ᴅᴇᴄᴇɪᴛꜰᴜʟ; ᴊᴊᴋ

Prologue

...

Ketika semuanya sama saja, menyeret luka hingga membusuk. Membiarkan tubuh tak berdaya akan rasa sakit yang terbengkalai, menahan perih yang kian menjadi. Hingga pada saatnya tiba, seseorang menawarkan kehidupan yang lebih menggoda daripada sebuah berlian—menggoda agar cepat digapai.

Tetapi, neraka kembali berpihak. Tipuan ulung mengurung jiwa, memasukan kembali diri ke dalam jurang yang kian menjorok—seolah enggan untuk mencapai dangkal.

Jiwanya menjerumuskan, menutup mata intan untuk menilik lebih dalam kepahitan yang tersembunyi. Lakonannya terlalu apik. Hingga perlahan waktu menyadarkanku, bahwa semuanya sama. Mereka sama. Sifatnya sama. Wujudnya sama. Seseorang yang menciptakan kesedihan serta kepahitan disertai kemutlakan seolah semuanya wajib untuk menjadi takdir.

Namun,

satu hal yang tak dapat kulepas. Seseorang yang kuanggap sama, menciptakan gelombang besar akan perasaan menggebu ulu hati—merangkak naik, memaksakan diri untuk terus menggenggamnya, meski sebilah pisau belati dari balik hati siap menghujamku tanpa henti.

...

©09 December 2018