40. Terulang Kembali

1.2K 32 0
                                    

"Nyawa harus di bayar nyawa" ujar Riko

Kemudia Riko berlari kearah Agatha, Riko memberi pukulan ke Agatha namun  di tangkisnya. Tidak di situ saja, Riko segera mengarahkan pisau yang ia gengem tadi.

Jleeb

"Athala"
______________________

Agatha langsung berlari dimana Athala pingsan. Sedangkan Riko segera berlari menjauh dari sana.

Dengan gemetaran Agatha mencabut pisau yang masih tertancap di perut, dengan masih memegang pisau. Agatha langsung menaruh kepala Athala di pangkuanya, darah menetes menembus kaos putih yang Athala kenakan.

"Lo kenap kesini sih la, liat kondisi lo sekarang. Gue mohon, jangan buat gue ngerasa bersalah lagi." Di belain surai kembaranya itu, gimana caranya ia membawa Athala pergi dari sana. Secara kondisi Agatha tidak menyakinkan.

"ATHALA" teriakan dari arah berlawanan terdengar di telinga Agatha.

Deja Vu

Seolah itu yang Agatha rasakan, di sana Dafa dan Niko tengah berlari menghampiri Agatha. Niko dengan cepat mengambil alih Athala, dan lasung ia gendong.

Sedangkan Agatha menatap Dafa dengan takut, "gue gak nyaka punya adik seorang pembunuh" tangis Agatha semangkin pecah, saat mendengar ucapan Dafa.

"Kak ini gak seperti yang kak Dafa liat" jelas Agatha dengn terisak.

"Jangan panggil gue kakak, karna gue gak mau punya adik seorang pembunuh"

Sakit, seolah ribuan pisau tertusuk di jatung nya. Pandangan Dafa teralih ke pisau yang di gengam Agatha, melihat itu Agatha langsung melepaskan pisau itu.

"Kak Agatha bisa jelasin"

"Gak ada yang lo jelasin, gak nyaka lo bunuh kembaran lo sendiri" dengan raut kebencian Dafa segera menyuruh Niko pergi dari sana. Dafa bisa berbuat lebih jika melihat Agatha, dengan tatapan yang seolah menusuk. Dafa berlalu dari sana.

Susah payah Agatha berdiri, "kenapa semua ini terulang kembali" gumamnya.

"Kenapa harus gue, AAARRHHHGG" teriak Agatha di akhir kata, Agatha memegang perutnya. Rasa nyeri akibat tusukan pisau itu sangat terasa menyakitkan, untung saja ia mengena kan baju hitam. Jadi kakak-nya itu tidak melihat bahwa yang tertusuk adalah dirinya bukan Athala.

Darah keluar dari sela sela jari Agatha, kini tangan Agatha sudah di penuhi darah. Pandangan nya semangkin lama semangkin memburam, apakah ini akhirnya. Agatha abruk seketika, sudah tidak tahan akibat nyeri dari tusukan itu.

****
Senyup senyup Agatha mendengar suara orang beragumen, bahkan salah satunya berusah payah memisahkan mereka. Agatha dengan susah payah membuka matanya, tapi semangkin kuat ia membuka mata, semangkin terasa pening mendera kepala nya.

Agatha tetap memaksa kan matanya agar terbuka, pelan pelan Agatha memegang kepala nya yang luar bias sakit nya.

Nuansa putih ia lihat pertama kali saat membuka matanya, padangnya menyusuri setiap ruang disana. Kemudian terhenti di sofa tidak jauh dari berangkasnya, ketiga sahabat nya yang tengan merebutkan entah apa, Agatha sendiri pun tidak tau dan gak mau tau.

"A..l" Agatha memberhentika ucapan nya saat dirasa serak, suaranya saja tidak terdangar sama sekali. Bagaimana cara memanggil taman taman nya itu, susah payah Agatha mengambil minum yang ada di nakas.

Braaaakk

Suara jatuhnya barang membuat ketiganya menoleh ke brankar Agatha.

"AGATAH" teriak ketiganya, sedangkan orang yang di teriakin hanya memutar matanya.

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang