Tok tok tok...
Ketukan itu terdengar tergesa-gesa tak sabar berharap seseorang segera membukakan pintu.
"Siapa yang datang?" Ucap carol yang berada di dapur, ia yakin jika suaranya dapat terdengar oleh tom yang bertugas membuka pintu karena sia sedang di kamarnya, tidur lebih awal pikir carol.
Tom memberi tatapan tak suka pada kelvan sedangkan kelvan menatap tom bingung. Ia merasa tak asing dengan wajah tom hanya saja ia melupakan dimana wajah itu pernah ia lihat.
"Apa ada paket?" Ucap tom ketus.
Tom tak mampu untuk menahan ucapan kasar itu, bagaimana mungkin pengirim paket berpenampilan keren dan mengendarai mobil mewah berwarna merah yang terparkir tepat di depan rumah sia.
"Maaf tapi saya rekan kerja sia, apa sia—"
"Ada, dia sedang menangis di atas. Katanya dia bertemu dengan orang bodoh dan orang itu melukai hatinya"
Kelvan mengangkat satu alisnya kali ini dia ingat dimana ia pernah melihat pria yang saat ini berbicara dengannya, di bandara. Pria ini menjemput sia sepulang dari perjalanan bisnisnya.
"Mengapa pria ini ada disini? Apa dia kekasih baru sia? Bukan... bukan... atau kakak sia?" Kelvan sibuk dengan suara hatinya dan pandangan mata itu tak pernah lepas dari tom.
Carol menghampiri mereka dan ini berakhir dengan duduk bersama ditemani teh hangat menunggu sia turun. Ya Carol yang memanggil sia untuk menemui kelvan, rekan kerjanya meski ia tahu bahwa kelvan bukan rekan kerja biasa. Tom menyipitkan matanya, menatap kelvan yang kini menatap sia.
"Baiklah aku akan masuk bersama tom, kalian bicara berdua dulu" wanita itu memberi tanda untuk tom agar segera beranjak dari posisinya tapi saat ini tom berubah keras kepala hingga membuat dirinya menarik tom secara paksa.
"Ada apa?" Sia tak menatap kelvan, ia tak cukup berani untuk melakukannya.
"Kalau aku meminta maaf tentang sikap ku sore tadi aku rasa kamu tak akan memaafkannya bukan?" Kelvan memelankan kalimatnya dan tampak menyesali itu.
"Jadi aku ingin menjawab hal yang tak mampu aku jawab tadi" lanjutnya.Sia mendongak menatap kelvan kini kelvan dapat melihat dengan jelas jika kedua mata itu merah dan bengkak.
"Aku mencintai mu, maaf jika aku terlambat menyadari hal ini. Aku belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya" kelvan menatap sia beberapa saat dan detik berikutnya sia meneteskan air mata memeluk dirinya. Ia menegang saat sia semakin mengeratkan pelukan itu dan membuat dirinya tak kuasa untuk membalas pelukan hangat sia.
Mereka berpelukan meski tangisan sia semakin kencang dan kelvan sadar jika cintanya tak bertepuk sebelah tangan, ia merasa benar-benar bahagia.Kini sia menatap kelvan, sejujurnya wanita ini ingin mengatakan jika dirinya senang mendengar perkataan kelvan beberapa saat lalu tapi bibirnya tak sejalan dengan hatinya dan lebih berpihak dengan logikanya. Sia butuh waktu, waktu untuk memastika perasaanya terlebih ia merasa jika nick dan dia baru putus seminggu lalu dan ini terjadi begitu cepat, ia juga ingin melihat kesungguhan kelvan.
Kelvan menyetujui tapi carol menyela secara tiba-tiba, berpendapat jika hal itu dapat di lakukan sembari menjalin sebuah hubungan.
Kali ini sia menatap kelvan dengan senyuman dan berkata—"Baiklah, hari ini kita berpacaran"
Kelvan menggenggam erat tangan sia, ia beruntung mendapat wejangan dari suttat, ibu tirinya. Setidaknya wanita itu terlihat sedang menjalankan perannya sebagai seorang ibu bagi kelvan.
Dave menerima telepon dengan nomor tak diketahui, tatapannya berubah beringas dan segera melempar ponselnya.
"Brengsek bagaimana bisa ia berpelukan dengan kelvan padahal kemarin mereka tampak menjauh arrrggg" ucapnya dan diakhiri dengan teriak yang begitu nyaring.
"Aku bahkan sedang menyiapkan hadiah natal untuk mu sia" dave mengeraskan kepalannya dan menatap ruangan yang telah ia tata seorang diri untuk makan malam.Sia melambaikan tangannya dan menatap kelvan yang perlahan menjauh, saat hendak melangkah masuk kearah pintu ia melihat tom yang menatapnya aneh dari dalam jendela ruang tamu.
"Ada apa dengan tatapan itu?"
"Apa kau yakin menjalin hubungan dengan kelvan?" Tom terdengar ragu.
Sia menatap tom lekat-lekat, ia sadar jika tom khawatir dengannya tapi kali ini sia merasa yakin dengan pilihannya dan tentu saja tom tak dapat berkata-kata lagi. Tom pun memutuskan untuk mendukung keputusan sia berharap sahabatnya akan bahagia bersama kelvan.
Sia terbangun dengan suara berisik dari lantai bawah, seperti sebuah ketukan dan suara carol yang menyuruh tom untuk lebih berhati-hati mengupas kenari.
Memutuskan untuk segera turun melihat apa yang terjadi dan tentunya pemandangan hangat menyambutnya. Melihat tom dan ibunya mengenakan apron sembari memasak untuk makan malam nanti yang terasa special. Nanti malam adalah malam natal, dimana waktu semua keluarga akan berkumpul meramaikan rumah. Setiap natal semua keluarga carol akan berkumpul disini dan juga kedua orang tua tom karena anak semata wayang mereka memaksa untuk bersama sia.Meski terkadang kedua orang tua tom mengatakan jika mereka menginginkan sia menjadi menantu mereka lantaran tom yang begitu menempel dan selalu mendengarkan perkataan sia. Tapi tom selalu berkata jika sia tak cukup baik baginya dan itu membuat sia memaksakan senyumannya untuk menutupi perasaan jengkel terhadap tom sembari mencubit pinggang sahabatnya dengan kencang.
"Apa ada yang bisa aku bantu" sia melanjutkan langkahnya menuruni anak tangga.
Tok tok tok...
Mereka kompak menatap kearah sumber suara, pintu depan.
"Lebih baik aku yang membukakannya" sia berjalan santai tanpa menyadari jika carol dan tom saling melempar senyum.
"Hai, apa tidur mu nyenyak?" Kelvan tersenyum lebar dan membawa bunga mawar merah.
Sia mengedipkan matanya beberapa kali, ia mengingat kejadian semalam jika dirinya telah resmi berpacaran dengan kelvan dan itu membuat pipinya merona seketika.
Matanya membulat dan segera lari menuju kamarnya."Bodoh!! Aku tidak menggunakan riasan" sia segera meraih apapun yang ia lihat tapi gerakan itu berhenti seketika mengingat kelvan yang telah melihat wajahnya yang begitu buruk saat baru bangun tidur, bengkak menyeluruh.
"Ini pasti ulah tom sialan" ia mengepalkan tangganya tapi segera tersadar untuk menyelesaikan riasannya dengan cepat.Di waktu bersamaan kelvan menutup tawanya dengan punggung tangannya.
"Bagaimana bisa dia memasah wajah seimut itu"———————
Bonus foto sia dengan bunga pemberian kelvan, ini diambil saat usai makan malam
Dan maaf jika aku sempat tidak up selama 7 hari 😣
(Membungkuk 90°)
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporersex (COMPLETE)
RomanceKelvan adam seorang pria dengan wajah tampan yang mampu membuat wanita manapun akan menggila saat berada diranjang bersamanya, tidak hanya ketampanannya yang mampu menggilakan wanita tapi kekuasaan dan kekayaan bak baju zirah yang melindunginya memb...