklaim tak berselera makan. Kalian bisa membayangkan sawang noodle dengan irisan daging babi dan mie yang di buat khusus begitu kenyal dengan kaldu yang tak perlu di ragukan.
"Apa sangat lezat?" senyumnya tertahan tapi matanya menatap kelvan dengan santai.
"Terimakasih untuk makan malamnya" ucapnya ramah dengan tatapan mata yang sedikit menggoda membuat sia mengalihkan pandangannya kikuk.
Kelvan terkekeh melihat sikap manis sia. Kini mereka berdua menyusuri jalanan dengan langkah santai sesekali mereka akan mendatangi salah satu stand mencari makanan penutup dan kecanggungan itu perlahan memudar tanpa di sadari. Perasaan nyaman mulai menyelinap di hati keduanya meninggalkan debaran.
"Kenyang nya~" sia menepuk perutnya pelan.
"Kita balik hotel?"
"Terserah tapi aku akan kembali ke hotel"
"Ok ayo"
Sia terhenti, ia menatap kelvan bingung.
Sia merebahkan tubuhnya mengingat dirinya dan kelvan menghabiskan waktu jalan bersama, mengunjungi tanah kelahirannya bersama kelvan ternyata tak seburuk dugaannya, ia bahkan bisa tertawa lepas. Perhatiannya teralihkan begitu mendengar notifikasi email, sia segera membukanya tapi mimik wajahnya perlahan berubah membaca nama rekan bisnis yang akan ia temui.
"Ternyata ia mengajak ku karena hal ini, BTop" wajahnya tampak kecewa mengetahui alasan tersembunyi Kelvan. Mungkin mengingat sikap Kelvan yang sempat mengajaknya makan malam, menciumnya bahkan mendapati kelvan sedang melihat dirinya dari jauh membuat sia sedikit mengalihkan pandangannya pada Kelvan. Ahh entahlah ia milih untuk tak akan masuk dalam permainan pria itu, menyesali sebuah kenyataan jika Kelvan berhasil mengaduk-aduk perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporersex (COMPLETE)
RomanceKelvan adam seorang pria dengan wajah tampan yang mampu membuat wanita manapun akan menggila saat berada diranjang bersamanya, tidak hanya ketampanannya yang mampu menggilakan wanita tapi kekuasaan dan kekayaan bak baju zirah yang melindunginya memb...