BAB 41

613 97 46
                                    

Hoseok tidak bisa menyembunyikan rasa khawatir dan penasarannya ketika ia melihat seorang petugas kepolisian yang lain memasuki ruang tempatnya diinterogasi. Pria itu berbisik singkat, namun berhasil membuat sang Interogator berdiri dari tempatnya, berjalan cepat meninggalkan polisi yang lebih muda kebingungan. Membuat polisi yang lebih muda itu menutup laptopnya dan bergegas mengikuti seniornya keluar dari ruang interogasi. Kali ini, sama sekali tanpa perbincangan bersama Hoseok. Seolah Hoseok tak lagi menjadi pusat perhatian.

Apa Jungkook telah berhasil menyelamatkan mereka dari semua kekacauan ini?

*****

Kepala itu menoleh terkejut saat pintu ruang interogasi dibuka begitu saja, menghasilkan suara berdebum yang keras.

Beberapa detik saling berpandangan, polisi yang mendorong pintu besi itu keras kini bicara, "Seseorang mengaku telah membunuh Min Yoongi."

"Apa?" Keterkejutan sontak bertambah ketika ia mendengar apa yang baru saja disampaikan oleh koleganya.

Sebuah helaan napas berat dan anggukan pasrah menjadi jawaban dari pria yang masih berdiri lunglai di muka pintu ruangan. "Kau harus melihatnya sendiri. Dia ingin membuat pernyataan pengakuan."

Polisi berwajah sangar itu kembali mengecek ekspresi wajah Jungkook yang datar dan pongah, ia mendesah keras, membanting buku di tangannya ke atas meja lalu berjalan keluar diikuti oleh rekan-rekan satu timnya.

Di bawah sorotan kamera pengawas di setiap sudutnya, Jeon Jungkook berhasil menyelipkan sebuah seringai tipis di salah satu sudut bibirnya.

Dan tak ada satu pun orang yang menyadarinya.

*****

Langkah kaki itu terus berjalan terburu menuju sumber yang baru saja menjadi pokok perbincangan mereka, emosi membeludak dari sosoknya. Ia tidak pernah menyangka semuanya akan berjalan semembingungkan ini.

Polisi mengetahui fakta bahwa Min Yoongi masih hidup, dan mereka setuju sengaja menyembunyikannya untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan kasus ini tetapi, saat ini, seseorang muncul begitu saja ke hadapan mereka dan mengaku bahwa dirinya sudah membunuh Min Yoongi.

Kelima petugas kepolisian itu kini berdiri di dalam ruang monitor. Menyaksikan bagaimana kamera di setiap sudutnya menangkap dengan jelas bahkan bulir keringat yang menetes ke atas lantai sekalipun. Berdiri kaku memperhatikan setiap gerak-gerik seorang wanita paruh baya yang tengah duduk, tertunduk, dengan kedua tangan yang ia letakkan di atas kedua kakinya di bawah meja.

"Apa dia tetap berada dalam posisi itu setelah kalian melakukan penahanan?"

"Ya," sahut seseorang yang sejak awal duduk mengawasi di depan monitor komputer. "Dia juga tidak mengatakan apa pun selain bahwa dirinya adalah pembunuh Min Yoongi yang sebenarnya. Dia bilang dia membawa buktinya tapi, dia hanya ingin berbicara denganmu, Hyung." Ia mendongak untuk menatap pria yang merupakan kepala tim.

Sebuah embusan napas kasar terdengar darinya yang kini berkacak pinggang. Menatap kesal wanita itu sebelum akhirnya memutuskan untuk mengikuti permintaan wanita paruh baya itu.

Ia berjalan keluar dari ruangan monitoring, memasuki ruang interogasi itu dengan wajah seramnya. Wanita itu bergeming bahkan ketika ia duduk di hadapannya. Membanting pelan sebuah buku catatan ke atas meja guna memberi peringatan bahwa, apa yang tengah dihadapinya adalah hal yang serius.

Berada dalam keadaan hening untuk beberapa menit, polisi itu memulai interogasinya kemudian. Menautkan jemarinya dan meletakkannya ke atas meja. "Anda ingin bertemu denganku?"

Barulah wajah yang mulai dihiasi keriput karena termakan usia itu terangkat. "Apa kau yang memimpin kasus ini?" tanyanya lemah. Gelintir harap terlihat darinya. Membuat pria yang duduk di hadapannya itu sedikit mengerutkan dahi. "Apa Tuan Jung baik-baik saja?" ujarnya, raut penuh kekhawatiran terlihat jelas. "Jika aku membawa bukti bahwa aku adalah pembunuh Tuan Min, apakah keduanya akan dibebaskan dari semua tuduhan?"

BORN OF HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang