Seorang pria berjas putih, keluar dari ruang rawat. Dokter yang memeriksa keadaan Athala bernafas lega. Pasien yang diperiksanya selamat. Namun sedikit goncangan pisikis nya membuat Athala belum sadarkan diri.
Mendengar kabar itu Yunita segera menerobos masuk keruangan rawat tanpa mementingkan Dokter berada di hadapannya.
Agatha yang melihat mamanya menangis sambil memegang tangan Athala membuatnya enggan untuk ikut masuk.
Arkan yang baru tiba setelah mengurus masalah disekolah tadi, segera menarik Agatha menuju kursi tunggu didepan.
"Seharusnya kamu jagain Athala, gimana pun dia itu saudara kembar mu. Tak ada sedikit kah rasa sayang kamu kepada Athala, bisaka bersikap peduli padanya. Papa gak mau tau, kamu harus menjaga Athala setelah ini" to the poin Arkan, melangkah pergi tanpa menunggu respon yang ingin diajukan Agatha.
Agatha terduduk lesu, memang Shelly adalah musuhnya. Tapi bukan berarti semua kesalahan ada padanya. Walau bagaimana pun Agatha tau akan sikap Shelly, ia tidak akan membully seseorang jika orang itu sendiri tak mempunyai salah. Shelly tidak sampai hati untuk itu, walau saudara orang itu adalah musuh bebuyutanya.
"Aneh deh, yang kakak sapa yang adik sapa. Masak Agatha yang statusnya adik harus ngejagain kakanya. Gak kebalik tu? Kan harusnya Athala yang ngejagain Lo Tha. Buat apa Athala berojol duluan kalau gitu" celetuk Vino, langsung mendapat senggolan dari Rara. Sunggu Vino bercanda tidak pada waktu yang tepat.
"Diem" bisiknya, kemudian Rara mengusap usap pundak Agatha. Seolah olah memberikan tenaga didirinya untuk Agatha.
Kreek
Suara hendel pintu membuat ketiganya kompak menatap ruang rawat Athala. Terlihatlah Niko keluar dan berjalan mendekatinya. "Masuk, yang lain pada nunggu" ujarnya lembut.
Agatha segera melangkah mengikuti Niko, begitupun dengan Vino dan Rara. Saat pertama kali masuk mereka disambut dengan tatapan tak suka dari Athala.
Setelah Agatha mendekat, baru lah Arkan memecahkan keheningan. "Apa benar kamu yang membuat Athala celaka?"
"Bukan" jawab Agatha singkat, padat dan jelas.
"Bohong Pa, jelas jelas ini salah Agatha. Orang yeng ngebully Athala itu musuh Agatha, dia dendam pada Agatha. Jadi orang itu membalasnya melalui Atahal pa" balas Athala mengebu gebu.
Vino yang mendengar itu seketika ikut campur kedalam masalah ini, "memang benar Shelly musuh dari Agatha. Tapi Shelly gak akan pernah buat masalah jika tidak ada orang yang membuat masalah duluan, gue serta Agatha udah kenal lama sama Shelly. Jadi lo ngaku, lo kan yang mencari masalah sama Shelly?"
Athala terdiam, kenapa ia tersudutkan disini. Apalagi melihat semua tatapan kini memandangnya penuh tanya.
"Gue gak ngelakuin apa apa" dusta Athala, dari raut wajahnya saja Vino dapat menebaknya. "Dari raut wajah lo aja udah gak menyakinkan, ngaku sekarang?" Balas Vino.
"bukan, bukan gue" bentak Athala. "Sudalah sayang, mama tau kamu pasti masih shok. Jadi kamu melampiaskan semua pada Agatha, disini gak ada bukti bahwa Agatha salah" ujar Yunita.
"Iya benar kata mama, Agatha gak salah. Disini yang jelas jelas salah adalah Shelly" ucap Dafa yang ikut menimpali. "Yup! Kak Agatha mana sejahat itu, sama kak Athala" celetuk Acha.
"GAK ....LO TETAP SALAH" tunjuk Athala kepada Agatha, jelas suara teriakan Athala segera membuat Niko segera mungkin menyuruh Athala diam. Bisa bisa menggangu pasien lain disini.
"Gua gak salah" bela Agatha
"LO TETAP SALAH! gue disini yang jadi korban! Disini lo yang harusnya salah tapi kenapa gue yang disalahin. GUE GAK MAU LIHAT MUKA LO! KELUAR" bentak Athala yang mangkin menggila. Mau tak mau Agatha harus keluar dari sana, agar tak terjadi sesuatu padanya.
Menghela nafas, itu yang Agatha bisa. Baru saja seminggu ini hubunganya dengan Athala mulai membaik, tapi sekarang. Agatha mengusap kasar wajahnya, bahkan hubunganya dengan Athala sangat mudah retak. Bahkan mereka tak pantas menjadi kembaran.
Agatha betjalan tanpa memperdulikan Rara dan Vino, "Tha kita mau kemana?" Tanya Rara.
"Balapan" satu kata yang terucap Agatha sudah menjabarkan semuanya.
***
BrummmBrummm
Suara saut sautan berasal dari mesin motor masing masing, beruntung hari ini ada yang ingin bergabung dengan Frenzo. Agatha langsung mengambil kesempatan untuk mengujinya.
"1....2....3." Hitungan ketiga langsung membuat kedua orang itu segera memacu kendaraanya. Dengan melesat Agatha menambah kecepatan secara perlahan.
Agatha kali ini hanya ingin meluapkan emosinya, yang membuatnya menggila mengenderai motor. Seperkian menit Agatha sudah melsat jauh meninggalkan lawanya, bahkan dari sepion motornya Agatha sama sekali tak dapat melihat lawanya.
Tanpa mengurangi kecepatanya, Justru Agatha menambahnya lagi. Namun berbeda , Agatha tidak mengambil jalur yang benar. Agatha melewatinya saja, entahlah ia sekarang ingin sendiri.
__________________
Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉
11/04/2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha ( Little happiness )
Teen FictionSebelumnya jangan lupa Follow dan Votmen _________ "LELAH" Satu kata dibenak Agatha untuk masalah keluarganya. "TAKUT" Kata takut tidak ada di kamus Agatha. Di mana ia beserta sahabatnya membahayakan nyawa mereka hanya untuk menuntaskan sebuah misi...