Satu minggu berlalu sejak pertama kali Yoongi melatih kemampuannya untuk dapat kembali berjalan. Ia tidak pernah tahu jika rahasianya akan ia bagi tak hanya pada Tuan Go, seseorang yang ia yakini akan selalu berdiri di sampingnya, tetapi juga pada Park Jimin, dan bahkan pada Dokter Moon.
Dokter itu tahu bahwa Yoongi tidak kehilangan penglihatannya, ia bahkan menyarankan apa yang baik dan tidak baik untuk ia lakukan, agar bisa menjaga penglihatannya tetap baik. Yoongi mengeluh bahwa beberapa bulan terakhir, penglihatannya sering kali memburam. Dan ia sudah bisa menebaknya, bahwa kemungkinan hal itu adalah efek samping dari obat yang diberikan Hoseok melalui makanan dan minumannya selama bertahun-tahun. Maka saat Dokter Moon menjelaskan hal itu padanya, Yoongi tidak memiliki sedikitpun keterkejutan di wajahnya.
Ia hanya berharap, wanita itu benar-benar bisa menjaga rahasianya. Tidak bermulut besar dan mengkhianati Yoongi dengan mengatakan itu semua pada Jimin. Pemuda itu benar-benar akan merasa cemas dan ketakutan.
"Hyung?"
Ia mengangkat kepalanya saat suara Jimin menginterupsi lamunannya. "Ya, Jimin?"
"Bagaimana? Apa yang kaurasakan setelah mengikuti dua kali terapi?"
Ia tersenyum tipis saat mata bundar itu menatap dirinya penuh penantian. Mengapa Jimin bisa menaruh harapan sebesar itu pada dirinya? Mengapa lelaki itu meyakini bahwa dirinya dapat kembali bangkit dari keterpurukannya? Dan mengapa, ia tidak pernah berhenti mendengarkan.
Yoongi menarik napasnya dalam, mengangkat alis matanya seraya tersenyum tipis. "Aku belum bisa merasakan apa pun, tapi aku harus mengakuinya, tubuhku membaik setelah melakukan terapi. Ia tidak bergerak sekaku biasanya, meskipun kakiku masih tidak bisa merasakan apa pun."
Jimin mengangguk paham, memijat pelan paha itu bergantian. "Tidak masalah, Hyung. Yang paling penting kita tidak akan menyerah atas sesuatu apa pun. Kau tahu aku akan selalu mendukung dirimu, bukan?"
Yoongi terkekeh dan mengangguk pasti. "I know."
Jimin menarik napasnya yang gemetar sedalam yang ia bisa, ucapan Dokter Moon benar-benar membekas di dalam kepalanya. Bagaimana ia menjelaskan bahwa obat-obatan yang diberikan padanya memang mempengaruhi kondisinya, akan tetapi kondisi fisik Yoongi tidak separah seharusnya, semua masalah berasal dari pola pikir dan beban di hatinya. Pria itu memang selalu mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tetapi Yoongi sendiri tahu pasti, ia tak lagi memiliki keyakinan atas dirinya.
Kehilangan banyak hal dan orang-orang yang ia percaya, membuat dirinya meragukan segala hal tentang dirinya. Teman baik Seokjin itu bahkan menyarankan Jimin untuk mengajak Yoongi berkonsultasi pada ahlinya, tetapi Jimin tidak memiliki ide, bagaimana dirinya bisa membodohi Yoongi agar pria itu mau menceritakan ketakutan terbesarnya.
Tetapi terlepas dari apa pun itu, Jimin hanya meyakini satu hal. Bahwa dirinya akan selalu mendukung dan menemani Yoongi dalam melewati semuanya.
***
"Apa yang membawamu ingin bertemu denganku hari ini, Pengacara Choi? Kau tahu aku tidak memiliki waktu untuk mendengarkan kebodohanmu dalam mengerjakan tugas."
Pria itu mengangkat sebelah alis matanya. "Aku percaya kau menantikan kabar ini datang padamu, Tuan."
"Kau berhasil?" tanyanya tak percaya.
Ia mengangguk pelan, menyerahkan dokumen di tangannya pada Hoseok yang duduk angkuh di atas singgasana suaminya. Membaca isi berkas itu dan tak kuasa untuk menahan senyuman bahagianya, hatinya sudah tertawa puas. "Aku tidak percaya kau bisa melakukannya dengan baik. Kapan kita bisa mengesahkan pemindahtanganan kepemilikan ini?"
![](https://img.wattpad.com/cover/138388297-288-k836199.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BORN OF HOPE
Hayran KurguA Yoonmin Fanfiction "Hanya karena dirimu. Terima kasih, telah membawaku hidup kembali."