Ch 11

12.3K 422 1
                                    

"Sia"

"Ya?"

"Minggu depan kamu akan libur natal, bagaimana jika kita kembali ke Boston?"

"Boston?" Ucapnya dalam hati dan mempererat genggaman pada mug nya
"Setuju" sia menatap tom dengan senyum cerianya tanpa ia sadari jika kelvan tengah mengamati mereka dari kejauhan.

Suara music yang cukup kencang berputar dalam ruangan gelap, terlihat beberapa penari striptis yang sibuk menyentuh setiap tubuhnya dengan sensual, membuat hampir seluruh pria di club berkerubung.
Kelvan tak tertarik dan tak pernah sekalipun ia menghampiri wanita, ia hanya akan duduk di kursi bar dan mulai menikmati sierra silver tequila dengan irisan lemon segar.
Bartender tersebut mulai mengajaknya mengobrol, menanyakan soal anna yang tak ikut bersama kelvan atau tentang wanita yang diinginkan untuk malam ini. Ya mereka cukup akrab karena ini salah satu club yang kelvan sukai. Seorang wanita dengan dres minim berwarna navy yang memperlihatkan belahan buah dadanya yang cukup besar untuk postur tubuh langsingnya mulai mendekat kearah kelvan, setiap sentuhan sensualnya yang mencoba menggoda membuat kelvan tak pikir panjang dan segera membawanya ke hotel.
Kelvan mendorongnya kasar hingga tubuh wanita itu terhempas di atas ranjang, segera kelvan menindihnya dan mulai melumat bibirnya tanpa ampun. Jangan berharap malam ini kelvan akan melakukan foreplay yang cukup lama, pria itu hanya mencium beberapa detik dan segera memasukkan miliknya dengan kasar membuat wanita itu merintih kesakitan. Ia mulai mengingat senyuman sia yang begitu cerita menatap tom, itu membuat dada kelvan memanas dan semakin kencang mendorong miliknya, ia tak memberikan ampun meski wanita yang ia tindih sedang menangis kesakitan.

"Haaahh~" ia menghembuskan nafasnya kasar dan segera mengeluarkan beberapa lembar uang.
"Aku sama sekali tak menikmatinya, aku garap kita tidak akan bertemu lagi" ucap kelvan dan perlahan menghilang dari balik pintu.

Wanita itu masih menangis, mengingat sikap kelvan padanya beberapa saat yang lalu. Kelvan tak menyelesaikan aktivitasnya, ia berhenti saat mengingat malam dimana ia merebut mahkota sia. Saat itu juga kelvan berhenti dan segera mengenakan pakaiannya.

Keesokan harinya, kelvan kembali beraktifitas seperti biasa. Ia sibuk dengan rapat dan perhitungan tentang keuntungan yang berhasil ia raup membuat anak perusahaannya kembali stabil. Itu berkat sia dan kelvan mengetahui peran penting sia. Sesekali ia melirik kearah meja sia yang masih kosong ditengah kesibukannya menandatangani dokumen yang menumpuk dimeja kerjanya karena kemari ia meninggalkan kantor lebih awal. Anna mengantarkan kopi pesanan kelvan, sesekali anna akan memijat bahu kelvan dan berbisik dekat dengan telinga kelvan setiap menjawab pertanyaan seputar pekerjaan dari sang bos.

"Anna, hentikan! Aku sedang tak menginginkannya"

"Kenapa? Kamu bahkan tak pernah menolak ku, apa ada wanita baru yang lebih menarik?"

"Itu bukan urusan mu" kelvan memalingkan tatapannya pada anna.

"Bukannya kamu begitu menginginkan ku? Bahkan saat aku bertunangan dengan tobby kau masih menginginkan ku"

"Memang, aku dulu bahkan meminta mu menjadi wanita ku tapi kau menolaknya"

Anna mengepalkan tangannya mengingat dulu kelvan pernah meminta untuk menjadi pacarnya, tapi ia menolaknya dan tetap menjadi sekretaris kelvan. Meski status anna hanya sebagai sekretaris ia masih melakukan hubungan badan dengan kelvan seperti dulu saat mereka baru pertama kenal, bahkan saat anna bertunangan dengan tobby baik anna dan kelvan masih tetap menggebu saat melakukan hubungan terlarang itu.

"Aku sengaja menolak mu agar kau semakin menginginkan ku. Rela meninggalkan semua yang kau miliki demi memilih ku dan aku akan menguasai mu dan harta mu. Itu rencana awal, tapi mengapa tiba-tiba ini tak berjalan lancar" ucapnya dalam hati
"Apa karena sia?" Anna melirik tajam kearah meja sia yang tampak kosong
"Brengsek!" Lanjutnya.

***

Sia sibuk memilih dessert, matanya sibuk mengamati setiap cake satu-persatu.

Saat ia memutuskan mengambil beberapa cake, ia akan menunjuk dengan antusias dan wajah memohon pada tom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ia memutuskan mengambil beberapa cake, ia akan menunjuk dengan antusias dan wajah memohon pada tom. Ia tahu betul sahabatnya akan melarang dirinya jika terlalu banyak makan-makanan manis, karena gula darah sia mudah naik. Tapi untuk hari ini, tom memberikan toleransi yang cukup longgar untuk sia.
Sia menyantap cake nya sembari menganggukkan kepalanya pelan, seakan saat ini ia sedang menikmati alunan musik yang muncul dari kepalanya seorang.

Drrtt...drtt... suara ponsel bergetar membuat sia menghentikan aktivitasnya. Ia membatu melihat nama nick pada layar ponsel yang saat ini bergetar dalam genggamannya, sia melempar tatapannya pada tom. Sudah dua hari ia pulang dari perjalanan bisnis dan sia tak memberikan kabar pada nick, bahkan sekedar membalas pesan text nick pun tak ia lalukan. Sia tak tahu harus bagaimana menghadapi nick, apakah ia harus bersikap tak tahu malu seakan tak terjadi apapun antara dia dan kelvan atau harus berkata jujur pada nick dan merelakan pria yang ia cintai mungkin akan meninggalkan dirinya. Tom mengerti dengan tatapan sia dan ia meminta sia untuk mengangkatnya.

Nada suara sia terdengar datar, ia hanya menjawab 'ya' tidak' 'maaf' selama berbicara dengan nick. Sia menghela nafasnya, ia tampak bingung saat mengakhiri panggilan.

"Nick menyuruh ku datang kerumahnya besok malam, apa yang harus aku lalukan tom?" Ucap sia dengan wajah cemas.

____________________________

Aku harap kalian mau menghargai tulisan ku dengan memberikan vote ⭐️
Itu tidak akan merugikan kalian, dan akan membuat ku semangat melanjutkan kisah sia karena sebentar lagi hubungan sia akan semakin rumit. Aku belum menentukan dengan siapa sia akan melabuhkan hatinya. Jadi aku berharap kalian mampu memberikan masukan dengan siapa sia akan berakhir. 🙏🏼😊

Temporersex (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang