Trigger Warning! Unconsent Kiss, Harsh Words, Abusive Boyfriend
"Kau benar-benar menghubungiku malam ini."
Terkekeh pelan, pemuda itu menyilangkan tangan kanannya di depan dada, sementara tangan kirinya berusaha menyamankan posisi ponselnya. "Oh, ayolah, Tuan. Bukankah kau memintaku berjanji untuk menjamu dirimu dalam sebuah acara makan malam formal? Aku rasa kali ini adalah waktu yang tepat untuk menikmati dentingan cantik dari sebuah gelas berisi wine mahal favoritmu."
"Favoritku?" ujarnya sedikit bermain-main.
Kembali, ia terkekeh pongah. "Kau tidak akan menolak penawaranku kali ini, Tuan. Besok malam. Restoran bergaya barat favoritmu, atas namaku."
"Jungkook?" Dahinya berkerut mendengar pria bersurai hitam itu menyebut tentang reservasi restoran. Menutup pintu kamarnya sedikit kasar saat dilihatnya Jungkook segera meletakkan ponselnya ke atas nakas di samping ranjang. "Mind to explain me something?"
Dengan sebelah alis mata yang terangkat naik, ia menunjukkan senyum gigi kelincinya. "Kau sedang merajuk, Hyung?"
"Kau benar-benar berselingkuh dariku? Setelah aku mendapatkan seluruh kekayaan keluarga Min?"
Memukul pelan pantat lelaki yang berdir menjulang di depannya, pria Jeon itu tertawa geli. "Kau bercanda? Aku harus menikmati hartamu sebelum aku meninggalkan dirimu …."
Melihat raut wajah kesal Hoseok membuatnya kembali tertawa.
"… Jika saja aku mau. Sayangnya aku telanjur mencintai lubangmu."
"Berengsek!" Hoseok memukul bahu itu keras. Membuat Jungkook mendesis nyeri. "Rasakan itu, Kotoran Kucing."
Mendesis linu karena bahunya, Jungkook yang membenahi duduknya di atas ranjang, melingkarkan tangannya pada bokong Hoseok. Meremas bergantian bongkahan daging favoritnya. "Aku ingin menggigitinya sekarang, kau terasa sangat menggemaskan."
"Siapa?"
"Kau."
"Yang tadi!"
Jungkook kembali tertawa mendengar rengekan kesal Hoseok. Prianya menjadi manja setelah keinginannya mulai menemui titik terang. "Pemegang kunci dalam pertandingan sengit ini ….
"… Oh Sang Gyeong."
***
Kepala itu terangkat kaget saat pintu kamarnya didobrak. Jimin yang akhirnya memutuskan untuk turun dan ikut makan malam, harus mematung, berdiri di depan pintu kamarnya terkejut.
Kekasihnya menatapnya nyalang dengan bahu yang naik turun tak teratur karena napasnya yang terburu.
"Taehyung …?" lirihnya.
"Kau akan terus memperlakukanku seperti ini? Park Jimin! Aku ini tunanganmu. Harusnya kau tidak memikirkan pria lain selain aku, tak peduli apa pun alasannya!" teriaknya pada Jimin yang kini termenung. Bingung pada sikap yang Taehyung tunjukkan malam ini padanya.
"Tae, jika ini tentang Tuan Min, kita bisa membicarakannya baik-baik."
"Arrgh!" teriaknya kasar selagi mengacak surainya asal. "Tuan Min! Tuan Min! Tuan Min! Dasar orang lumpuh sialan!" Ia menarik kasar tangan Jimin. Memaksa pemuda mungil itu untuk mengikuti langkah kakinya.
Membuat Jimin mendesis kesakitan. Beberapa kali kakinya tersandung dan hampir terjatuh saat Taehyung dengan kasarnya menarik dirinya berjalan, menuruni tangga.
"Tae, sakit!" lirihnya sambil menitikkan air mata. Menyentuh pergelangan tangan kirinya yang masih digeret kasar, berharap Taehyung sadar bahwa ia telah melukainya. Tetapi nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
BORN OF HOPE
FanfictionA Yoonmin Fanfiction "Hanya karena dirimu. Terima kasih, telah membawaku hidup kembali."