Yoongi tersenyum saat Jimin memasuki kamarnya, lelaki itu pun tersenyum dengan sebuah kotak makanan di tangannya. "Aku membawakanmu sarapan, Hyung." Jimin menutup pintunya, menguncinya lalu berjalan ke arah Yoongi. "Apa tidurmu nyenyak?" tanya Jimin pada Yoongi saat ia sibuk menata makanan untuk Yoongi sarapan.
"Ah, Hyung! Aku tidak akan memasak di sini untukmu. Mulai dari sarapan hingga makan malam, aku akan memasaknya di rumahku. Seperti hari ini." Jimin tersenyum lembut. Ia mengangkat salah satu kotak makanan yang berisikan sarapan untuk Yoongi.
"Ingin aku menyuapimu?" Yoongi menggelengkan kepalanya, membuat Jimin mengangguk paham. Menyerahkan kotak makanan di tangannya pada Yoongi. Membiarkan lelaki itu mencoba untuk makan dengan tangannya sendiri.
Jimin tersenyum saat Yoongi mulai bisa menggerakkan tangannya dengan baik, ia terlihat tak lagi kaku. "Hyung, habiskan sarapanmu. Aku akan memijat kakimu, oke?" Ia pun duduk di atas ranjang, sedikit menyibak kaki Yoongi dan mulai memijat telapak kakinya yang terasa dingin. Jimin tersenyum sendu.
"Apa aku akan membaik jika kau memijat kakiku, Jimin? Kurasa tidak akan ada yang berubah." Yoongi bertanya sembari tetap memakan sarapannya.
Jimin mengangkat kepalanya, menatap Yoongi tepat di mata. "Kau meragukan kemampuan memijatku, Hyung? Amat disayangkan. Aku ini pemijat internasional bersertifikasi." Yoongi mengernyit menatap Jimin yang serius menatapnya, namun kemudian mereka terkekeh kecil bersama.
"Aku baru tahu ada sertifikasi yang seperti itu." Yoongi mendengus dalam tawa tipisnya.
Jimin mengendikkan bahu. "Aku akan melakukan apa pun untukmu, Hyung." Lelaki itu tersenyum tulus sembari terus memperhatikan telapak kaki Yoongi. Membuat Yoongi yang tengah bersandar pada kepala ranjangnya, menatap Jimin dengan tatapan lembut. Yang tak pernah Jimin ketahui ada untuk dirinya.
"Kau tidak bertanya tentang bagaimana keputusanku atas permintaanmu kemarin?" Yoongi bertanya sembari menyerahkan kotak makanannya yang sudah kosong.
Jimin tersenyum dan mengambilnya. Ia mulai berdiri dari atas ranjang lalu meletakkannya bersama kotak makanan lainnya. "Jika kau sudah menemukan jawabannya, tanpa perlu kutanyakan. Kau pasti akan menunjukkannya padaku, Hyung."
Yoongi menatap Jimin dalam, membuat Jimin yang merasa diperhatikan pun menoleh menatap Yoongi. "Apa ada yang salah dari perkataanku, Hyung?"
Yoongi menggelengkan kepalanya. "Kau bilang, kau akan melakukan segalanya untukku?" Jimin mengangkat kedua alis matanya terkejut, namun ia mengangguk kemudian. "Bisa... bantu aku untuk pergi mandi? Kurasa aku ingin menikmati matahari setelah mengganti pakaianku nanti."
Jimin tersenyum, begitu lebar. Matanya melengkungkan bulan sabit dan bibir berisinya terangkat naik dengan indah, pipi yang sedikit tembam itu memerah hangat. "Tentu, Hyung. Tentu."
*****Lelaki itu memasuki ruang kerja Hoseok, melihat papan nama itu masih bertuliskan nama sang kakak. Tersenyum miring. "Ingin kupuaskan?"
Hoseok yang tengah duduk di kursi kepemimpinan Yoongi itu pun memutar matanya malas, melipat kedua tangannya di depan dada. Bersandar angkuh dengan kaki dirinya yang bertumpang di atas kaki kanan. Menatap Jungkook dengan alis yang menukik tajam. "Kupikir, seharusnya kau sudah mendapatkan cara untuk menyingkirkan salah satu dari mereka."
Jungkook mengangguk dan berdehem kecil. "Kau benar-benar tidak sabaran, Sayang." Ia terkekeh. "Percayalah, aku sudah mencari tahu tentang Perawat itu. Dan dari apa yang kudapatkan, dia akan segera menikah. Mungkin pertunangannya bahkan akan diadakan dengan segera--"
"Aku tidak ingin mendengar kata mungkin, Jungkook!" bentak Hoseok, membuat Jungkook sedikit menegang karena terkejut.
Lelaki itu pun menghela napasnya. "Tapi kita perlu bersabar. Jimin bukanlah si bodoh Seokjin yang bisa kita kendalikan dengan mudah. Kita harus berhati-hati pada pria Park itu. Aku yakin dia tahu lebih banyak dari apa yang kita duga. Itulah sebabnya dia begitu berani menyerang kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
BORN OF HOPE
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Hanya karena dirimu. Terima kasih, telah membawaku hidup kembali."