39. Terungkit

1.1K 32 0
                                    

Sudah hampir sore tawuran ini tetap berlanjut, bahkan sudah banyak orang yang berjatuhan tak berdaya. Kedua pihak memang sama kuat-nya, terbukti cuman beberapa orang saja masih berdiri disana.

Rara yang masih menangkis lawanya sesekali mengajak ngobrol, memang Rara tidak liat waktu untuk bergosip ria.

"He udah dulu napa, gue capek ni" cowok yang di ajak ngobrol memberhentikan pukulanya. "Iya juga yah, gue juga capek. Duduk dulu deh kalok gitu" serunya.

Mereka dengan enaknya duduk diantara puluhan orang yang masih baku hantam. "Ini lokasi gak ada yang jualan menimun apa, haus ni" seolah mereka adalah teman akrab, si cowok malah menanggapinya. "Yah mana ada, tau tuh bos. Nyari lokasi gini bener, dipuncak kek biar ada pemandanganya. Lah ini cuman bangkai mobil doang."

Rara terkekeh mendengar gerutukan cowok itu, "gue Juna, lo sendiri?"

"Rara" jawabnya sambil menjabat kembali uluran tangan cowok itu. Memang aneh kedua orang itu, mereka malah bercanda ria disana. Rara bahkan tertawa mendengar candaan dari Juna, jika orang melihatnya mungkin menganggap mereka gila. Yah giman gak gila, pacaran tidak liat tempat.

Vino yang melihat pacarnya malah asik mengobrol, seketika memberhentikan acara baku hantamnya. "Lo cari lawan lain gih, gue mau buat perhitungan ama pacar gue."

Dengan bodohnya, lawanya malah mengangguk mengiyakan. Sungguh ini acara tawuran apaan.

Vino langsung menyelip, di tengah tengah kedua orang itu. "Enak yah pada ngobrol, ini tuh acara tawuran bukan acara arisan" protesnya.

Rara langsung mentoyor kepala Vino, "aku capek bego, makanya ni kita berdua selonjoran dulu. Ya gak Jun?" Juna langsung menganguk. Vino menatap juna dengam sinis, apa apaan ini masa di lokasi tawuran dia di tikung.

"Pigi lo sana, ni pacar gue" bentak Vino, sedangkan Juna malah menatap Vino ngeri. Tapi bagi Rara itu mah biasa saja, bahkan tanpa dosa nya membalas ucapan Vino.

"Yah gak masalah Juna disini, buat pacar kedua aku" Vino seketika melotot menatap Rara. Pacarnya ini harus di beri pelajaran, tolong ingat kan Vino setelah tawuran ini. Kalau Vino akan mengikatnya di apartemen nya.

"Boleh juga tu, entar kalok udah pacaran tinggal salip aja" ujar Juna sambil menarik turunkan kedua alisnya. Juna langsung mendapat toyoran dari Vino, "mimpi lo ketinggian, sekali lo tikung gue. Gue tabrak lo dari depan."

"Motor kali ah" gumam Rara.

Rara langsung mengambil langkah pergi saat Vino memarahi Juna, malas sekali jika mendengar adu mulut kedua cowok itu. Lebih baik ia membatu Aldan, apa lagi melihat Aldan kesusahan.

Bugh

Rara memukul kepala cowok yang tengah dihadapi Aldan. "Thanks" ucap Aldan.

"Al, sebagian udah pada ambruk ni. Gimana dong ni?"

"Lo bawak aja mereka ke pinggir dulu, sisanya biar gue" balas Aldan yang langsung di angguin Rara. Melihat Rara tengah membantu yang lain, Aldan berusaha menyelesaikan perkelahian ini.

Di lain tempat Agatha mencari keberadaan Riko, urusanya harus di selesaikan secepatnya. Jika tidak, tawuran seperti ini akan terulang kembali.

"Mencari gue ha?" Ucapan seorang dari arah belakang, membuat Agatha memutarkan badanya.

"Hmm, kita harus selesaikan masalah kita" balas Agatha, "bukan disini, ikut gue" dengan ragu Agatha mengikuti arah Riko pergi.

Sedangkan dari kejauhan Athala juga mengikuti Agatha yang pergi dari sana, ada rasa tidak enak saat melihat Agatha pergi dari sana.

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang