Chapter 41

1.2K 37 0
                                    

9 tahun kemudian......

Seorang wanita tengah menatap ponselnya dengan kesal, sambil sesekali ia menggerutuk tidak jelas.

"Mana sih udah di tunggu juga, bisa lumutan aku disini" wanita tersebut adalah Agatha.

Sudah 9 tahun Agatha pergi dari rumah nya, bukan pergi sih lebih tepatnya di usir. Mengingat kejadian waktu itu, membuat rasa sesak memenuhi dadanya.

Sekarang semua sudah berubah, tapi kejadian sembilan tahun lalu tidak pernah Agatha lupakan. Menjadi pelajaran tersendiri, agar kejadian dulu tidak  terulang kembali di kehidupan Agatha.

Dua tahun di Surabaya tidak membuat Agatha melupakan itu, karna tidak ingin melanjutkan kuliah di Jakarta. Agatha memilih kuliah di Yogyakarta, dan beruntungya ketiga sahabatnya juga masuk ke universitas sama. Yah walaupun Fakultasnya berbeda, dan sampai sekarang hubungan ke empatnya masih terjalin baik.

Sekarang Agatha menjadi wanita dewasa. Menjadi seorang Dokter mudah  membuat Agatha, bertanggung jawab atas keselamatan pasienya.

Entah kesambet apa seorang Agatha memilih menjadi dokter waktu itu, secara orang seperti Agatha lebih pantas berurusan dengan alat untuk pertarung. Atau seorang atlet bela diri, dan petinju wanita.

Tapi Agatha yah Agatah, dia ingin mencoba sesuatu yang baru. Dan alhamdulilahnya Agatha tidak berhenti satu atau dua tahun di jurusan dokter, melainkan menjalankan sampai sekarang. Dan dengan paksaan ketiga sahabatnya, akhirnya Agatha mau untuk bekerja di Jakarta. Tempat semua kejadian waktu itu terjadi.

Oke kembali ke topik, seorang berpakain rapi. Dengan kacamata hitam bertengger di atas hidungnya, memberhentikan mobilnya. Dengan gaya nya membuka atap mobil tersebut, terpapang jelas wajah pria itu.

Agatha memutarkan matanya, sok gaya sekali manusia ini. Mungkin itu yang tengah ada dalam benak nya.

"Ayo masuk, Ravin udah nunggu" Agatha dengan sebal langsung masuk, dikira siapa yang membuatnya lama. Dengan watadosnya dia menyuruh Agatha memasuki mobilnya, ingin sekali Agatha menjedotkan kepala pria itu di tiang listrik.

Mobil melesat di jalan raya Jakarta, pria itu memandang Agatha dengan kerutan di dahinya.

"Kenapa cemberut, tuh mulut napa di gitui. Mau aku cium?"

"Coba aja kalok berani, aku tabok tuh mulut" pria itu menatap Agatha ngeri, sejak kapan tunanganya ini begitu kejam padanya.

"Al, ke toko mainan dulu. Aku mau beli mainan buat Ayara" Aldan membelokan arah saat mendengar ucapan Agatha.

Ya, Aldan telah berhasil menaklukan hati Agatha. Bertahun tahun telah berubah, namun cinta nya terhadap Agatha tidak sedikit pun berkurang melainkan semangkin bertambah besar.

Aldan sekarang, menjadi soarang Ceo mudah di perusahan A'Grop. Perusahaan yang ia rintis dari nol, hingga sebesar ini. Suatu perusahaan yang cukup berpengaruh di indonesia.

Mobil yang ia kendarai tiba di sebuah toko mainan, tanpa basa basi lagi Agatha turun tanpa memperdulikan Aldan.

Melihat itu Aldan hanya bisa menggelengkan kepalanya, jika bersangkutan dengan Ayara maka Agatha akan sangat bersemangat.

"Menurut kamu, mainan apa yang cocok buat Ayara?"

Aldan meneliti setiap permainan untuk anak perempuan, pandangan jatuh pada boneka barbie.

"Ini aja gimana" balas Aldan. Agatha melotot melihat mainan yang di pilih Aldan.

"Ayara itu baru dua bulan, ya kali di kasih kayak gitu" Agatha mendengus.

Sedangkan orang yang terkena protes berdecak, tau begini ia tidak ikut memilih mainan. Cewek mah selalu benar.

***
Agatha menyelonong masuk ke dalam rumah Ravin, berasa rumah sendiri.

"AYARA" teriak Agatha tanpa dosa nya.

"Ayara gak bakal nyaut kali, rang dia masih dua bulan" Agatha menatap sinis orang yang berada di sampingnya, masalah di toko mainan belum selesai ini malah nambah masalah lagi.

Dari dalam terlihat dua orang dan salah satunya menggendong seorang bayi. Dengan cepat Agatha segera menghampiri mereka, sambil mengambil alih Ayara.

"Anak gue oy" protes pria yang menggendomg Ayara tadi.

"Tha lo kagak kangen apa sama aku" tanya wanita disamping nya. "Kagak, gue mah kangen nya ama Ayara" Rara mengerucutkan bibirnya.

Sepasang kekasih itu adalah Rara dan Vino, yang sering di singkat oleh Aldan menjadi Ravin. Biar gampang manggil nya kata Aldan.

Rara dan Vino sudah menikah satu tahun lalu, teryata kisah cinta mereka sampai kepelaminan. Walaupun kadang masalah sering mampir di hubungan mereka, tapi Ravin bisa menyelesaikanya. Memang teori yang selau Vino ucapkan benar adanya, jika hubungn mulus aja, tapa ada hambatanya maka itu belum disebut sebuah cerita cinta.

Ayara Feriska, adalah buah hati sepasang kekasih itu. Anak cantik itu telah melengkapi kehidupan Rara dan Vino, menjadi kehidupan yang lebih berwarna.

Sedangkan Aldan iri dengan seorang Vino, bahkan sudah seminggu ini Aldan memaksa Agatha untuk menikah. Tapi Agatha memberi jangka satu tahun lagi untuk menikmati masa mudanya, tanpa terikat dalam hubungan pernikahan.

Bukan tanpa sebab Aldan meminta Agatha agar cepat menikah, Aldan tidak mau Jika Agatha di gebet oleh pria lain. Apalagi status Agatha sekarang menjadi seorang dokter, rasanya Aldan ingin mencolok mata setiap pasien pria yang berani menggoda Agatha.

Status tunangan belum bisa membuat Aldan tenang, jadilah ia selalu meminta Agatha agar mau di nikahi. Bayangkan saja, orang yang sudah menikah saja bisa bercerai, apalagi hanya seorang tunangan.

"Becanda kali Ra, aku juga kangen kok sama kamu" ujar Agatha saat melihat Rara bersedekap sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kamu sih kerja mulu, abil cuti kek" balas Rara sambil menuntun Agatha untuk diduk di sofa, sedangkan kedua pria itu di abaikan. Begini ni, jika seorang wanita sudah lama tidak bertemu. Bawaanya ingin bergosip saja, bahkan melupakan pasangan masing masing.

"Lo kapan nikahi Agatha?" Tanya Vino sambil memandang Agatha yang sedang bercada ria dengan istrinya.

Aldan mengehal nafas, "gue gak tau. Gue sih pengenya cepet, tapi giman lagi. Lo tau lah Agatha giman orang nya."

Vino merasa kasihan terhadap apa yang di alami Aldan, "sabar bro, mungkin belum waktunya lo nikah. Lo banyak banyak doa aja dah, mana tau kan di jabah ama Allah."

Aldan hanya menganguk, sambil menatap Agatha. Melihat tunangnya tersenyum membuat hatinya adem, berasa di kasi es kali yak.

_______________

Jangan lupa Vote ama komen yah😉😉

Karna itu semua gratis, kagak di pungut biyaya dah. Bener dah kagak bohong gue✌✌

22-5-2019

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang