Chapter 6

1.8K 82 4
                                    

Agatha memarkirkan motornya di perkarangan rumahnya. Ia berjalan dengan langkah gontai.

Mood sedang buruk sekarang, dan sekarang ditambah lagi dengan kehadirana orang yang mengaku sebagai ayah kandungnya.

"Haa! Dia lagi" celetuknya dan berjalan begitu saja.

"Atha kemari sebentar" dengan malas Agatha menuruti perkataan Arina.

Setelah ia duduk di samping Arina, barulah Bundanya tersebut mengetahui luka yang di dapat Agatha.

"Astafirruallah itu tangan kamu kenpa" ucap Arina dengan panik.

"Berantem tadi"kata Agatha kelewat santai.

"Sebentar,bunda ambil obat dulu"

Agatha menghela nafas pasrah lalu bersender pada tembok rumahnya, di rumahnya ia tidak memiliki shopa jadilah jika ada tamu akan mengelar karpet saja.

Tarik nafas dan buang secara kasar,itu lah yang selalu Agatha lakukan sekarang hingga ada intruksi dari sebrang yang memberhentikanya.

"Agatha kamu baik baik saja? Siapa yang berani melakukan ini?"kata Arkan yang menyadarkan Agatha akan kehadirannya disini.

"Apa peduli anda" sahut Agatha yang membuat hati Arkan berdenyut nyeri. Untung Arina segera datang membuat suasana tidak semencekam tadi.

"Atha kok bisa sih kayak gini? Lain kali hati hati dong nak" kata Arina tersirat kekhawatiran.

"Ia bunda,Atha cuman kurang waspada tadi. Bun.....dia ngapain sih kesini lagi"tanya Agatha.

"Biar ayah kandung kamu saja yang menjelasakannya"

"Agatha...ibu kandung kamu sekarang depresi. Ia sangat terpukul atas kejadian ini,jadi papa mohon kamu ikut papa ya! Agar mama kamu tidak depresi lagi" jelas Arkan. Dengan malas Agatha menjawab

"Ck. Sekarang terbongkar semua,om mencari saya cuman karna istri om depresi. Saya yakin jika istri om itu tidak sekarat mungkin, om tidak akan mencari saya" perkataan Agatha memang benar adanya, Arkan membenarkan itu semua karna itu keyataan. Kalau ia boleh jujur sebenarnya ia sudah melupakan akan putrinya ini,namun karna istrinya telah mengetahuinya membuat Arkan mau tidak mau harus menemukan anakanya kembali.

"Tidak Agatha,walaupun mama kamu tidak depersi papa akan tetap mencari kamu" dan satu kata untuk perkataan Arkan Bullshit.

"Agatha tetap tidak akan pernah percaya om,saya tidak akan pernah ikut dengan om" ucap Agatha yang di akhiri senyum yang sangat di paksakan.

"Kalau kamu tidak mau, saya tidak segan segan membawa ini ke area hukum. Otomatis ibu kamu ini akan terbawa,mungkin dipenjara" kata Arkan tersenyum sinis menatap Arina.

"Om mengancam saya"bentak Agatha.

"Ya, tepat sekali! Sekarang keputusan ada di tangan kamu Agatha. Mau ikut dengan papa atau mau lihat ibu kamu di dalam penjara"ucapnya dengan nada yang penuh peringatan.

"Om tidak akan bisa membuat bunda terkurung di jeruji besi"

"Kanapa tidak bisa Agatha? Papa punya bukti bahwa kamu anak kandung papa dan semua bisa di bereskan dengan ck...Uang" katanya meremehkan peryataan Agatha. Seketika Arina menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju bahwa Agatha akan ikut dengan Arkan.

Dengan berat hati,setelah Agatha menatap ibunya itu akhirnya ia menjawab"Baiklah aku akan ikut dengan om"

Dengan lemas Arina terduduk lesu mendengar jawaban Agatha, ia tak berhak melarang Agatha untuk memilih hal tersebut.

"Bagus, pilihan yang sangat tepat Agatha" ucap Arkan. Dengan segera Arkan memberikan sebuah map dan merogoh sakunya mengambil sebuah kertas berbentuk cek uang.

"Apa ini?" Tanya Agatha melihat kedua benda itu di serahkan kepadanya.

"Buka saja" dengan ragu Agatha membuka map tersebut.

Sebuah perjanjian di mana Agatha harus mengikutinya. Salah satunya ia tidak boleh kabur atau pergi dari rumah,kecuali Arkan sendirihlah yang mengusirnya dari rumah.

Setelah membaca sekilas perjanjian tersebut,Agatha langsung menandatanganinya dan memberikan map itu kepada Arkan.

"Dan itu sebuah cek,untuk uang yang telah anda keluarkan selama menghidupi Agatha. Anda tinggal menulis nominal uang yang anda butuhkan"ucap Arkan kepada Arina.

"Agatha,sekarang mari kita pulang"kata Arkan yang membuat Agatha menatapnya cepat.

"Sekarang? Kenapa gak besok aja, aku belum pamitan pada yang lain."

"Gak usah, kita harus segerah pergi"ucap Arkan sambil menarik tangan Agatha, dengan cepat Agatha menarik tanganya kembali.

"Aku mau mengemasi baju ku dulu"

"Tidak perlu. Di rumah papa sudah ada semua barang yang kamu butuhkan,jadi kamu tidak perlu membawanya. Lebih baik kamu pamitan dengan ibu angkatmu
Itu,papa kasih waktu lima menit" kata Arkan menekankan kata ibu angkat dan berlalu keluar.

"Seenaknya aja dia ngatur. Pamitan cuman lima menit,dasar pelit"gerutuk Agatha setelah melihat Arkan menuju mobilnya.

"Kamu tuh gak boleh kayak gitu,diakan ayah kandung kamu"tegur Arina.

"Ayah kandung kayak dia gak pantes. Cobak aja allah menghidupkan aku di bumi ini sebelum om Arkan menikah. Pasti akan aku tegur tuh,kalau perlu ku gagalin acara pernikahanya. Supaya anaknya kagak di buang" ucap Agatha halu.

"Kalau kamu di lahirkan di bumi sebelum ayah kamu nikah. Terus kamu anaknya siapa?" Tanya Arina di iringi kekehan.

"Bener juga ya bunda, entar aku anaknya siapa dong. Gak mungkinkan anaknya mang jajang" kata Agatha sambil menggaruk tengkunya yang tidak gatal.

"Kamu ini ada ada aja" ucap Arini dengan di iringi tawa.

"iiiih kok malah bicarain Atha anaknya siapa,kan Atha niatnya pamit. Mana tinggal tiga menit lagi"

Dengan segera Agatha memeluk Arini "Bunda! Bunda sehat sehat ya, bunda gak boleh telat makan, gak boleh kerja berat berat. Atha akan sering sering kabarin bunda"

"Insya allah. Kamu juga baik baik disana. Jangan dingin sama kaluarga kamu. Dan satu lagi,walaupun Atha gak tinggal dengan bunda lagi tapi tetap. Jadi Atha yang bunda kenal ya" kata Arina yang di angguin oleh Agatha,dengan terpaksa Agatha melepas pelukan tersebut.

" yaudah bunda,Atha pamit Assalamualaikum"

"Walaikumsalam" ucap Arina setelah melihat Agatha pergi menjauh darinya.
______________
Luangkan waktu buat Vote sama Komen yah! Karna komen kalian penyemangat author😉😉😉

5/1/2019

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang