Chapter 12

1.6K 55 0
                                    

Suara derum motor saling kejar mengejar terdengar dimalam ibukota Jakarta. Hujan yang kian derasa tidak membuat mereka berheti, namun kian semangkin memperlajunya.

"Tha gue belum mau mati, plis pelani motor lo gue taku. Nyawa gue udah diujung tanduk" teriak Rara, Iya mereka adalah Rara dan Agatha. Yang tengah dikejar oleh puluhan orang beseragam hitam,entah apa urusannya dengan Agatha hingga membuat malam yang diiringi hujan tidak membuat mereka berhenti mengejarnya.

"Kalau gitu lo liat di samping atau dibelakang lo, mana tau kan malaikat pencabut nyawa lo udah dateng" teriak Agatha dengan terkekeh.
Rara yang mendengar tawa kecil dari Agatha tak habis pikir, dimana nyawa mereka tengah dalam bahaya tapi Agatha masih bisa terkekeh.

"Lo jangan gitu dong, gue tambah takut ni"teriak Rara, gimana gak takut tengah malam dikejar oleh gerombolan entah dari mana asalnya dan dengan diiringi hujan lebat. Tipis kemungkinana mereka selamat, kalau bukan gerombolan orang itu yang mencabut nyawa gue maka motor yang terpeleset karna hujan deras ini jadi saksi matinya gue. Tamat lah riwayat gue,kenapa harus hujan sih_benak Rara dengan di iringi doa.

Bayangkan dikejar disaat hujan, tentu jalan menjadi licin. Dengan keadaan motor yang melaju diatas rata rata, itu sangat berbahaya.

"Yah, yah kenapa Tha" ucap Rara refleks saat Motor yang mereka kendarain tiba tiba berhenti.

"Mampus,bensinya habis" jawab Agatha, ia lupa tadi untuk mengisinya. Niatnya tadi hanya bersenang senang dengan motor kesayanganya ini, malah dikejar orang antah beranta asalnya.

"Lo telpon Vino, minta bantuan sama dia. Biar gue hadapin mereka disini" tambahnya ketika melihat puluhan lampu motor mengarah kemereka.

"Ponsel gue mati, gue gak sempet simpen tempat aman. Tadi gue kira gak bakalan hujan" jawab Rara dengan wajah bertambah panik.

"Ponsel gue ketinggalan ditas lagi, lo pergi dari sini. Lo cari bantuan kesiapapun itu, sekarang CEPAT" teriak Agatha, membuat Rara berlari menjauh dari sana. Sedangkan Agatha tidak punya kesempatan untuk kabur, karna seiring Rara tadi berlalu orang orang aneh itu sudah tepat dihadapanya.

"Siapa kalian" tanya Agatha, jujur Agatha tidak mengenal mereka. Cahaya yang minim serta hujan yang lambat laun semangkin deras, membuat penglihatnya berkurang. Membuatnya tidak dapat melihat wajah mereka.

"Lo gak perlu tau siapa kami, yang harus lo tau adalah nyawa lo ada ditangan kami" ucap salah satu dari mereka.

"Uuh tatut" ujar Agatha dengan nada mengejek, tanpa babibu lagi Agatha segera menendang salah satu dari mereka.

Terjadilah perkelahian disana, dengan gerakan gesit Agatha menangkis pukulan mereka. Menendang setiap orang yang mendekatinya, hujan sama sekali tidak menjadi hambata. Saat melawan salah satu berkepala botak yang diyakini Agatha papanya tuyul, Fokusnya terabil alih oleh seorang yang tengah memandanginya. Memperhatikannya dari jauh, namun wajahnya tertutupi oleh masker yang dipakainya.

Melihat Agatha yang sedang tidak Fokus membuat orang yang dibelakangnya dengan cepat memukul dengan keras. Membuat Agatha terjatuh karenanya, tanpa menunggu kesempatan Agatha untuk bangun mereka dengan cepat memukul Agatha membabi buta.

Agatha yang belum siapa dengan itu hanya pasrah menunggu teman temannya datang. Rasanya sakit,sangat sakit. Bayangkan dipukul, ditendang oleh puluhan orang bertenaga gajah.  Bahkan Agatha tidak sanggup untuk menangkisnya sedikitpun, untuk berdiri saja ia tidak mamapu apalagi melawanya.

Derum suara motor membuat aktifitas menyenangkan itu berhenti, Agatha yang mendengarnya tersenyum. Akhirnya teman teman Agatha telah tiba, sedangkan dia hanya tergeletak di jalan merasakan hujan yang kian derasnya dan itu membuat seluruh tubunya mati rasa.

"Lo apakan bos kita, lo lukain Agatha berarti lo siap mati" teriak Vino murka, dengan segera Anggota Frenzo menyerbu. Sekarang berbanding terbalik, orang yang tadi melawan Agatha kalah jumlah dengan Frenzo.

Melihat Frenzo yang tengah menghabisi dengan murka membuat seorang tersenyum sinis dibalik maskernya, terseyum dengan arti berbeda.

"Pengganggu" ujar orang misterius melihat anak buahnya kalah telak, ia melangkah meningalkan tempat itu.

Rara yang telah berhasil mengalahkan salah satu dari orang tadi langsung berlari menuju Agatha, dilihatnya Agatha terbaring disana dengan luka disekujur tubuhnya.

Dipangkunya Kepala Agatha di pahanya,
"Tha bangun, masak lo mau ninggalin gue sih. Gue mohon lo bangun" ucapnya dengan jatuhnya air matanya. Hujan yang tidak juga berhenti menjadi saksi itu semua, Vino serta yang lain bergegas menuju tempat Agatha.

Vino merebut Agatha menaruhnya kedalam pangkuanya.

"Pliss, jangan tinggalin Gue Tha. Lo orang paling jahat kalau lo tinggalin gue, bangun Tha" kata Vino, membelai wajah Agatha yang dipenuhi luka.

"Maaf gue terlambat Tha, plis bangun" tambahnya lagi.

"Gue gak akan mati kok, kan gue kuat. Cuman segini doang mah, kecil. Udah makanan sehari hari" seru Agatha dengan santai. (Ya iya lh, klok Agathanya mati tamat ni cerita😂😂)

"AGATHA" teriak mereka melihat Agatha yang tersenyum.

"Udah gak usah kaget, drama banget entar. Anterin gue kebeskem, remuk sudah badan gue"

Plaakkk

Dengan Refleks Vino menjitak Agatha, "lo buat gue khawatir bege" yang terkena jitakan hanya tersenyum.

"Gak usah sok gaya lo ngejitakin gue, untung keadaan gue kayak gini. Kalau enggak,gue bogem lo" tanpa meladeni ucapan Agatha, sesegera mungkin Vino membopong Agatha membawanya kebeskem.

****
"Ini......tadi....kena....emmm....itu....tadi...ini..ini..." ucap Agatha dengan gugup.

Setelah mengobati lukanya Agatha segera pulang tanpa mengganti pakainya, karna itu sekarang dia sedang dihakimi oleh keluarganya. Mempertanyakan kondisinya yang melangkah saja suasahnya minta ampun.

"Ini...ini apa Agatha. Mama cemas lihat kamu kayak gini" ucapan Yunita membuat Agatha menundukan kepalanya.

Kalau bukan saja dia nyokap gue, udah gue tinggalin deh gak perlu denger bacotnya. Gak tau apa, ini sakit. Suruh duduk kek, lah ini boro boro. Ck, nambah dosa kan gue ngatain orang tua_gerutu Agatha dibenaknya.

"Udalah ma,kasian Agatha. Biar dia istrirahat, liat lukanya kayak gitu pasti sakit. Harus diobati, biar Dafa obati Agatha" satu kata dibenak Agatha buat Dafa terimakasih, akhirnya dia bisa keluar juga disituasi kayak gini.

Dengan senang hati Agatha pergi kekamarnya saat Mamanya memerintahnya. Di ikuti Dafa dari belakang,masuklah mereka ke kamar Agatha.

"Liat luka lo yang ada diwajah, gue yakin bukan jatoh dari motor. Berantem iyah! Sama siapa?" kata Dafa saat mencari kotak P3K dilaci Agatha.

Diawali deheman dari Agatha, ia menjawabnya serta menceritakanya. Tapi Agatha tidak menceritakan semuanya, hanya part part tertentu. Yang pastinya geng motornya ia hilangkan.

__________
Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉

16/02/2019

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang