Ch 27

6.4K 211 1
                                    

Sia telah membersihkan diri dan mengeringkan rambutnya bersiap untuk tidur, seharusnya kesegaran dan ketenangan yang ia dapatkan tapi kali ini tak ada ketenangan sama sekali dalam hatinya. Ia berjalan keluar dari kamar mandi melihat kelvan yang sedang menyandarkan punggung di sisi ranjang tidur miliknya. Sia mendekat dengan langkah yang berat, berusaha menelan salivanya dan mencoba membaringkan tubuh mencari posisi yang nyaman.

Kelvan melirik punggung sia dan segera meletakkan ponselnya, ia mendekat kearah sia. Nafasnya yang berhembus dengan hangat kearah tengkuk sia berhasil membuat sia meringkuk geli. Kelvan tahu jika tengkuk adalah hal yang sensitive bagi wanita, ia mencoba untuk mencium bahu sia yang terasa sangat lembut saat bersentuhan dengan bibirnya dan tentunya jenggot tipis milik kelvan berhasil memberikan sensasi geli yang membuat tubuh sia semakin bergairah. 

"Ahh" Tanpa sadar erangan indah itu keluar dari bibir sia membuat kelvan semakin bergairah, ia ingin mendengar erangan yang lebih sexy dan keras.

Perlahan kelvan mulai melumat bibir sia, terasa kenyal dan basah ketika setiap lidah saling melakukan sentuhan dan ciuman itu semakin dalam saat kelvan berhasil memasukkan jari tengahnya ke va*ina sia, tubuh sia menegang saat menikmati setiap permainan kelvan dan kelvan tahu jika itu adalah tanda sia telah keluar. Kelvan memposisikan dirinya berada di atas sia. Melebarkan kedua kakinya dan mulai menerbangkan burungnya kedalam sangkar milik wanita yang ia cintai. 

"Ahh-ah pel-an pe-lan kelv ahh" Sia tak mengucapkannya dengan jelas tapi kelvan segera memelankan gerakannya, jauh lebih pelan.

Ini akan menjadi malam yang panjang bagi mereka karena kelvan tak akan cukup jika hanya melakukan satu ronde. Pria itu jauh lebih kuat dari yang sia pikirkan.

Tak..tak..tak..

terdengar langkah kaki seseorang yang sedang menuruni tangga, sia segera melihat Kelvan sibuk dengan laptop yang berada di pangkuannya. Pria itu tersenyum dengan ceria meski cuaca diluar sana tak seceria senyumannya. Hari ini sangat dingin dan membuat sia khawatir dengan tubuhnya yang mungkin terasa sakit sekujur badan. 

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku membeli beberapa pakaian untuk aku letakkan di rumah mu"

Sia tak menanggapi ucapan kelvan dan segera membuat sarapan untuk mereka berdua meski sesekali suaranya akan meninggi menanyakan kelvan ingin minum kopi/susu/teh atau makan oat/roti dan kelvan menjawabnya singkat karena sibuk berbelanja di pagi hari.

Tring~

Sebuah pesan dari tommy yang berhasil menyita perhatian kelvan dan berjalan menuju dapur untuk membacakan pesan tersebut dengan suaranya yang terdengar cukup berat.

"Kenakan pakaian yang super tebal, hari ini cuaca tak bersahabat dengan tubuh mu" 

Sia tersenyum saat mendengar pesan tom dan meminta kelvan untuk membalasnya 'jangan khawatir tom' tapi nyatanya kelvan hanya membalas 'ya'. Kelvan cemburu dengan sebuah pesan perhatian dari tom, sahabat masa kecil sia.

"Kenapa wajah mu berubah menjadi mendung?" Sia menyadari perubahan wajah kelvan.

"Tak apa"

Meski kelvan berkata seperti itu tapi dalam hatinya ia merasa resah dan berpikir cukup dalam, apakah mungkin pertemanan antara wanita dan pria tanpa adanya secuil perasaan. Hmmm itu terdengar mustahil baginya.

Beberapa hari ini hubungan sia dan kelvan semakin menghangat terlepas dari perasaan cemburu kelvan dan rasa resah terhadap dave. Beberapa karyawan mengetahui kedekatan mereka dan beranggapan jika sia seorang gold digger karena jarak sia bergabung dengan perusahaan kelvan tak lama tapi ia berhasil memikat sang pemilik. Beberapa kubu tercipta ada yang mendukung dan menggunjing hal ini tapi beruntunglah jika desas desus buruk tentang dirinya tak terdengar sampai telinganya dan kelvan hingga pada suatu saat ketika dirinya berada di toilet dan mendengar tentang percakapan beberapa wanita yang menjelekkan namanya. Sia bukan wanita kasar dan pemberani yang mungkin akan muncul dari balik bilik dan merobek bibir pedas yang melukai hatinya. Sayangnya ia akan memendamnya dan menangis mengingat setiap perkataan buruk itu. Kelvan bukan pria bodoh atau tak peduli dengan perubahan wajah sia seperti saat awal bertemu, ia sangat sadar jika terjadi perubahan pada diri sia. Kali ini kedua mata sia memerah dan bengkak, tanda jika sang kekasih menangis beberapa saat lalu.

"Apa ada hal buruk yang terjadi?" Kelvan menanyakan dengan nada yang rendah ketika dengan sengaja meminta sia datang keruangan nya.

"Tak ada" sia menunduk berusaha menahan air matanya agar tak menerobos keluar tapi hal itu sia-sia dan membuat kelvan segera memeluk sia, mengelus punggungnya lembut tanpa memperdulikan beberapa karyawan wanitanya melihat mereka dari luar sana karena kaca Q-film yang tak diburamkan.

Tak ada penjelasan apapun dari sia selama ia di kantor dan hal itu membuat kelvan tak nyaman hingga memutuskan untuk bermalam bersama sia, kali ini sia yang akan ke rumah kelvan. Apa sia tahu tentang rencana kelvan? Tentu saja tidak. Kelvan selalu memutuskan semuanya dan tak menanyakan pendapat sia, kalaupun kelvan menanyakan pendapat pada akhirnya ia hanya bersikap seenaknya. Menyebalkan memang tapi sia wanita yang sabar, entahlah sejauh mana batas kesabarannya.
Kelvan mulai mengendarai mobil menuju mansion miliknya dan sia terlihat bingung tapi ia tak dapat berbuat apa-apa. Lagipula ada hal penting yang akan sia sampaikan dan lebih baik jika ia membicarakannya nanti.

Sia menganga melihat mansion kelvan, ia tak percaya jika kekasihnya memiliki selera seunik ini dalam desain rumah. Jika kalian sering membaca komik tentang kerajaan dengan pangeran tampan yang tinggal di istana seperti itulah gambaran kelvan dan juga mansionnya. Semakin dalam langkah kakinya menyusui setiap ruangan membuat sia kesulitan untuk mengatupkan bibirnya.

"Apa kau bisa menutup bibir mu? Kau terlihat sangat lucu" kelvan berusaha menahan tawanya tapi ia tak mampu setelah mengatakan kalimat tersebut. Wajah sia benar-benar tampak konyol.

"Ada berapa pelayan yang kau miliki?"

"Entah lah aku memiliki satu orang kepercayaan yang mengurus semua ini, liam kemarilah"

Pria dengan pakaian putih rapih dan rambut putih yang terlihat jarang di kulit kepalanya bagian belakang itu mendekat. Liam tersenyum membuat kerutan di ekor matanya semakin dalam.

"Perkenalkan saya liam, kepala pengurus"

Sia membalas perkenalan liam dengan senyum kakunya, sejujurnya situasi ini sangat asing baginya. Ia butuh waktu untuk membiasakan diri.

"Jika ada sesuatu yang nona butuhkan cukup cari saya, saya akan mengurus semua kebutuhan nona secara langsung"

Sia menatap kelvan, alisnya berkerut seakan berkata 'apa maksud kalimatnya?' tapi kelvan hanya tersenyum dan meminta liam untuk mengurus makan malam serta pakaian sia.

"Kel—"

"Bermalam lah disini beberapa hari"

Sia menghembuskan nafas panjang sejujurnya ia senang dengan sikap kelvan tapi entah mengapa ada rasa khawatir dalam hatinya.

"Kelvan kau tidak menjawab pertanyaan ku, ada berapa pelayan wanita disini?"

"Kenapa?"

Sia menekuk bibirnya cemberut dan melangkah menjauh meninggalkan kelvan.

"Mau kemana? Kau salah arah"

"Sial!!"
Sia segera merubah arahnya sesuai dengan arah telunjuk kelvan. Rasa malu membuatnya tak dapat berkata-kata meski sia mendengar dengan jelas jika kelvan sedang menahan tawanya di belakang sana.

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang