Chapter 3

2.1K 102 2
                                    

Saat Agatha tiba di rumahnya ia sangat kaget, karna pintu rumahnya terbuka.

"Jika maling, pasti udah babakbelur tuh ditangan Risky" sadarnya akan keberadaan adiknya itu. Jika boleh jujur ia masih sangat khawatir gimana tidak, biasanya Agatha sendiri yang akan membukanya setara Agatha selalu pulang larut malam. Maka dari itu bundanya memberikan kunci cadangan padanya, agar saat dia pulang ia tidak membangunkan adiknya.

Dengan langka waspada ia memasuki rumahnya, namun pada saat di depan pintu ia merasa lega dan heran. Lega karna bukan maling yang membobol rumahnya, dan heran mengapa ada orang yang bertamu tengah malam begini.

Di ruang tamunya telah berada dua orang berbeda usia yang tak di kenalnya. Dengan ragu ia memasuki rumah.

"Assalamualikum" salam nya saat memasuki rumah

"Walaikumsalam" jawab kedua orang tadi beserta Bunda Arina.

Setelah mendapat jawaban Agatha langsung menyelonong masuk kedalam kamarnya, namun langkahnya terhenti saat bunda memanggilnya.

"Agatha kemari sebentar" suruh bunda Arina. Dengan ragu Agatha berjalan menuju bunda.

"Ada apa ya Bun" tanyanya bingung.

"Bunda mau berbicara sama Atha" ujarnya setelah menatap kedua pria tadi. Dibenaknya, Agatha menerka nerka apa yang akan di bicarakan bundanya yang kelihatan sangat penting. Ada dua kemungkinan yang akan di bicarakan. Yang pertama mungkin saja bundanya meminta izin padanya untuk menikah lagi, dengan salah satu laki laki ini. Dan Yang kedua bisa jadi ia akan dijual pada om om ini, untuk membiyayai kehidupan bunda dan Risky. Begitu banyak asumsi Agatha saat ini.

"Tapi sebelum itu, Agatha kenalin ini om Arkan" tunjuknya kepada seorang pria berusia seperantaraan ayahnya.

"Dan ini tuan Alexander" tunjuknya kembali pada pria yang sudah berumur. Dengan sopan Agatha menyalami mereka berdua, setelahnya Agatha kembali duduk disamping Arina.

"Bunda mau nikah lagi?" Tanya Agatha to the poin dengan wajah yang begitu polos. Arina yang mendengarnya langsung tersentak kaget.

"Bukan sayang" sarkanya cepat.

"Terus"

"Gini sayang, bunda mau bilang_______
___ Bunda mau jujur sama Atha. Kalok bunda_____ bunda bukan ibu....... kandung kamu"

Jederrrrrrrrrrr

Bagai disambar petir yang menyala, dan bagai mak lampir yang telah keluar dari gunung Merapi Agatha tersentak kaget mendengarnya.

"Bunda....hiks.........waktu itu....bunda......menemukan kamu....didepan teras.....nak" tambahnya lagi dengan terisak.

"Bunda bercanda kan? Bunda ini bukan waktu yang tepat buat bercanda. Bunda lihat, ada tamu disini. Jika pun bunda marah dengan Agatha, Agatha minta maaf tapi bunda jangan berbicara begitu" Ucap Agatha ketus.

"Bunda.......hiks......bunda gak bercanda sayang.......bunda gak mau ngebohongi ....Atha lagi" jawabnya.

"Terus kalok bunda bukan orang tua kandung Atha, terus siapa?" Jawabnya kelewat santai.

"Di.....di...hiks.......dia ......ayah..kandung kamu tha" ucapnya menunjuk seorang pria yang telah menitikan air matanya, dengan malas Agatha menatap ke arahnya.

"Haaaaa" ia membuang nafas dengan kasar.
"Di bayar berapa bunda sama mereka. Sampai sampai bunda dengan tega, mengakui Atha bukan Anak kandung bunda. Bunda gak sayang lagi ya sama Atha" ucapnya datar.

"Bukan begitu sayang...hiks....dia beneran ayah kandung kamu" ucapnya terisak, dengan menghela nafas kasar ia melanjutkan kembali penjelasanya.
"Mereka mempunyai bukti, jika Atha anak kandung mereka"

"Bukti apa sih yang membuat bunda percaya dengan mereka" ujarnya sambil menatap Arkan sinis.

Arkan yang mengerti akan tatapan putrinya tersebut, memberikan sebuah kertas hasil DNA dan beberapa Foto kembaranya.

"Selain bukti itu,papa juga akan menjelaskan bagaimana pada akhirnya kamu berada disini" ujar Arkan, Agatha yang mendengarnya hanya menatapnya datar.

Tanpa persetujuan dari Agatha, Arkan mulai menceritakan.

Flash back

Di rumah sakit yang terkenal di Jakarta, tepatnya di ruang ICU sedang dalam keadaan darurat. Seorang wanita yang sedang mengandung telah mengalami kecelakaan.

"Bagaiman dok, keadaan istri saya" tanya seorang pria yang tampak khawatir.

"Istri anda harus segera di oprasi, kita harus mengeluarkan janinnya agar mereka semua selamat"

"Lakukan yang terbaik dok supaya istri saya dan anak anak saya selamat" akhirnya dokter memasuki ruangan ICU kembali. Sedangkan pria tersebut menunggu dan sesekali mengusap wajahnya frustasi.

Tak berlalu lama terdengar derai langkah kaki melangkah menujunya.

"Bagai mana keadaanya?" Tanya seorang wanita paruh baya yang terlihat begitu cemas.

"Bagaimana keadaanya Arkan?" Tanyanya lagi.

"Aku tidak tau ma"

Mereka terduduk lesu, menantikan Dokter untuk memberitahukan apakah mereka mendapat kabar baik atau buruk. Satu jam berlalu akhirnya dokter tersebut menyelesaikan oprasi tersebut, yang pada akhirya keluar.

"Bagaimana dok?" Sarkas mereka.

___________
Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉

15/12/2018

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang