Ch 4

20.3K 534 6
                                    

Kelvan mulai membuka matanya, pandangnya masih kabur dan kepalanya terasa berat. Ia masih dengan posisi telungkup berusaha mencari ponsel miliknya di nakas.

"Sh*t!! Aku telat kekantor" Ia segera mengambil posisi duduk dan melihat punggung wanita yang sedang terlelap disampingnya. Pria itu perlahan mengingat kejadian semalam saat bercinta dengan wanita yang baru ia kenal beberapa jam yang lalu. Kelvan melihat tanggal di ponselnya dan sadar jika lusa ia akan pergi dengan sia.
"Kenapa wanita itu memenuhi pikiran ku seperti ini" ucapnya kasar dan membuat wanita yang semula tidur perlahan terbangun.

"Kamu sudah bangun" wanita itu mencoba menutupi tubuhnya dengan selimut.

Entah mengapa kelvan terlihat tak selera melihat sikap wanita tersebut dan mengangkat satu alisnya. Ia membuka dompet dan memberikan C$10.000 lalu bergegas mengambil kemejanya meski rasa pening menerjang tapi ia harus memaksa diri untuk segera pergi ke kantor.

"Aku harap kita tidak akan bertemu lagi, uang itu cukup untuk membayar layanan mu" ucapnya dan segera menghilang dibalik pintu.

Anna mengerutkan dahinya, ia ingat betul jika kemarin kelvan menggunakan kemeja hijau gelap dengan celana yang berwarna soft tapi pakaian itu terlihat lagi di hari ini. Segera anna mengikuti kelvan masuk keruang kerja dan mulai membantu kelvan memilihkan baju kerja yang ada di ruangan pribadinya jika menghadapi situasi tak terduga.

"Apa kau tak pulang?" Anna mulai membuka suaranya sembari mengancing hem yang telah melekat pada kelvan.

"Ya"

"Kenapa tidak menghubungi ku? Aku tahu jika kamu tertekan karena pekerja-"

Kelvan menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan dan segera memotong kalimat anna.
"Bukankah kau sedang bersama tunangan mu? Kau sendiri yang bilang pada ku kemarin sore"

Anna mulai mendekatkan tubuhnya pada kelvan, ia mulai mencium kelvan secara pelan....pelan.... dan ciuman itu menjadi semakin dalam saat lidah mereka mulai menggeliat secara liar.

"Anna-"

Anna mengehentikan lumatannya saat suara kelvan terdengar menggantung

"Ada apa?"

"Aku tidak berselera, kepala ku masih pusing"

Untuk pertama kalinya anna menerima penolakan dari kelvan, entah apa yang membuat kelvan tak berselera padahal ia pria yang mampu menerbangkan burungnya secara bebas dengan kondisi tubuh yang kurang fit sekalipun. Ia benar-benar menyukai tubuh wanita.
Anna hanya mampu mengikuti perkataan kelvan meski ia merasa kesal juga malu.

"Tolong panggilkan fressia" ucapnya, begitu melihat anna yang hendak membuka pintu ruangnya dan berjalan keluar. Kelvan hanya menerima anggukan tegas dari anna dan beranjak keluar meninggalkan kelvan seorang diri.

Sia menatapnya ragu, ia bahkan tidak mengerti mengapa sang bos memanggilnya saat ia tak melakukan kesalahan.

"Lusa kita akan berangkat, aku harap kamu telah mempersiapkan penginapan dan transportasi kita selama disana" ucapnya sambil mengamati sia dari ujung kaki hingga kepala.

Melihat kelvan yang sedang mengedarkan pandangannya pada tubuh sia membuat wanita cantik itu seketika merasa tak nyaman, ia ingin segera pergi dari ruangan kelvan yang terasa lebih seram di banding ruang dosen.
"Baik, apakah ada yang ingin anda bicarakan lagi pak? Saya memiliki banyak pekerjaan sebelum perjalanan bisnis lusa besok"

"Emmm..." kelvan tampak ragu, ia menimbang kalimat yang akan ia lontarkan.

Mengapa ia terlihat begitu hati-hati memfilter ucapannya, ucap sia dalam hati mengamati sikap kelvan yang tampak aneh hari ini.
"Kalau begitu saya undur diri" sia mulai membalikkan tubuhnya dan segera melangkah tanpa ragu hingga suara kelvan terdengar cukup lantang membuat langkahnya terhenti dan membalikkan tubuh dengan satu alis yang terangkat.

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang