Chapter 8

1.8K 71 3
                                    

Agatha POV

Rasanya baru sebentar gue tidur, tapi ada aja gangguannya,gue merasa ada yang menepuk pipi gue. Tapi gue yakin ini pasti Risky adek gue.

"Apaan si ki__" ucapan gue kepotong dengan keterkejutan gue saat melihat siapa yang membangunkan gue. Bagaiman tidak yang bangunin gue kak Dafa, lagian lo bego banget sih Tha mana mungkin Risky bangunin lo kayak tadi. Tipis kemungkinan mah Risky ngelakuin kayak tadi dia kan seringnya teriak dulu baru tarikan. Ck... lupa gue

"Dek sekarang lo mandi ya, setelah itu lo ke bawah ya sarapan bareng"ucapnya sambil mengusap kepala gue yang pasti langsung gue tepis. Sikap dingin gue terhadap orang yang baru kenal kayaknya keluar nih,emang sih gue udah kenal sama Kak Dafa tapi bukan berarti gue akrab dengannya.

"Yaudah kak pergi dulu,kalau perlu sesuatu panggil kakak aja ya "ujarnya dan berlalu dari sana. Dia marah kagak ya,ah bodo kagak peduli gue.

Author POV

Hening menyambut suasana pagi ini, suara dentingan sendok yang beradu dengan piring tercipta di ruang makan itu. Semua orang fokus dengan sarapanya sendiri,namun berbeda dengan Agatha ia masih terkekeh geli di benaknya. Ia masih memikirkan apa yang di makan oleh Athala,kakak kandungnya. Athala memang berbeda dengan yang lainya,di saat yang lain memakan makanan yang lezat. Athala malah memilih memakan sayuran, bahkan tak ada nasi sedikit pun di piringnya.

Tu orang lagi diet. Lucu ya gak bisa makan apa apa,gue aja kagak pernah yang namanya diet. Tapi kalok di pikir pikir Athala mirip yah kayak kambingnya mang ujang. Eh tapikan semua kambing memang makan rumput, mungkin Athala jelmaan siluman kambing nih__Ucap Agatha di benaknya,dan ia tak tahan lagi untuk tertawa saat membandingkan wajah Athala dengan kambing milik mang ujang itu terpaksa ia menahan mati matian untuk tidak tertawa.

Dafa yang duduk di samping Agatha memandangnya dengan aneh. Dengan berbisik ia menegur Agatha."Kamu kenapa?" Agatha yang mendengar ucapan Dafa langsung memasang wajah datar saraya menjawab  gak papa kok.
______________

Tak tersah telah seminggu Agatha tinggal di rumah orang tua kandungnya. Dan tak ada hal menarik di sini. Ia tak bisa bergerak leluasa,ia juga tak dapat keluar dari rumah tersebut.

Padahal sebenarnya ia di perlakukan baik di keluarga ini,ia sesekali di ajak mengobor dengan yang lain namun hanya di jawab dengan singkat,padat,jalas dan pastinya dengan wajah datar.

Namun ada saja yang tak menyukainya dan lebih parahnya lagi orang tersebut adalah kakaknya sendiri Athala,Devan dan  Niko orang yang sangat membencinya. Mereka selalu menganggap Agatha tidak ada,tapi bagi Agatha itu tidak penting sama sekali.

Tapi lambat laun ia juga merasa jengah dengan sikap mereka. Perkataan mereka itu tidak main main,selalu saja menghina Agatha. Rasanya ia malas berada di tempat itu. Tak ada yang di kenalnya,dan tak ada yang dapat menjadi tempat curhatanya. Rasanya rumah itu benar benar seperti neraka.

Sama seperti makam malam kali ini ucapan Athala membuat Agatha ingin mengambil alih suasana ini. Gimana enggak Athala memarahi seorang pembantu, yang tak lain juru masak di rumah ini cuman gara gara pembantu tersebut memasak makanan yang menurut Athala terlalu pedas.

Ucapan Athala yang memaki,menghina dan terakhir dengan se enak jidatnya itu ia memecat pembantu tersebut cuman dengan hal sepele. Padahal pembantu terebut adalah pembantu yang cukup lama mengabdi di sana.

Braaaakkk

Suara gebrakan meja yang menyambut ucapan terakhir Athala."Seenaknya aja lo mecat dia".

"Gak usah ikut campur lo"bentak Athala.

"Gue akan ikut cumpur urasan lo karna lo sudah semena mena. Lo gak mikir gimana jadinya jika lo mecat dia,gimana sama keluarganya terutama anaknya mereka membutuhkan uang untuk hidupnya. Lo mikir gak sih gimana susahnya cari kerjaan,susahnya cari uang. Lo orang kaya tapi otak lo gak berpendidikan." Ucap Agatha mengebu gebu,dan itu membuat Athala tersulut emosi.

Agatha ( Little happiness ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang