28. PDKT 1

1.2K 41 1
                                    

Seharian Agatha mengelilingi sekolah, orang yang tengah dicarinya tak kelihatan batang hidungnya. Begitu pintar kah orang ini bersembunyi hingga Agatha tak dapat menemukanya.

Masalah mencari orang itu saja belum selesai sekarang Nathan, ck dari awal Agatha mencari Shelly, Nathan selalu mengikutinya.

"Bisa gak lo gak usah ngikutin gue?"

"Gue juga mau cari Shelly, senggaknya gue bantuin kembaran lo" baals Nathan. Jika ni orang gak punya alasan masuk akal, mungkin ia sudah menendangnya sedari tadi.

Agatha mengambil tempat untuk duduk. Tadi mereka sepakat berpencar untuk mencari Shelly, dan Nathan ngotot ingin bersamanya. Di lihatnya Nathan ikut duduk bersamanya, tanpa mengurangi seyum dibibirnya. Dari tadi Nathan memasang senyum yang tak pernah luntur, Agatha hanya cengoh melihatnya.

Nathan menyanggah dagunya dengan satu tangan, pandanganya tak pernah luput dari Agatha.

"Nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan" ucap Nathan memcahkan keheningan, Seketika Agatha menatap balik Nathan. Pandangan mereka bertemu beberapa detik, setelahnya Agatha mengalihkan pandanganya kesemula.

"Tha" uaar Nathan. Sedangkan Agatha hanya berdehem saja, ia mencoba mencari aktifitas dengan menyalakan ponselnya. Entah mengapa saat pandangan mereka tadi bertemu, serasa ada sesuatu menghangat di hatinya.

"Mungkin lo gak pernah ngageb gue ada, ukapan perasaan gue mungkin lo tolak. Tapi tha, semua orang berhak mencintai. Hati gue dah milih lo, dan itu susah buat berhentinya. Senggaknya lo anggep gue ini ada kek" kata Nathan membuat sesuatu aneh, dirasakan Agatha.

"Kayaknya Shelly kagak masuk, kita udahin aja nyariknya. Tha, entar malem gue jemput lo di rumah. Kagak ada penolakan" tambahnya lagi. Agatha langsung melotot menghadapnya, ingin sekali ia memprotes tapi mulutnya sudah di bekap duluan.

"Kagak usah banyak protes, ikutin aja" setelah mengucakan itu ia meninggalkan Agatha.

Agatha hanya dapat memandangnya saja, dia memang gak mau pergi dengan Nathan. Tapi kenapa hatinya menghangat, perutnya seperti berisi ribuan kupu kupu. Jantungnya berdebar semangkin kencang, ia kemudian tersenyum. Jika ada orang yang melihatnya mungkin mengira Agatha orang gila, tersenyum sendirian.

***
Agatha tengah sibuk mencari pakaian untuk digunakan nanti malam, sungguh kamarnya sekarang beralih fungsi menjadi tempat sampah. Tidak ada satu pun baju yang tersakut dihatinya, padahal sebelumnya Agatha sangat acuh pada penampilan. Entah kenapa sekarang ia malah memperhatikannya.

Merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menghela nafas panjang. Astaga semuanya pakaina cowok yang gak ada femininya, entah mau menggunakan pakaian apa ia nanti. Pikirannya buntuh, ingin rasanya ia menutup matanya untuk merileks kan pikiranya.

Tapi ia harus menundanya ketika suara ketukan dipintu kamarnya, dengan malas Agatha membukanya. Terlihat, bi inah tengah memegang kotak.

"Ada apa bik?"

"Ini non ada titipan buat non Agatha" jawabnya sambil menyerahkan sebuah kotak, Agatha mengerutkan dahinya. Siapa yang ngirim tiba tiba begini, pikirnya.

"Dari siap bik?" Tanyanya lagi. Dengan menggeleng bik inah menjawabnya, "gak tau non."

Dengan segera Agatha menutup pintu kamarnya, setelah bi inah panit kedapur. Sedikit ragu Agatha membukanya, mengingat selama ini ia selalu diteror.

Matanya berbinar saat melihat isi di dalam kotaknya, bukan sebuah surat ancaman. Melainkan sebuah dres hitam, serta heels. Senyumnya terbit seketika, ia tau siapa yang mengirimnya. Dengan segera Agatha kekamar mandi untuk memakainya.

Agatha sangat cantik memakainya, walaupun sebenarnya Agatha sedikit risi dengan potongan lenganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agatha sangat cantik memakainya, walaupun sebenarnya Agatha sedikit risi dengan potongan lenganya. Secara Agatha belum pernah memakai dres begini.

Cukup menggunakan riasan wajah naturan, sebenarnya ia tidak pandai dengan riasan begini. Agatha hanya memakai bedak dan lipstik, yang dicurinya dikamar Athala. Secara dikamarnya itu sama sekali gak ada make up , bagi Agatha percuma memiliki alat make up tapi tidak tau memakainya. Kan sayang entar, dibuang.

Sebenarnya Agatha tidak menyukai lipstik, ia selalu menghapusnya. Jadilah ia memakai lipstik terlihat natural banget.

Dilihatnya layar ponselnya menyala, segera mungkin Agatha mengambilnya.

Nathan Bingor
Gue dah ada di depan rumah lo ni

Anda
Oke

Bergegas Agatha mengambil tas selempanganya, sedikit agak berlari ia melewati tangganya. Suasana rumah terasa sepi, yang memang Athala belum pulang dari rumah sakit.
________________________

Aduh ceritanya gaje banget sumpah!!.... So, maklumin. Namanya juga baru pertama bikin, jadi pasti gaje lah😆😆😆

😂😂😂
Makasih ni yah yang udah baca sama ngasi vote. Terharu aku jadinya, untung kagak terjungkal. 😢😢😢

19/04/2019

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang