Chapter 16

1.4K 45 1
                                    

Agatha mengikat asal rambutnya, agar rambutnya tak menghalanginya saat makan. Dilihatnya satu persatu keluarganya asik dengan makananya, tak seasik dulu. Dulu saat di rumah bundanya, saat makan malam atau sarapan pasti ada keributan sedikit. Yang pastinya disebabkan oleh adiknya dan dia tentunya.

Rasanya Agatha ingin sekali mengebrak meja ini, agar tercipta keributan. Bosan, bahkan ia tak semangat untuk melahap makananya.

Di tengah kebosanannya ia merasakan penselnya bergetar disaku celananya, dibukanya perlahan aplikasi pesannya. Nomor tak dikenal mengirim pesan padanya, awalnya ia acuh mungkin itu hanya orang iseng. Tapi setelah memasukan kembai ponselnya kesakunya, tiga kali getaran yang berasal dari ponselnya.

Dibukanya lagi notifikasinya, dilihatnya nomor tadi mengirimkan pesan untuknya
Dengan rasa penasaran, Agatha membukanya.

#081375******

Lo keluar sekarang
Lo keluar sekarang
Lo keluar sekarang

Tiga pesan itu menyuruhnya keluar, tanpa ada pesan lainya. Dengan malas ia meminta izin, dan segera keluar rumahnya.

"Gak ada orang kok, ck dikerjain ni mah gue" geruntuk Agatha saat melihat tak ada satu orang pun didepan rumahnya.

Dengan kesal ia melangkah masuk kedalam rumah, namun langkahnya terhenti saat matanya tak sengaja melihat sebuah kota didekat kakinya.

"Kota apaan ni, jangan jangan dari fans gue lagi." Dengan pd nya Agatha membuka kota itu, wajahnya yang semula tersenyum seketika musnah tergantikan wajah datarnya.

Didalam kota itu terlihat Fotonya yang tengah tersenyum, tapi bukan itu yang membuat wajahnya datar. Tapi darah yang membanjiri Fotonya, diyakini Agatha darah itu darah yang masih baru. Terlihat itu darah hewan yang entah siapa yang mengirimnya, dilihatnya ada sebuah surat. Dengan perlahan dibukanya surat itu

"PERMAINAN BARU DIMULAI AGATHA"

Dengan segera Agatha mengambil ponsel disakunya, kemudian menelpon nomor yang mengirimnya pesan tadi.

"Ck. Lo kira gue takut gitu dengan ancaman lo, lo denger baik baik. Gue Agatha Vanesha gak pernah takut sama hal kayak gini" dialognya saat mendengar suara mbak telkomsel yang menjawab ponselnya.

***
Jreng jreng

"Oh tuhan.....
Ku cinta dia......
Ku sayang dia......
Dia nya enggak...." suara merdu milik Nathan menghiasi suasana kantin Cempaka.

"Mohon bersabar ini ujian" ujar Cevin sambil mengusap usap pundak Nathan. Nathan sengaja menyanyikan lagu itu untuk Agatha, secara dia ingin melihat Agatha memahami maksud dari lagunya itu. Namun bukannya tersinggung oleh lagu itu, Agatha hanya menyeruput minumanya acuh tanpa memandang Nathan sedikit pun.

Dengan muka masamnya Nathan memngambil duduk di samping Agatha, dilihatnya Agatha yang tengan memakan makananya. Entah mengapa melihat Agatha makan membuatnya unik sendiri, bahkan kekesalnya seketika hilang entah kemana.

"Tha lo tau gak__

"Gak" ucap Agatha memotong perkataan Nathan, "iiiih gue belum ngomong Agatha ku sayang" geram Nathan. Agatha yang melihatnya sama sekali tak mengiraukan.

"Tha. Liat lo itu kayak lihat kamera, bawanya pengen senyum terus" ujar Nathan menunjukan taktik gombalnya.

"Oh yah" bukan Agatha yang menjawab tapi Cevin, dengan suara yang dibuat buat.

"Iya, tapi gue serbah salah ey kalok deket lo" ucapnya sedikut dibuat sedih.

"Kenapa?" Kali ini buakn Cevin yang menjawab, tapi Tristan.

"Soalnya kalok udah deket lo tuh yah, bawaanya pengen deket terus sama lo. Bahkan gue gak bisa tidur gegara mikirin lo, rasa rasanya pengen ngajakin lo nikah." Bukan hanya Agatha yang melotot, Rara, Cevin dan Tristan tak kalah melotot saat mendengar ucapan Nathan.

Brakkkk

Seketika Rara mengebrak meja saat mendengar ucapan Nathan, "nikah nikah, sekolah dulu yang bener baru ngomongi nikah."

"Nah bener tuh, lo kan play boy masa cepet banget nikahnya. Inget bro, koleksi cewek boleh tapi jangan koleksi binik" ujar Cevin ikut menimpali.

"Enak aja tu mulut ngomong, denger ya gue tuh dah tobat. Lagian kan ada Agatha, ngaoain nyari yang lain kalok di samping kita aja ada yang bisa kita perjuangin" kata Nathan sambil menarik turunkan alisnya mencoba menggoda Agatha.

"Ya kalok Agatha mau, kalok kagak kan. Lo nya sendiri yang sakit" tipal Tristan, Nathan mendengarnya langsung lemas seketika.

"Apaan sih lo Tan, kita itu sebagai sahabat harus mendukung. Apa lagi yang dilakukan Nathan itu hal positif,"

"Dan pastinya sekarang gue yang jadi Raja Play boy" tambah Cevin sedikit menyombongkan diri.

"Jadi play boy aja bangga" celetuk Rara.

"Ya iya lah, secara gue bisa naklukin banyak cewek kan. Atau lo juga mau daftar jadi cewek gue, boleh boleh aja sih."

"Gue jadi pacar lo, amit amit. Lebih baik gue jomblo seumur hidup dari pada harus pacaran sama lo"

"Oh serius ni, liat aja nanti gue akan buat nyesel karan pernah bialng kayak tadi. Dan gue akan buat lo ngemis ngemis cinta sama gue" tantang Cevin.

"Palingan lo yang ngemis ngemis cinta sama gue" sidir Rara tak mau kalah oleh Cevin.

"Sama sama suka aja, sok gak mau ngaku" celetuk Tristan.

"GUE GAK SUKA SAMA DIA" bentak keduanya bebarengan, dengan menunjuk satu sama lain.

"Ngapain lo nunjuk nunjuk gue"sinis Cevin.

"Suka suka gue lah, terus lo kenapa nujuk gue juga" balas Rara.

"Serah gue lah, jari-jari gue kok"

"Biasanya yang kompaan kayak gini ni jodoh" celetuk Tristan sekali lagi.

"GAK AKAN" teriak Cevin dan Rara berbarengan lagi, seketika tawa Tristan pecah mendengarnya.

________________

Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉

14/03/2019

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang