Ch 32

5.8K 186 1
                                    

Sia bersedekap saat melihat tom yang berusaha menurunkan koper berwarna silver milik sia yang di penuhi sticker lucu.

"Apa kau mengisinya dengan batu? Ini sangat berat"

"Aku tak ingin bertengkar saat ini tom"

Sia berdecak kesal dan segera menarik kopernya melangkah menjauh dari tom lalu memberikan lambaian.

"Jangan lupa hubungi aku setibanya disana"

Tak ada sahutan dari sia, wanita itu terus berjalan maju dan hanya membentuk lingkaran kecil dari jari telunjuk dan ibu jarinya berkata oke dengan perintah tom. Meski hanya melihat punggung sia yang semakin menjauh menjadi kecil di pandangan matanya seketika membuat simpul senyum di bibirnya sirna mengingat semalam sia menceritakan tentang lidya dan kebohongan kelvan. Tom merogoh kantong yang berada di sisi dalam jas mengambil sebuah ponsel dan menelfon seseorang untuk bertemu.

Di waktu yang sama tak jauh dari situ dave berdiri dan sedang berbincang dengan seorang pria yang mengenakan pakaian jauh lebih rapih dengan setelan jas sedangkan dave hanya mengenakan kaos putih berbahan tipis dengan jaket yang diikat pada pinggang. Ini musim dingin bagaimana pria itu terlihat nyaman dengan pakaiannya meski hari ini suhunya hanya minus 2 tapi sia merasa sendinya akan terlepas dari posisinya jika mengenakan pakaian seperti dave. Sia mendekat tapi langkahnya sedikit berbelok, ia bermaksud untuk masuk melalui pintu yang berbeda tapi belum sempat ia berbelok dave memanggil sia, tak mungkin dirinya menolak dan melenggang pergi menjauh sehingga mau tau mau sia datang memenuhi panggilan dave.

 Sia mendekat tapi langkahnya sedikit berbelok, ia bermaksud untuk masuk melalui pintu yang berbeda tapi belum sempat ia berbelok dave memanggil sia, tak mungkin dirinya menolak dan melenggang pergi menjauh sehingga mau tau mau sia datang memenuhi...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Samar-samar sia mendengar kalimat saya 'undur diri pak' yang di ucap pria dengan setelan jas tersebut pada dave. Begitu pria itu pergi dave memfokuskan tatapannya pada sia, sejujurnya dave pria yang selalu memberikan tatapan yang mampu membuat sia kadang salah tingkah atau bahkan takut seperti terakhir kali. Dave memiliki mata yang dalam, setidaknya sia berani bersumpah mungkin ada satu lusin wanita yang akan meleleh jika dave terus menatapnya seperti itu. Terlebih jika menatap kedua mata tersebut saat bangun tidur, itu akan menjadi momen yang dinantikan setiap wanita.

"Apa kau tak dingin?" Matanya membulat begitu melontarkan pertanyaan bodoh, ia mengira jika kalimat tersebut dia ucapkan dalam hati dan tak menyangka jika ia akan membuatnya terdengar jelas oleh dave. Setelah mengatakannya sia memalingkan wajahnya untuk memaki dirinya dengan gerakan bibir tanpa suara apa kau gila sia, kenapa bertanya hal seperti itu.

Dave tersenyum meski terlihat jelas jika pria tampan itu mencoba untuk menahannya agar tak semakin lebar.

"Tak terlalu"

Kali ini sia berdoa untuk bertemu Poseidon atau bahkan dewa neptunus dan berharap dewa itu menenggelamkan dirinya di segitiga bermuda saat ini. Mungkin jika dave tak menanggapi pertanyaan sia dan berpura-pura tak mendengarnya akan membuat sia lebih baik. Sia hanya mengangguk mendengar jawaban dave dan melangkah pelan menuju tempat check-in bersama dave. Sesekali dave akan mengajaknya berbincang, sekedar basa-basi pikirnya.

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang