Saat tiba dirumah, Agatha langsung menghempaskan tubuhnya di sofa. Dengan sedikit berat ia mengembuskan nafasnya beberapa kali.
Sudah tiga hari kedua orang tuanya pergi. Mungkin waktu itu Agatha akan senang mendengarnya, apalagi saat mendengar orang tuanya tinggal disana seminggu. Tapi entah kenapa saat ini, rasanya ia berharap kedua orang tuanya pulang.
Ia bisa saja menginap di rumah temanya, jika kalau Devan tak mengadu pada Papanya. Mungkin enak jika Agatha tak dilarang untuk kuar jam berapa pun, tapi ia harus tetap pulang dan tidur dirumah.
Yang membuat Agatha malas untuk berada dirumah adalah dengan sikap kedua kaka beradik, yang layaknya sepasang kekasih.
Siapa lagi jika bukan Athala dan Devan, meraka selalu bermesraan dan itu tidak melihat tempat. Jika da orang asing yang melihatnya, mungkin menduka mereka adalah kedua pasangan yang lagi anget angetnya layaknya pisang goreng pak amang.
Iri, mungkin iya. Agatha bahkan tak pernah berbicara sedikut pun dengan kedua kakanya. Dia berharap ada berada ditengah tengah meraka sambil mengobrol, dan tertawa bareng. Tapi itu hanya sebuah hayalan, kayak saat ini.
Bahkan ia tak dianggap sedikit pun,padahal ia duduk di samping meraka.
Dengan bosan ia mengotak atik ponselnya, menarik turunkan berandanya. Kegiatanya berhenti ketika ad seseorang menelponya, sebuah nomor yang tak dikenalnya. Dengan ia mrngangaktnya, setelah melihat kakaknya sekilas.
"Halo" ucapnya pelan.
"Apa kabar Agatha? Lo ingat suara gue bukan." Suara cewek menyambutnya.
"Lo"
"Gak usah basa basi lagi. Haaah! Apa jadinya jika kembaran lo, jadi tawanan gue"
"Maksud lo apa" bentak Agatha, yang seketika membuat Devan dan Athala menatapnya. Agatha yang melihatnya, seketika mengarahkan pandangan ke arah lain mencari akal agar tak ketahuan.
"Lo liat aja nanti, Agatha" balasnya dengan diakhiri dengan nada meremehkan. Agatha yang masih merasa Kedua kakanya menatapnya, segera berpura pura.
"Ah iya Vin, oh oke besok gue kesana. Hari ini gue capek banget beneran deh, besok gue kabarin by."
Untuk kesian kalinya kedua kakanya itu kembali acuh dengannya, Agatha hanya dapat mengangkat bahunya acuh.
Sebelum ia berlalu dari sana, ia menyempatkan menatap kemabaranya. Mungkin ia gak suka dengan kembaranya, tapi jika mengikut sertakan dia dalam urusannya pasti ia tak sanggup. Gimana pun ia tetap kembaranya.
***
"Sampe kapan kalian liatin gue" ujar Agatha yang mulai jengan dengan sikap kedua orang aneh ini. Mungkin keduanya tamvan, siapa saja pasti ingin di posisi Agatha. Tapi jika tiap hari di pandang begini, Agatha jadi jengah."Sampe lo bilang love you ke gue" jawab Nathan, "sama" balas Aldan.
Nathan seketika menatap Aldan dengan horor, ia tak suka dengan murid baru ini. Saingannya bertambah, apalagi Aldan berani sekali mentap gebetannya ini.
"Ngapain lo ikuti kata kata gue" bentak Nathan. Semua yang tengah berada satu meja dengan mereka menatapnya malas, mulai lagi_ kompak meraka di benaknya.
"Siapa juga yang mengikuti lo, kurang kerajaan kali gue ngikuti lo" balas Aldan angkuh, bahkan tak mau menatap Nathan.
"Lo nantangi gue?"
"Gue gak nantangi lo. Tapi kalok lo mau boleh juga, itung itung olahraga" jawab Aldan.
Secepat mungkin Aldan menggulung lengan bajunya walau sebenarnya bajunya berlengan pendek. Begitu juga dengan Nathan, dengan membusungkan sedikit dadanya.
Nathan yang hendak memukul Aldan tertahan ketika suara teriakan menggelegar terdengar dari arah belakangnya.
"BERANTEM LAGI HAAA" bu Mirna berteriak layaknya lolongan serigala, yang tak lain tak bukan selaku guru bk. Sedetiknya telinga kedua orang itu menjadi mangsanya.
"Aduhhh buk, pelan buk" rintih Aldan kesaktan, bayangkan jeweran bu Mirna itu tak mai main.
"Iya nihh buk, seharusnya ibuk kesini itu bilang. Jangan kayak jalangkung, datang tak di jemput pulang tak di antar" celetuk Nathan seketika membuat kedua mata bu Mirna membulat hendak keluar.
"KALIAAN BERDUA IKUTT IBUK SEKARANG"teriak bu Mirna tanpa melepaskan jeweranya, mau tak mau kedua orang itu mengikutinya.
Yang lain hanya mengelrngkan kepalanya, salah kedua orang itu sendiri sebenarany. Semua siswa paham betul tabiat bu Mirna, ia akan berpatroli di kantin saat jam istrirahat tiba. Katanya sih ingin bergaul dengan anak muridnya, padahal ingin mencari mangsa yang membuat onar sekolah.
Sebenarnya bu Mirna itu modis dan cantik, memiliki tinggi yang bak model dan memiliki wajah manis. Rambut panjang serta dandanya yang terlihat natural, membuat banyak gombalan di ajukan dari siswa. Tapi emang sikapnya dewasa dan memeiliki ilmu belah diri, membuat siswa berpikir dua kali untuk menggombalinya. Mungkin ada yang merayunya, tapi hanya sebagian anak yang berani seperti Nathan dan Aldan.
Kembali lagi dengan Agatha yang tengah adik memakan gorenganya. Seyup senyup ia mendengar teman kelasnya tengah menggosip tentang murid baru, Agatha yang emang orangnya kepo tapi hak mau kelihatan kepo. Hanya dapat menbesarkan kupingnya tanap menanyakan kepada orang tengah bergosip itu.
"Tadi gue lihat anak cewek pakek seragam kayak kita, kayaknya baru deh soalnya gue gak pernah liat dia tu." Sekolah mereka memnag membedakan seragam dari sekolah lain, cuman setiap haris senin saja mereka memakai putih abu abu.
"Orangnya gimana? Cantik gak?" Tanya temanya.
"Cantik sih, wajahnya manis. Tapi menurut gue masih cantikan Agatah" ujarnya dengan memelankan suaranya paa akhir kata.
Agatha yang masih dapat mendengar, bersorak gembiran dibenaknya. Kapan lagi kan di puji cantik, apalagi sekarang ia lebih terkenal dari pada kembaranya.
Lanjut ke topik, mendengarkan gosipan. "Moga aja deh dia sekelas sama kita" balas temanya.
"Iya sih sekelas, tapi moga ia orangnya baik. Gak suka bully macam Viona" seru Defian, yang beru diketahui namanya ketika Agatah tak sengaja melihat tag namanya.
"Ia juga sih, kan gak enak kalok sekelas sama orang yang suka bully gitu. Tapi btw, Viona kan udah gak pernah buat ulah lagi?"
Bammmm
Agatha seketika tersenyum mendengarnya, teryata ancaman Rara berhasil. Bagus lah kalau begitu, ia tak akan repot repot untuk mengurusinya ucapnya dipikiranya.
Tanpa mau mendengarkan mereka lagi, ia bergegas hendak ke toilet. Setelah mendapat izin dari Rara, segera mungkin Agatha berlari. Ia sungguh kebelet sekali, hingga tanpa sengaja menabrak seseorang.
"Maaf gue bur__
Ucapanya terhenti ketika melihat siapa yang ia tabrak.
Bersambung....
$$$$$
____________________
Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉
02/04/2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha ( Little happiness )
Teen FictionSebelumnya jangan lupa Follow dan Votmen _________ "LELAH" Satu kata dibenak Agatha untuk masalah keluarganya. "TAKUT" Kata takut tidak ada di kamus Agatha. Di mana ia beserta sahabatnya membahayakan nyawa mereka hanya untuk menuntaskan sebuah misi...