Ch 29

5.7K 183 0
                                    

Sia membeku beberapa saat, bukan karena kedinginan tapi karena ia cemas menerka kemana arah pembicaraan ini. Baginya ini terlalu cepat, hubungan mereka bahkan baru menyentuh dua bulan dan hal seperti pertunangan atau bahkan pernikahan akan terdengar tak masuk akal. Sia bahkan belum mengenal kelvan dengan baik begitu juga sebaliknya, mengucap sebuah janji sehidup semati tak sama seperti kau akan bersumpah untuk tak akan lupa mematikan lampu kamar mandi.

"Apa kau mau—"

"Kelvan aku sangat kedinginan badan  ku terasa sakit, mungkin kita terlalu lama berada di luar" sia memotong kalimat kelvan secara tiba-tiba.
"Maaf kelvan beri aku waktu" ucapnya dalam hati dan segera berlari masuk kedalam mobil.

Apa kelvan terkejut dengan sikap sia? Tentu saja, ia bahkan memutuskan menunda untuk melanjutkan kalimatnya dan menunggu waktu yang tepat meski dalam hatinya kelvan memikirkan banyak jawaban untuk menjelaskan sikap sia tadi. Berpikir jika sia memang benar-benar kedinginan atau jika sia membutuhkan waktu untuk saling mengenal meski sejujurnya pikiran jika sia tak inginkan hubungan yang serius terkadang muncul mengusik hatinya. Disisi lain sia sibuk berkelut dengan rasa bersalahnya dan bagaimana caranya untuk mencairkan suasana.

Tatapannya kosong dan tak berarah dengan langkah kaki yang semakin melambat. Terdengar beberapa kali namanya di panggil tapi hal itu tak berhasil membuatnya kembali sadar hingga akhirnya kelvan cukup meninggikan suaranya memanggil nama sia dan hal tersebut berhasil membuat sia mengerjapkan matanya. Kali ini ia benar-benar sadar.

"Ya kena-a" kalimatnya terhenti dan melihat kelvan berdiri tepat di depannya.

"Maaf" sia memijat pelipisnya meski tak ada rasa pusing yang mendera tapi entah mengapa ia melakukan gerakan seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf" sia memijat pelipisnya meski tak ada rasa pusing yang mendera tapi entah mengapa ia melakukan gerakan seperti itu.

"Apa kau pusing?" Kelvan mendekat dan merangkul sia.

"Sedikit" ucapnya pelan.
"Kenapa aku harus berbohong pada kelvan? Ada apa dengan ku!!" Ucapnya dalam hati.

"Aku akan meminta liam menyiapkan makanan dan obat"

"Tak perlu, aku hanya ingin berada di pelukan mu karena lusa aku tak bisa melihat mu beberapa hari"

Kelvan mendaratkan sebuah kecupan di kening sia, kecupan yang cukup lama dan terasa sangat dalam diikuti dengan pelukan hangat kelvan. Sia bahkan dapat mendengar degup jantung kelvan saat ia membenamkan wajahnya di dada kelvan.

"Aku mendengar detak jantungmu dan hal ini membuat ku merasa nyaman, aku ingin seperti ini lebih lama" sia mengeratkan pelukannya dan mendapat perlakuan sama dari kelvan, mereka mengeratkan pelukan dalam keresahan.

Sia membuka ponselnya, membaca beberapa email seputar pekerjaan dan beberapa pesan dari tom yang menanyakan keberadaannya.

"Aku akan melaporkan berita orang hilang kekantor polisi jika besok kau masih tak memberikan kabar" sia membacanya dan terkekeh, ia penasaran bagaimana wajah tom saat mengetik pesan tersebut.

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang