30. Maaf

1K 52 1
                                    

Agatha masuk ke dalam rumah tanpa mengetuknya, sudah menjadi kebiasaan saat tinggal di sini. Ia melangkahkan kakinya ke sagalah arah, ia ingin menemui mamanya. Ia rasanya ingin manja manjaan, entah lah sifat manjanya tibul secara tiba tiba.

Senyup senyup ia mendengar suara orang tertawa, segera ia mencari arahnya. Mana tau kan maling yang lagi bercanda.

Tepat saat ia tiba, ia berhasil menemukan mamanya. Dengan senyum mengembang ia berjalan mendekatinya, namun hanya beberapa langka. Saat mendengar kalimat Athala, "rasanya enak yah bisa ketawak kayak gini lagi. Sejak Agatha dateng kita gak pernah ngumpul kayak gini, Athala rasanya mau begini tiap hari."

"Udalah jangan bahas dia" ujar Devan dingin, saat mendengar nama Agatha terucap entah mengapa wajahnya menjadi datar.

Matanya memburam mendengarnya, air matanya ia tahan mati matian agar tak keluar. Dari semua keluarga yang gembira disana, ia hanya seorang yang menderita. Jika Agatha bisa berteriak sekarang, mungkin ia akan melakukanya.

Melihat raut kebahagiaan di wajah Athala membuat hatinya tersayat, bukan karna ia benci melaikan ia tau apa yang di kehendaki Athala. Athala ingin dirinya tak ada di sini.

Sungguh Agatha tak sanggup melihat tawa bahagia Athala, dengan langkah cepat Agatha pergi dari sana. Tapi tak disangka Acha melihatnya, ia tahu Agatha sedih melihat keluarganya bahagian tanpanya. Dengan cepat Acha menyusul Agatha.

Dengan air mata yang mengalir deras Agatha berlari, malam berbintang ini tak mengehentikan langkah Agatha. Ia sengaja tak mengendarai motor, ia ingin berlari agar melampiaskan rasa sakitnya. Sedangkan Acha mengikutinya dari belakang.

Malam tak menghentikan para pengemudi, bahkan disaat malam begini Jakarta masih terlihat ramai akan kendaraan.

Air mata masih menetes di kedua pelupuk matanya, sampai rasa nyeri mampir diperutnya. Agatha baru ingat, ia belum makan tadi. Dengan kasar Agatha menghapus air matanya, ia segera malangakah kesebrang yang bertepatan ada rumah makan.

Sekelebat bayangan Athala muncul dibenaknya, matanya memburam kembali. Agatha terhenti untuk menghapus air matanya, ia tak sadar jika di ujung sana ada sebuah motor melaju cepat kearahnya.

Brakkk

Satu tetes air mata keluar, dengan refleks tanganya menutup mulutnya yang bergetar. Acha mematung melihat Agatha bersimbah darah, niatnya tadi ingin menolong Agatha. Mendorongnya kelain arah, tapi apa yang terjadi? Perbuatanya malah membuat Agatha tertabrak mobil, yang bertepatan satu arah dengan dorongan itu.

Acha segera berlari mendekap Agatha, ditaruhnya kepala Agatha dipangkuannya. Ia menyesalinya, seharusnya ia tadi tidak mendorong Agatha. Seharusnya ia tau motor itu masih sempat membelokan arahnya, tapi rasa takut akan Agatha ketabrak malah membuatnya mendorongnya. Acha ingin menyelamatkan Agatha, ia tak ingin menyakitinya.

"Kak maafin aku." Tangisnya pecah saat melihat darah semangkin banyak keluar, dengan cepat Acha meminta tolong. Untung banyak orang yang berbaik hati padanya, yang masih mau menolongnya.

Setelah sampai Acha mondar madir layaknya orang linglung, bahkan ia bedecak berkali kali. Acha mengela nafas frustasi, ingin sekali ia membanting ponselnya. Tapi niatnya ia urungkan, karna ia harus menghubungi yang lainnya.

Yang membuatnya kesal ponsel milik keluarganya tak ada yang mengangkat, bahkan Acha telah menelpon semua penghuni rumahnya. Tapi tunggu ia teringat satu hal, pembantunya kan belum. Dengan cepat Acha mencari nomornya.

"Hallo non, ana naon?" Tanya bi inah. Astaga bahkan ia memiliki pembantu begini, langsung menanyakan intinya bigini. Gak bisa kah ni pembantu mengucapkan salam dulu.

"Bi disana bunda Yunita ada tidak" balas Acha yang masih bergetar. "Ad non, yang lain juga ada."

"Kasiin bik" ucap Acha. Beberapa detik kemudia baru terdengar suara bundanya itu.

"Ada apa sayang?"

"Bun, kak Agatha kecelakaan" jawabnya to the poin. Entahla apa yang terjadi pada Yunita, tapi di yakini Yunita shok. Apalagi yang menjawap telponnya malah berganti orang.

"Sher lokasinya" ujar seorang yang diyakini Acha adalah Devan.

Beberapa menit kemudian derai kaki terdengar, membuat Acha menolehkan arah pandangnya. Saat melihat mamanya, Achala langsung menghabur kepelukanya.

"Ma, kak Agatha.." tangisnya pecah, Erina- mama kandunganya. Sedikit info Erina adalah adik dari Arkan.

"Mama tau, kenapa bisa?" Tanya Erina, Acha melepaskan pelukanya. Lalau Acha menjelaskan seditel ditelnya, bahkan dimana ia melihat Agatha menangis di rumah pun ia ceritakan.

Semuanya tertunduk membisu, apalagi Athala. Athala merasa bersalah, karnanya adiknya itu begini. Pantas tadi dadanya terasa sesak, teryata kembaranya mengalami kecelakaan. Hatinya memberotak, memarahinya sendiri. Ia tak pecus menjadi seorang kakak, bahkan ia yang mengakibatkan ini semua.

Tangis mereka berhenti ketika seorang dokter keluar dari ruangan ICU, dengan cepat Yunita menanyakan keadaan putrinya itu.

"Ada benturan keras di kepalanya, tapi untung saja segera dibawa kesini. Jika tidak mungkin akan minim ia akan selamat. Tapi saya tidak tau benturan itu berakibat apa, kita tunggu saja saat Agatha siyuman" ucapnya.

Semua terduduk lesu, setelah dokter mengatakan dibolehkan menjenguk. Athala bergelut dengan pikiranya saat melihat kembaranya itu terbaring di sana, yang dibalut perban dikepalanya. Sakit sungguh, melihat kembaranya begitu. Dia bisa merasakan sakit yang diderita Agatha, mungkin karna mereka kembar.

Satu persatu mereka berbicara dengan Agatha, walaupun yang diajak berbicara hanya diam. Setelah semuanya selesai ketika orang tuanya pulang dan saudaranya lain keluar untuk makan, Athala mendekati Agatha. Ia menolak untuk diajak oleh Devan tadi, Athala hanya ingin didekat Agatha sekarang.

Athala memandang kembaranya dalam diam, ingin rasanya ia marah karna adiknya ini mengejutkannya. Tapi apalah daya, adiknya kecelakaan karnanya.

"Maaf" satu kata yang dapat diucapkan Athala, ia terisak. Sungguh Athala menyesalinya.

"Maaf. Karna gue, lo jadi kayak gini. Seharusnya gue tau lo ada disana, dengerin perkataan gue. Dan seharusnya gue gak ngucapin kata kata yang nyakiti lo, gue sadar gue salah. Selama ini gue gak pernah anggep lo ada, gue gak bisa jadi kakak terbaik lo. Gue bener bener nyesel Tha, bagun yah. Kalau lo bangun, gue akan jadi orang pertama yang akan bikin lo tersenyum" ujar Athala.

Dia tau Nathan pacaran dengan adiknya ini, dan Athala ingin marah akan hal itu. Tapi rasa marah itu seketika hilang saat melihat adiknya ini terbaring tak berdaya. Cuman satu yang ada di benakanya, melihat kedua mata Agatha terbuka.

######

Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉

19/04/2019

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang