Ch 16

9.7K 296 1
                                    

Ini sudah hari ketiga setelah hilangnya nick secara tiba-tiba terlebih sia belum mengenal keluarga nick karena nick belum sempat mengenalkannya dan ini membuat dirinya semakin kesulitan menemukan nick.

Sia menjalani hari-hari dengan tenang saat dikantor, kelvan tak mengusiknya pria itu mulai disibukkan dengan project baru yang begitu besar.
Sia membuka ponselnya melihat foto dirinya dengan nick, ia menghela nafas besar. Menyesakkan tapi sia mencoba terbiasa.

"Sia keruangan saya" terdengar suara kelvan yang muncul dari interkom di atas mejanya.

Sia mengatupkan bibirnya saat kalimat perintah itu selesai diucapkan kelvan dan segera menuju ruangan kelvan, ia tak dapat menebak tugas apa yang akan ia terima.
Sia mengetuk dan berdiri didepan meja kelvan, pria itu meminta dirinya duduk dan memberikan dokumen. Sia mulai membukanya dan membacanya dengan seksama dengan tenang dan menit selanjutnya alisnya berkerut dengan mata yang membulat.

"Aku tidak dapat melakukannya" ucap sia menutup dokumen tersebut dan meletakkannya di depan kelvan.

"Aku tahu ini tak masuk akal tapi investor utama kita meminta kamu untuk ikut andil dalam project ini"

"Investor utama? Apa dari BTop?" Sia mengangkat satu alisnya, ia menduga jika ayah pim dalang dibalik semua ini tapi dugaan itu salah.

"Dia percaya jika kamu terlibat di dalam project ini semua akan berjalan lancar"

"Maaf.." sia berdiri dari posisinya bersiap meninggalkan ruangan kelvan tapi langkah kakinya terhenti beberapa saat mendengar ucapan kelvan.

Sia melihat kalendar duduk yang berada di atas mejanya.
"Lusa aku akan kembali ke Boston" ucapnya pelan.

Disisi lain beberapa saat lalu sebelum sia datang keruangan kelvan.
Pria itu melakukan video call dengan dave, wajahnya terlihat tak puas saat video call itu berakhir.

"Aku ingin sia menjadi manajer produksi"

"Bagaimana mungkin"

"Bukankah tugas sia adalah membantu mu? Menyelesaikan project ini juga termasuk membantu mu bukan?" Dave tersenyum dilayar ponselnya.

Kelvan berusaha untuk menjelaskan jika hal tersebut tak memungkinkan terjadi tapi kali ini dave mengancam untuk menarik investasinya dan membuat kelvan mengalah. Sebenarnya kelvan bisa saja memutuskan kerja sama dengan dave, persetan tentang investor utama tapi saat ini dipikiran kelvan berlangsungnya project ini dengan cepat adalah yang utama meski membuat sia terlibat dalam hal ini.

Tanpa di sadari keputusan yang ia buat saat ini akan mengantar dirinya pada penyesalan dikemudian hari. Entahlah... Penyesalan apa yang akan datang, kelvan tak benar-benar sadar bagaimana perasaannya pada sia.
Penasaran? Atau karena sia berbeda dan hal itu membuat kelvan semakin terpacu hanya untuk mendapatkan sia, lalu setelah ia dapatkan sia apa yang akan terjadi? Kelvan belum memikirkan hal seperti itu dan itu kesalahan pertama yang ia buat.

Sia meletakkan pipinya di atas meja kerja, jam makan siang masih tersisa 37 menit dan memutuskan untuk memejamkan mata beberapa saat sebelum waktu istirahat berakhir tapi ia tak dapat menutup matanya, ucapan kelvan berputar di atas kepalanya.

"Jika kamu tidak menyetujui ini maka kita akan kehilangan investor utama"

"Lalu kenapa jika kehilangan? Kenapa aku harus memusingkannya?" Ucapnya dalam hati dan kembali memaksa menutup matanya.

1..2..3..

Sia kembali membuka matanya kali ini tatapan matanya terlihat sedih
"tapi kelvan begitu ingin jika project ini segera berjalan, dia akan sedih jika harus menundanya dan mencari investor lain. Belum tentu ada orang yang mau menjadi investor utama, dan itu memakan banyak waktu mencari investor" ucapnya dalam hati.

"Entahlah aku tak ingin memikirkannya" ucapnya pelan dan segera menegapkan posisi duduknya tanpa sengaja menatap kelvan yang sedang duduk di kursi kerjanya dan  menatap kearah sia.

Sia mengerjapkan matanya dan segera mengalihkan pandangan kearah monitor di depannya, membuka email dan mengecek laporan yang telah ia susun.

"Apa malam ini kita bisa makan malam bersama?" Sia membaca email itu pelan, perlahan bola matanya mengarah pada nama pengirim, dave.

Sia berjalan menuju pintu keluar, berdiri di depan lobi kantor dan melihat jam tangan.
" Apa aku telat?" Dave membukakan pintu untuk sia.

"Tidak"

"Apa kamu menunggu lama?"

"Tidak aku baru berdiri beberapa detik sebelum kamu datang"

Dave tertawa tiba-tiba hal itu membuat sia kebingungan, ia tak merasa tadi sedang membuat lelucon.

"Maaf, kamu begitu lucu. Bagaimana mungkin sekarang kamu bisa berbicara dengan santai" dave mengingat sikap sia yang begitu kaku dan formal saat sia berbicara dengannya di dalam kantor. Wanita itu akan mengucapkan 'saya' dan 'anda' dalam percakapan.

Sia tersenyum "aku rasa itu telah menjadi kebiasaan tanpa aku sadari"

Mereka mulai menyantap makanan yang telah di pesan beberapa saat lalu, sia menyantapnya dengan tenang. Hingga akhirnya ia mendongakkan kepalanya begitu mendengar ucapan dave.

"Aku investor utama itu" ucap dave tiba-tiba.

Dan tentunya sia membutuhkan sedikit waktu untuk dapat memahami ucapan dave dan saat ia mulai sadar tentang maksud ucapan dave sia tersedak.

"Dia investor utama?" Ucap sia dalam hati.

________________

To be continue...

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang