Kelvan meminta liam untuk segera menyiapkan makan malam yang lezat untuknya dan juga sia, ini merupakan perayaan kecil menyambut kedatangan sia pertama kalinya. Meski ada kejadian lucu karena sia hampir saja berjalan ke arah gudang dan kelvan menunjuk arah jalan yang benar, ia tahu jika sia sedang merajuk. Sia telah mengelilingi rumah kelvan, meski bangunan itu sangat besar ia tak memiliki kesulitan untuk mengingat setiap letak ruangan.
Kelvan melihat jam tangannya, 37 menit telah berlalu hitungnya.
"Ayo kita makan malam, aku rasa liam telah selesai menyiapkannya"Sia mengangguk setuju dan berjalan sejajar dengan kelvan, sesekali kelvan akan melirik langkah kaki sia dan berusaha mengatur jarak langkahnya agar tak terlalu lebar.
Dentingan alat makan memecahkan kesunyian yang sempat terjadi beberapa saat di antara kelvan dan sia. Mereka berdua tampak sedang memikirkan hal lain dan memiliki keraguan yang tersirat di wajah masing-masing. Kelvan ingin menanyakan mengapa sia menangis tadi siang dan sia menimbang untuk membahas soal karyawisata yang akan ia lalukan tiga hari lagi."Kel?-" nada suara sia terdengar tergantung, matanya melirik kearah kelvan yang saat ini menatapnya dan menghentikan gerakan garpunya.
"Ada apa sayang?"
"Emm... Tiga hari lagi aku akan melakukan karyawisata dengan kru film dan akan menginap selama tiga hari-" sia menghentikan kalimatnya menunggu reaksi kelvan dan tak ada reaksi yang terjadi beberapa detik, membuat sia melanjutkan kalimatnya.
"Disana akan ada banyak orang jadi kau jangan khawatir""Apa dave aka ikut?" Kelvan melanjutkan gerak garpunya dan sebelum ia melahap irisan daging yang tertancap di ujung garpu ia mulai melanjutkan ucapannya dengan nada datar.
"Pasti dia ada di sana, dia punya cukup kuasa""Emm ya" sia menjawabnya singkat.
"Dimana lokasinya?"
"San Francisco"
Setelah sia menjawabnya suasana menjadi canggung dan tak ada obrolan yang berlanjut. Sejujurnya ia tak mengerti mengapa ia merasa takut menyebut nama dave di depan kelvan karena wajah kelvan akan berubah menjadi dingin.
"Apa kau marah pada ku?" Sia tak tahan dengan sikap kelvan yang menjadi pendiam secara tiba-tiba.
"Aku marah pada diri ku, tak seharusnya aku membiarkan mu seperti ini"
"Aku hanya akan bertemu dengannya saat karyawisata ini, lalu sisanya aku akan bekerja secara remote"
"Tenang saja, aku akan mengurusnya-"
Sia menggenggam punggung tangan kelvan dan memotong kalimatnya.
"Aku akan mengurusnya secara profesional tolong percayalah. Everything gona be okay"Tak~
Sia refleks melihat kearah sumber suara, wanita dengan seragam pelayan mendekat membawa hidangan penutup. Sorot matanya tampak tak suka saat menatap sia dan sia cukup mengerti mengapa pelayan wanita itu bersikap lancang terhadapnya hanya saja ia tak ingin membahas hal ini dengan kelvan sekarang. Sia berdiri membuat kursinya terdorong kebelakang, ia mendekat kearah kekasihnya dan melingkarkan kedua tangannya di pundak kelvan.
"Aku akan bermalam beberapa hari untuk membuat mu tenang sebelum berangkat"
Begitu mendengar ucapan sia kelvan menatap kearah sia, kali ini wajahnya terlihat lebih ceria saat mendengar ucapan tersebut. Kelvan menarik pinggul sia membuat wanita itu saat ini duduk di pangkuannya dan perlahan menciumnya dengan lembut tanpa memperdulikan sosok wanita dengan seragam pelayan yang berada di sisi lain melihat dengan tatapan penuh kebencian.
Sia melirik kearahnya dan kembali melanjutkan lumatannya, setidaknya ia berhasil mendeklarasikan jika kelvan miliknya sepenuhnya jadi jangan mencoba mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporersex (COMPLETE)
RomanceKelvan adam seorang pria dengan wajah tampan yang mampu membuat wanita manapun akan menggila saat berada diranjang bersamanya, tidak hanya ketampanannya yang mampu menggilakan wanita tapi kekuasaan dan kekayaan bak baju zirah yang melindunginya memb...