Ch 30

5.8K 182 0
                                    

Sia bangkit dan berjalan menuju ruang kerja kelvan perlahan langkah kakinya melambat saat mendengar suara kelvan sedang berbicara dengan seseorang. Seorang wanita—
Kedua tangan sia mengepal melihat wanita dengan seragam pelayan berada di ruang kerja kelvan melalui kaca yang menjadi penghias pintu. Mungkin sia hanya bisa menangis jika seseorang melukai hatinya tapi tidak dengan seseorang yang berusaha merebut miliknya, ia akan mengeluarkan taring dan cakarnya. Jika dulu sia  akan menangis keluar melihat kelvan dan anna melakukan hubungan badan di kantor untuk kali ini sia melangkah maju membuka pintu kerja kelvan tanpa sebuah keraguan.

Klek~

Sia membuka pintu kerja itu, melempar senyum pepsodent pada kelvan dan berjalan mendekat. Bola matanya bergerak cepat melihat wanita dengan pakaian pelayan yang menundukkan kepalanya begitu sia datang, sia melihat jika pipi kanannya basah— wanita itu menangis. Sia mengalihkan pandangannya ke arah kelvan, wajahnya tampak sedikit menegang melihat kedatangan sia secara tiba-tiba. Kini sia mengamati setiap kancing kelvan yang tak terlihat berantakan begitu juga celana dan rambutnya, ia tahu jika kelvan tak melakukan hal buruk bersama pelayan itu.

"Kau bisa pergi sekarang Lidya"

Lidya menjawab perintah kelvan dan suaranya terdengar parau. Sia segera duduk di pangkuan kelvan dan memeluknya, mengeluarkan suara imut jika ia telah merindukan kelvan meski hanya terpisah oleh tembok tapi ia tak dapat menahannya, tentu saja sia sengaja melakukannya sebelum lidya keluar dari ruang kerja kelvan. Awalnya kelvan terkejut dengan sikap sia yang tampak aneh tapi ia tak menggubrisnya karena sia terlihat sangat menggemaskan saat ini.

"Kenapa pelayan itu ada disini? Bukankah dia bertanggung jawab untuk urusan dapur? Aku tak melihat kudapan di atas meja kerjamu"

"Tak apa dia hanya ingin cuti tapi aku tak mengizinkan karena di dapur membutuhkan dirinya"

"Bohong" ucap sia dalam hati.
"Kalau begitu biarkan dia mengambil cuti, aku akan menggantikan dia di dapur membantu liam menyiapkan makanan untuk kita" sia memasang wajah cerianya.

"Aku tak mungkin membiarkan nyonya rumah ini melakukan pekerjaan dapur"

"Nyonya?" Sia mengulang kata itu dalam hatinya.
"Apa pekerjaanmu sudah selesai?"

"Belum tapi besok aku rasa semua akan selesai"

"Butuh bantuan?"

"Aku tak ingin membuat mu bekerja saat weekend" kelvan mengecup kening sia.

Sia memeluk kelvan erat bahkan saat mereka menuju kamar bersama dan sia tetap memeluk kelvan, kali ini sia tampak seperti koala yang sedang memeluk pohon tentu saja kelvan mendadak menjadi pohonnya.
Sia mencari posisi nyaman di lengan kelvan saat berada di ranjang bersama, sesekali ia akan mencium kelvan dan kembali menenggelamkan wajahnya pada dada kelvan. Ia sangat suka mendengar detak jantung itu, tapi kenyamananya terusik begitu bayangan lidya muncul. Mengapa ia menangis di ruang kerja kelvan dan wajah kelvan tampak menegang beberapa detik, sia sungguh penasaran dengan hal ini.

"Kel?"

"Ya?"

"Apa kau gugup saat bersama ku?"

"Tentu... Kau bisa mendengarnya dari detak jantung ku yang seakan ingin melompat keluar"

"Tapi dimata ku kau sama sekali tak tampak gugup"

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang