Ini khusus buat ngeceritain Rara sama Vino, jadi gak usah heran kalok di sini gak ada ngeceritain Agatha sama sekali.
Selamat membaca 😊😊
________________________Rara jengah melihat Vino ada disampingnya, saat kejadian Vino menggendongnya di rumah sakit, Vino selalu saja mengikutinya. Vino sealu saja membelika sesuatu untuknya, mungkin ia seneng jika sekali dua kali ia membelikanya, secara Vino itukan pelit jika dengannya. Tapi ini bahkan kebutuhan sehari harinya ia belikan, dia kira ia ini istrinya apa.
"Vin bisa gak sih, lo gak usah deketin gue lagi. Gue gak akan senarkis kemaren kok, lagian Agatha juga dah sadar" sarkas Rara, saat mereka sekarang sedang di kafe.
"No no no, gue gak akan pergi. Lagian Atha kok yang yuru gue buat jagai lo" balas Vino sambil mengrakan jarinya.
"Kan lo bisa nolak" ujar Rara, tapi bukanya menjawa Vino malah mengajukan pertanyaan. "Ra?" Yang disambut deheman oleh Rara.
"Kita pacaran yuk" ajak Vino, dan detik itu juga Rara keselek akibat ia tadi minum. Matanya melotot ke arah Vino, nembak cewek kok gak ada romantis romantisnya_ ujarnya dibenaknya.
"Ngacok lo! Ogah ah gue" tolaknya mentah mentah.
Sedetik kemudian Vino terlihat biasa biasa saja, seperti ia tak terjadi apa apa. "Emang tadi barusan gue bilang apa?"
Rara mengerutkan dahinya hingga kedua alisnya menyatu, "lo kan tadi bilang. Kita pacaran yuk" ulangnya.
"Ayuk. Sekarang kita pacaran" balas Vino.
Rara mengeraskan rahangnya, serta matanya membulat melotot kearah Vino. Maksudnya apaan ini?
Vino memasukan kentang goreng kedalam mulut Rara, "tolong dikondisiin yah tuh mulut ama mata. Aku tau aku ini ganteng, tapi gak usah segitunya juga." Dan sejak kapan Vino pakek aku kamu?
Ganteng dari mananya_gerutuknya dibenaknya. Rara menguyah kentang goreng tadi, tapi pandanganya masih ke arah sama. "Apaan dah lo, gak lucu tau"
"Emang gak lucu, rang aku gak lawak. Inget sekarang kita pacaran, gak usah pakek lo gue. Itu kurang romantis, sekarang kita pakek aku kamu biar romantis." Rara memutarkan bola matanya jengah, apaan ini pacaran sepihak.
"Apaan, lo_ kamu gak ada cara lain apa nembak cewek kok kagak ada romatisnya" ujarnya yang ikut menggati panggilannya saat Vino melotot ngeri kearahnya.
"Gak peduli, yang penting kamu pacar aku. Titik, gak pakek koma" balasnya.
Rara menyeruput minumanya, dalam benaknya ia selalu menggerutuk Vino. Apaan ni masak gue kejebak cinta sama playboy cap kaleng kerupuk begini.
Rara berdiri dari kursinya, tentu membuat satu pertanyaan terucap dari Vino. "Mau kemana?"
"Pulang"
"Aku antar" balasnya sambil mengambil uang di dompetnya lalu meletakan dimeja.
"Aku bisa sendiri"
"Gak terima penolakan" ucapnya lalu menarik lengan Rara, tapi langsung dihentakan hingga membuat lengan keduanya terlepas. "Aku mau pulang sendiri" sarkas Rara sedikit membentak.
"Mau aku gendong?" Perkataan Vino membuatnya terdiam, pikiranya melayang saat kejadian di rumah sakit lalu. Vino itu gak main main dalam ucapanya, sudah cukup ia malu saat digendong layaknya karung di RS. Dengan cekatan Rara menarik lengan Vino, lalu melangakah keluar.
"Pegangan" ujar Vino saat telah selesai mengenakan helm.
"Gak mau" tolaknya, dia kira bisa ngambil kesempatan dalam kesempita. Ini tuh Rara bukan kaleng kaleng, gerutuknya dibenaknya.
Vino berdecak, dengan cepat ia menarik tangan Rara dari belakang. Awal agak susah karna Rara menahanya, tapi kekuatan Rara tak sebanding dengan Vino.
"Jangan dilepas, atau aku ikat pakek tali" perinta Vino. Sejak tadi Rara berfikir, dia ini pacarnya apa bukan, masak pacar dilakuin begini. Pasrah Rara menerimanya, dari pada tanganya di ikat.
Di perjalanan Rars mengerutkan dahinya, arah motor Vino berlawanan arah dengan rumahnya. "Kita mau kemana?"
"Pulang" jawab Vino singkat, Rara semangkin mengerutkan dahinya. Ia berpikir mungkin Vino mengambil jalan pitas.
Mereka tiba di sebuah gedung, dengan ragu Rara turun. Tapa membuka helmnya, ia mengajukan pertanyaan "ngapain kita disini."
"Pulang lah" jawabnya sambil membuka helm milik Rara. "Vin? Rumah ku gak disini."
"Memang, tapi sekarang kamu tinggal disini. Aku punya apertermen disini, dan itu kosong. Jadi kamu aja yang tinggal disana" jelas Vino, kalian tau apa reaksi Rara. Ia menganga mendengarnya, ia tak percaya dengan ucapan Vino.
"Vin, gue punya rumah" perotesnya.
"Iya gue tau, tapi itu gak layak. Jadi lo harus tinggal disini" ucapnya mutlak. Vino tau kondisi rumah yang ditempati Rara, usang dan rapuh. Sewaktu waktu rumah itu akan roboh, dan Vino gak mu jika itu terjadi menimpa pacarnya.
"Vin, kita itu baru pacaran. Bukan sepasang suami istri, jadi lo gak perlu lah ngasi apartemen gini"
"Emang kita masih pacaran, terus kenapa? Kamu gak mau terima, apa perlu aku buat kamu jadi istri qku? Aku bisa kok bawak panghulu sekarang" balas Vino, dan lagi Rara menganga mendengarnya. Apa apaan ini dia bahkan masih kelas XI dan dia harus nikah, ogah sih_Gerutuknya.
"Vino" protesnya.
"Kamu tenang aja, kita gak akan tidur bareng. Aku akan pulang kerumah, gak akan berbuat mesum. Ini itu apartemen gak kepake sampek sekarang, jadi kamu aja yang ngisi"
"Vino, aku gak bisa" tolak Rara kembali.
"Harus mau, kalok gak gue akan berbuat mesum disini" ancam Vino. Rara terpaksa menerimanya, ia gak akan mau jika Vino akan bertindak mesum padanya. Secara perkataan Vino itu tidak main main.
Vino menggandeng Rara layaknya sepasang kekasi, ya walaupun memang mereka sepasang kekasih. Rara bahkan tak mau tau lantai berapa yang ditekan Vino, yang menjadi pusat perhatiannya adalah gedung ini begitu luas.
Vino membererhentikan langkahnya saat tiba dipintu apartemen miliknya, segera ia merogo saku celanannya lalu membukannya.
"Itu kamarnya, dan dalamnya ada kamar mandi. Dan disaan dapurnya, kulkasnya juga dah ku isi sama bahan makanan. Jadi kamu gak perlu khawatir, ya sudah aku pulang. Kamu istrirahat ya sayang, bye" ucapnya panjang lebar, lalu meninggalkan Rara begitu saja. Bahkan Rara belum sempat mencernanya, ck bener bener mimpi apa ia mendapat pacar sepertinya.
____________________
Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉19/04/2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha ( Little happiness )
Teen FictionSebelumnya jangan lupa Follow dan Votmen _________ "LELAH" Satu kata dibenak Agatha untuk masalah keluarganya. "TAKUT" Kata takut tidak ada di kamus Agatha. Di mana ia beserta sahabatnya membahayakan nyawa mereka hanya untuk menuntaskan sebuah misi...