Ch 34

5.4K 187 2
                                    

Tak butuh waktu lama bagi kelvan menemukan keberadaan sia dimana, pria itu segera berlari menuju kamar rawat yang sia tempati.

Brak~

Pintu terbuka dengan kasar dan kelvan segera menerobos masuk dengan wajah cemas tapi ia tak melihat keberadaan sia, kamar itu kosong dengan selimut yang terlipat rapih.

Beberapa saat lalu setelah dave mengakhiri panggilan secara sepihak ia dapat merasakan jika kelvan tak butuh waktu lama untuk menemukan keberadaan sia. Dave mengatakan pendapatnya pada sia dan tentunya sia menyetujui rencana dave. Saat itu juga dave segera mengurus semua, akan memakan banyak waktu jika dirinya harus membeli tiket dan yang lainnya untuk sia sehingga memutuskan untuk menggunakan pesawat pribadi milik keluarganya. Tentu ini lebih memudahkan sia juga dave dan hanya perlu mengurus surat izin dokter.
Sebelum kelvan tiba di rumah sakit, sia telah meninggalkan ruangannya 30 menit lebih awal.

Kelvan menarik perawat yang sedang melintas di depan ruangan menanyakan keberadaan pasien wanita yang di rawat tak lama di ruangan tersebut dan dengan santai perawat itu menjawab jika wanita tersebut telah pergi bersama pria tampan beberapa saat lalu. Kelvan meyakini jika dave lah yang perawat itu maksud. Kelvan kembali menghubungi dave tapi kali ini ponsel dave tak aktif.
Kini kelvan benar-benar marah, ia bahkan terdengar beberapa kali mengumpat di depan pasien yang sedang berjalan di depannya, membuat mereka ketakutan melihat wajah kelvan.

Disisi lain dave mengantar sia, ia bahkan memastikan sia telah duduk di kursi penumpang dengan nyaman. Sejujurnya ia ingin menemani sia untuk kembali ke LA tapi mengingat pekerjaan belum rampung dan tak mungkin untuk meninggalkan tanggung jawabnya terbengkalai. Dave bahkan berbicara langsung dengan pilot pesawat juga pramugari yang akan menemani sia selama penerbangan meski salah satu pramugari itu menatap sinis kearahnya. Sia tak bodoh untuk memahami situasi ini, ia cukup sering mengalaminya saat memiliki hubungan dengan kelvan.
Dave kembali mengingatkan sia jika akan ada pria yang menjemput dirinya dan mengantarnya pulang. Sia mengangguk paham.

Ini penerbangan pertama yang ia lakukan menggunakan pesawat pribadi, ia tahu jika tom kaya raya tapi sia tak pernah tahu sahabatnya mungkin memiliki pesawat pribadi seperti dave kalaupun sia mengetahuinya tentu ia akan meminta tom untuk mengajaknya jalan-jalan setiap bulan. Membayangkan seberapa kaya dave membuat sia segera menggelengkan kepalanya memaksa dirinya untuk berhenti menerka kekayaan dave karena dia bukan pria yang masuk dalam jangkauan, mungkin saja dave juga memiliki sebuah pulau dengan landasan pesawat pikirnya.

Salah satu pramugari menghampiri sia, mengecek tensi darah juga kadar gula. Mereka mengobrol beberapa saat selama melakukan pengecekan kesehatan pada sia, wanita itu memperkenalkan dirinya dengan panggilan putri yang berasal dari bali, Indonesia. Aku rasa kalian sangat mengetahui pulau bali yang terkenal sebagai surganya Indonesia.  Sayangnya sia belum pernah mengunjungi Indonesia, selama mendengar cerita putri tentang tanah kelahirannya sia bersumpah dalam hatinya jika ia ingin menghabiskan masa tuanya di sana. Tubuhnya tak pernah bersahabat dengan musim dingin.
Putri mulai memasukkan peralatannya dan meminta rekannya untuk mengantar menu makanan. Sia melihat wajah Adelle menatapnya dengan benci terlebih saat adelle menyerahkan menu tanpa mengatakan sepatah katapun. Sebenarnya sia tak ingin ambil pusing dengan pandangan adelle tapi bukan berarti ia akan menerima perlakukan tak profesional dari pramugari ini. Sia bahkan tak pernah membentaknya tapi mengapa wanita itu bersikap kasar.

"Apa kau ada masalah dengan ku?" Sia mencoba menekan intonasinya untuk tak meninggi.

"Ya?" Adelle terkejut mendengar ucapan sia dengan tatapan datar kearahnya, ia sadar jika saat ini wanita yang duduk dihadapannya menahan kesal.
"Maaf nona, disini kami memiliki dua jenis makanan pembuka nona dapat memilih...." Adelle menjelaskan dengan baik, kini wajahnya tak tampak sinis. Begitu sia selesai memilih semua menu makanan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kesehatannya, adelle menutup buku menu meninggalkan sia.

"Sialan!! Kenapa sombong begitu? Apa karena dave memperlakukan dia seperti ini?" Adelle menggerutu di samping putri, memberikan list pesanan sia dan mereka berdua menyiapkannya.

"Bukankah kamu duluan yang menatap sinis kearahnya? Wajar jika nona itu marah, ia tak tahu apa-apa tentang hubungan mu dan pak dave" komentar putri memang benar dan ia tak berusaha berpihak di antara mereka.

Adelle mengunci bibirnya rapat, mengingat jika memang benar bahwa dirinya yang memulai.

Setelah pesawat landing sia bersiap untuk turun di bantu oleh putri, ia masih merasakan pusing tapi sebelum ia menuruni tangga pria dengan setelan jas membopongnya, pria yang ia lihat kemarin saat bertemu dave di bandara. Ya itu sekretaris dave.
Sia memberikan alamat yang akan ia tuju, kantor tom. Sebenarnya ia bisa saja segera datang ke rumah tom tapi ia tak mengetahui password rumahnya dan mustahil untuk menghubungi tom karena ia meninggalkan ponsel di hotel juga tak hafal nomor ponsel tom.

Melihat wajah sia yang sedikit pucat membuat tom segera mengantarnya pulang untuk beristirahat. Begitu merebahkan diri sia menangkap pipi kanan tom berwarna gelap hingga akhirnya sia sadar itu sebuah lebam. Kini matanya mengamati sudut bibirnya yang terluka dan menanyakan apa yang menimpanya semalam, apa itu terjadi saat tom mencoba menelepon sia semalam.
Tak ada tanggapan dari tom.

"Apa kau berkelahi dengan seseorang di club?" Sia ingat jika dulu saat mereka kuliah, tom hobi bertengkar dengan pria yang ditemui di club dan anehnya tom selalu berkelahi saat seorang diri, jika ia bersama dengan sia hal seperti itu tak pernah terjadi.

Tom tersenyum mendengar pertanyaan sia mengingat jika dulu ia telah banyak membohongi wanita yang saat ini menatapnya cemas. Ia tak pernah berkelahi saat mabuk, tapi ia berkelahi dengan pria yang telah membuat sia menangis bahkan sakit karena dicampakkan.

Melihat tom yang tak menjawab pertanyaan sia dan hanya memberikan senyuman penuh arti sia menarik kesimpulan jika apa yang ia katakan benar.
Membahas soal telepon semalam, sia ingat tentang ucapan dave dan menceritakan hal tersebut pada tom. Mendengar cerita sia ia dapat menyimpulkan jika dave pun bukan pria yang benar-benar baik. Ia tahu jika anna dan dave telah beberapa kali bertemu di luar kantor. Setelah sia selesai menceritakan apa yang ia alami tom pun memutuskan untuk berkata jujur, ia tak ingin sia salah paham dengan sikapnya dan berpikir jika ia sengaja menutupi video tersebut.

"Kemarin aku berkelahi dengan kelvan—"
"Aku telah mengetahui soal video itu ketika meminjam ponsel mu dalam perjalanan pulang dari Boston, wanita bernama anna mengirim sebuah email dan aku membukanya. Saat itu kau masih baru jadian dengan kelvan dan aku mencari tahu kapan video itu direkam terlebih dahulu sebelum memberi tahu mu, begitu mengetahui jika video itu di rekam ketika kita kembali ke LA aku memutuskan untuk bertemu kelvan membahas hal ini tapi kita bertengkar"

Sia terdiam mendengar penjelasan tom, menunggu sahabatnya benar-benar menyelesaikan kalimatnya.
"Apa kau memitingnya?"

Tom mengedipkan matanya beberapa kali, ia memastikan jika apa yang ia dengar barusan bukan halusinasinya. Sia benar-benar bertanya.

Sebenarnya tom sempat menerka jika sia mungkin akan marah juga kecewa terhadapnya tapi sepertinya hal itu tak terjadi. Sia mengerti bagaimana perasaan tom.

"Sayangnya aku tak sempat melakukan itu, beberapa orang melerai ku"

"Ahh~ kenapa tidak sejak awal kau lakukan? Aku akan memaafkan mu jika kau mematahkan lehernya"

Mereka tertawa lepas dan berkhayal apa yang akan mereka lakukan saat bertemu kelvan meski dalam hati sia mengkhawatirkan kondisi kelvan setelah dipukul oleh tom juga rasa rindu yang begitu dalam.

"Aku merindukannya" ucapnya dalam hati merasakan sakit dalam hatinya tapi sia menutup rapat rasa sedih itu dengan tertawa bersama tom. Meski ruang tamu dipenuhi gelak tawa tapi sia tetap merasa hampa walau tom bersamanya.

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang