Chapter 1 - Munding

12.6K 441 60
                                    

Mohon maaf dengan penggunaan bahasa makian yang agak kasar. Cuma ada di chapter 1 ini saja untuk penekanan 'bullying' yang diterima oleh tokoh utama.

Selamat membaca.

=====

"Modar kowe!!!"

"Anak lonte!!!!"

"Sana ngadu!! Mau ngadu ke siapa hah?"

"Nangis?? Dasar cengeng!!"

"Hahahahahahahahahaha."

Seorang anak meringkuk di tengah tanah lapang, sedangkan enam orang anak lainnya mengeroyok anak tersebut. Ada yang melayangkan pukulan, sebagian yang lain menggunakan kakinya untuk menginjak anak malang itu.

Salah seorang anak yang berbadan paling besar, bernama Joko, tertawa terbahak-bahak melihat postur tubuh anak yang meringkuk di tanah dan merintih kesakitan itu.

Dengan nada memerintah, Joko menyuruh kawan-kawannya untuk mengencingi anak yang barusan mereka keroyok tersebut.

"Kencingi aja!! Anak lonte, nggak punya Bapak. Siapa yang mau nolongin dia?" kata Joko lantang.

Dan kelima anak lainnya serentak mengikuti perintah Joko. Membuka celana pendek mereka dan mengeluarkan burung kecilnya masing-masing.

Tak lama kemudian, air kencing lima anak tersebut sudah membasahi seluruh tubuh anak kecil yang meringkuk di tanah tersebut.

"Cabut!!! Hahahahahahahahahaha." kata Joko sambil melambaikan tangan tanda ajakan ke kawan-kawannya.

Mereka berenam meninggalkan lapangan tersebut dengan kepala mendongak keatas dan sambil tertawa-tawa. Mereka merasa hebat dengan apa yang barusan mereka lakukan.

Malam pun datang, lapangan yang tadinya temaram oleh sinar matahari senja, kini menjadi gelap gulita.

Suara rintihan anak kecil masih terdengar di tengah tanah lapang. Tapi siapatah yang akan mendengar?

Tanah lapang ini terletak di pojok desa. Tanah lapang yang hanya dipakai ketika ada acara pertunjukan seni Kuda Lumping atau pagelaran wayang tahunan saat Ruwat Desa.

Anak itu bernama Munding.

Nama yang kedengaran aneh ya? Kalau kerbau? Ya. Munding artinya Kerbau. Nama yang sederhana dan mungkin untuk anak-anak seumuran Munding yang lain bakalan malu kalau punya nama seperti itu tapi Munding tidak.

Munding bangga.

Nama anak seumuran Munding rata-rata sudah keren. Seperti Joko yang mempunyai nama lengkap Joko Sentono. Mendengar nama Sentono semua orang di desa ini pasti tahu nama itu. Karena itu adalah nama dari sang kepala desa, Karto Sentono.

Nama kelima anak tadi selain Joko juga tak kalah keren, Rangga, Yogi, Bambang, Abdul dan Candra. Munding? Sama sekali nggak level dengan mereka.

Tapi Munding tetap bangga dengan namanya.

Sambil merintih menahan sakit di tengah lapang, Munding kembali teringat masa-masa indah ketika Bapaknya masih hidup dulu.

"Bapak, kenapa sih Bapak kasih nama Munding? Kan malu Pak?" tanya Munding kecil yang masih duduk di kelas 3 SD dan sedang menemani Bapaknya di sawah.

Wage, Bapak Munding, seorang laki-laki desa sederhana yang bermata pencaharian sebagai petani, tersenyum mendengar pertanyaan anaknya.

"Le, coba kamu liat, kalau nggak ada kerbau yang membantu Bapak membajak sawah ini. Kira-kira Bapak bisa nggak mencangkulnya sendirian?" kata Wage sambil menunjuk hamparan sawah yang barusan ditanami.

munding (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang