Ch 31

5.7K 196 3
                                    

Sia menimbang tawaran liam, ia ragu apa ia seharusnya bertanya pada liam atau kelvan, tapi mengingat sikap kelvan semalam ia ragu jika kelvan akan terbuka dengannya dan memutuskan untuk memilih liam sebagai sumber yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

"Aku ingin tahu tentang lidya, apa kau bisa menceritakan ku tentangnya?"

"Lidya? Hal apa yang ingin nona tau?"

"Aku ingin tahu sudah berapa lama dia bekerja disini, apa dia sering mendatangi kelvan secara pribadi dan apakah dia berniat untuk mengambil cuti akhir-akhir ini?"

Liam terdiam berusaha mengingat sesuatu dan menjawabnya perlahan, lengkap tanpa ada hal yang terdengar berbelit-belit. Sia tampak lebih menegang mengingat ucapan kelvan kemarin di ruang kerjanya, itu semua bohong. Kelvan berbohong.

Suara high heels terdengar sedang menapaki tangga, pandangan mereka bertemu. Sia memalingkan wajahnya seakan tak peduli dengan kehadiran anna dan anna tampak sangat kesal melihat sia yang berada di rumah kelvan terlebih wanita itu tidur di kamar kelvan yang sejak lama ingin ia tempati tapi tak pernah bisa karena kelvan tak pernah mengizinkan anna datang kerumahnya.
Padahal semalam saat kelvan meminta anna untuk datang ke rumahnya, ia benar-benar senang lalu beranggapan jika mungkin kelvan sedang bertengkar dengan sia dan butuh seorang pelarian. Bukankah situasi seperti itu akan sangat menguntungkan dirinya untuk masuk di antara hubungan kelvan dan sia.

Anna menghentikan langkahnya, berbalik badan dan berjalan kearah sia yang sedang menikmati cake strawberry yang liam suguhkan.

"Aku hanya ingin mengingatkan mu bahwa seseorang tak akan mudah untuk berubah hanya dengan semalam"

Tak ada tanggapan dari sia saat mendengar ucapan anna, begitu anna menyelesaikan kalimatnya wanita jalang itu pergi meninggalkan rumah kelvan dengan wajah angkuh.

Prang~

Sia melepas garpunya kasar dan beranjak menuju lantai dua, mengambil ponselnya dan segera meminta tom untuk menjemputnya di rumah kelvan.

Kelvan melepas kacamatanya, ia terlihat memijat pangkal hidungnya. Pandangan matanya tertuju pada dokumen yang berserakan, ia butuh sia untuk mengisi dayanya yang hampir habis. Setidaknya saat memeluk sia dapat membuatnya bersemangat untuk bekerja kembali.
Kelvan membuka pintu kamarnya memanggil sia beberapa kali tapi tak ada sahutan, ia berjalan menuju kamar mandi menerka jika sia sedang berada di sana tapi dugaan itu salah. Kini kelvan menyusuri setiap ruangnya dari ruang baca, ruang mini bioskop hingga kolam tapi sia tak terlihat. Kelvan segera mengambil ponselnya menghubungi sia hanya saja panggilannya teralihkan pada kotak suara. Langkah kakinya melebar dan bergerak cepat ketika menuju lantai satu mencari sia dan saat itu ia bertemu liam, menanyakan tentang sia tapi sebelum liam menyelesaikan kalimatnya kelvan segera berlari mengambil kunci mobilnya.

"Apa kau melihat sia?"

"Saya melihat nona meninggalkan mansion beberapa jam yang lalu"

"Dia pergi sendiri?"

"Saya rasa tidak karena saya melihat seorang pria menun—"

Kelvan mengingat kalimat liam dan semakin kencang menginjak pedal gasnya. Perasaannya kacau terlebih semalam ia dan sia sedang dalam kondisi tak baik. Menyesali sikapnya semalam pun tak akan merubah apa-apa jadi ia memutuskan untuk meminta maaf pada sia dan menjelaskan apa yang membuatnya marah semalam. Kelvan mengehentikan mobilnya didepan rumah sia, berkali-kali ia menekan bel rumah itu tapi tak seorangpun tampak membukakan pintu. Kelvan kembali menghubungi sia dan lagi-lagi kotak suara menyambutnya.

Ia memukul daun pintu dengan hantaman yang cukup keras, terlihat begitu kesal mendapati sia tak berada di rumah. Kelvan mencoba mencari akun tom pada instagram sia dan mengirim sebuah direct message pada tom. Lima menit... tiga puluh menit... ia masih tak menerima balasan dari tom. Ia menggaruk kepalanya dengan kasar dan segera pergi dari teras rumah sia.

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang