Ch 26

6.8K 222 2
                                    

Beberapa kali kelvan menundukkan kepalanya membalas salam dari para pegawai yang ia temu sepanjang perjalanan menuju ruang kerja, ia berusaha menahan langkah kakinya untuk tetap santai meski dalam hatinya ia ingin sekali berlari agar dapat segera bertemu dengan sia, sang pujaan hati. 

Ting~

Pintu lift terbuka dan langkah kaki kelvan semakin cepat, kali ini ia dapat melihat sia dari kejauhan. Perlahan langkah kakinya mulai melambat saat pandangannya terkunci pada sia ia sadar jika sia semakin terlihat cantik setiap detiknya dan membuat degup jantungnya semakin kencang. Kelvan sengaja membalas sapaan dari salah satu pegawainya dengan suaranya yang terdengar berat untuk menarik perhatian sia dan cara itu berhasil. Sia berdiri dari kursinya dan menyapa kelvan seperti biasa dan kelvan pun menatap sia dengan pandanganya tak biasa. Karena hal itu pun beberapa pegawai wanitanya mulai memicingkan mata melihat kearah sia tentunya tak semua pegawai wanita bersikap seperti itu hanya beberapa wanita yang sejujurnya begitu tergila-gila dengan kelvan mungkin karena sebagian dari mereka pernah menjadi sangkar tempat burungnya tinggal beberapa menit.

Sia mulai membuat beberapa laporan untuk seminggu ini karena ia akan sibuk dengan bagian pra produksi. Kelvan mengernyit ketika membaca beberapa laporan sia terutama pada jadwal kerjanya dan segera memanggil sia masuk keruangan nya. Sia menjelaskan jika tugas ini tak bisa ia lemparkan pada anna sekalipun karena kesepakatan awal antara dave dan kelvan, jika harus membayar pinalti itu hal yang memukul bagi perusahaan kelvan karena nilainya tak main-main mungkin kelvan bisa menyelesaikan masalah ini jika meminta bantuan ayahnya tapi ia punya harga diri yang tinggi dan diskusi mereka berakhir seperti langkah awal, sia tetap masuk pada bagian pra produksi. 

Nama yang telah beberapa kali disebut dalam diskusi pada akhirnya muncul mengirim email pada sia, memberikan alamat dan juga waktu untuk bertemu beberapa team dan tentunya sia menyetujui hal ini. 

Kini sia telah berkumpul dengan beberapa orang yang berkelut dalam dunia perfilman, mulai membahas tentang pemilihan pemeran, kru, lokasi dan waktu syuting juga waktu untuk pembacaan skenario pertama. Ini merupakan pengalaman pertamanya membuat dirinya bersemangat untuk menerima banyak hal baru nanti. Dave menatap sia sejak awal, ia bahkan tak sungkan meski sia menatap balik kearahnya dan pandangan mereka bertemu beberapa detik. Sia memutuskan untuk memalingkan pandangannya, tak nyaman dengan sikap dave.

Setelah diskusi yang panjang tentang hal-hal penting dalam pembuatan film ini berakhir sia segera beranjak tapi dave menahannya, tatapan dave berbeda seperti biasanya dan membuat sia takut hingga ia tak sengaja menampis genggaman dave. Dave tersenyum dan berkata tak apa saat mendengar permintaan maaf sia atas sikapnya barusan tapi entah mengapa senyuman itu terasa menakutkan. 

"Apa kau takut dengan ku?" 

kalimat itu terdengar tenang dan lembut tapi justru membuat sia heran.

"Bagaimana ia tahu jika aku sedang takut dengan dirinya yang tampak aneh hari ini"
"Tidak" sia mengucapkannya dengan datar, berusaha terlihat tenang.
"Aku hanya tak nyaman karena sejak awal kau terus menatapku, membuat ku berpikir apakah ada sesuatu di wajahku hari ini" lanjutnya dengan gurauannya yang tak berhasil membuat dave dan juga dirinya tertawa. 

Dave menggulung bibirnya dengan anggukan pelan saat mendengar ucapan sia dan saat sia menghentikan ucapannya dave menatapnya, kali ini tatapan dave terlihat hangat dan jauh berbeda dengan tatapan sebelumnya.
"Tidak, aku menatapmu karena hari ini kau tampak begitu cantik"

Kini kedua mata sia membulat diikuti dengan alis yang terangkat.

"Sampai bertemu minggu depan untuk pembacaan naskah pertama" kini dave berjalan menjauh dan tak mendapat respon apapun dari sia tentang kalimat pujian yang ia lontarkan.

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang