part 1

9.3K 473 112
                                    

Akkkhhh Taeyong Oppa~

Taeyong oppa aku mencintaimu!!

Kerumunan penggemar yang seperti lautan manusia itu terlihat semakin bersemangat saat kini, Lee Taeyong, salah satu idol yang namanya sedang naik, dan diagung-agungkan itu hadir di atas panggung. Dengan wajahnya yang berkharisma pria berusia dua puluhan itu seolah memanah semua hati penggemarnya.

Setelah penampilan solonya, kesembilan anggota lain turut hadir di panggung, menampilkan salah satu lagu andalan mereka yang luar biasa hebat, membuat orang yang melihat seolah tak bisa berkata-kata lagi.

Hingga akhirnya sesi berbincang pun tiba, salah satu sesi yang paling disukai kesepuluh pria yang kini nampak terharu melihat cahaya dari lightstick milik penggemar yang nampak sangat cantik, seperti lautan cahaya, bersinar terang.

"Wow!" Seru salah satu anggota dengan banyak tindikan di telinganya.

"Sepertinya Yuta akan menangis." Johnny terkekeh, mengejek Yuta yang tadi berseru kagum, hingga membuat pria Jepang itu kini malah pura-pura menangis.

"Ya, aku menangis, hiks," ujar Yuta membuat semua anggota dan para penggemar tertawa. Kini tawa memenuhi gedung tempat diselenggarakannya konser mereka.

"Baiklah biarkan kami memberi salam dulu." Taeyong, pemimpin dari mereka mengangkat micnya, hingga tak lama kesepuluh pria itu berjejer rapi.
"1,2,3. To the world, We are NCT 127," ujar mereka sembari membungkuk.

"SELAMAT MALAM HONGKONG!"
Sapaan dari Taeyong membuat seluruh penggemar berteriak kencang.

"Wah, bahkan malam ini pun, kalian terlihat sangat cantik. Terima kasih karena begitu mencintai kami," ujar Taeyong sembari tersenyum, memulai sesi berbincang.

***

"Ouh, senangnya hidup." Doyoung tersenyum senang saat tubuhnya yang tadi terasa sangat lelah itu kini bisa berbaring di ranjang super empuk.

Sementara Haechan yang baru saja masuk ke kamar itu ikut bergabung bersama Doyoung.
"Sangat nyaman," ujar Haechan.

"Bisa-bisanya kalian berbaring di sana padahal belum mandi. Tahukah kalian ada berapa banyak kuman di tubuh kalian yang berkeringat itu?" Taeyong, yang baru saja keluar dari kamar mandi menarik kerah Doyoung yang tidur tengkurap.

"Hyung! Aku bahkan terlalu lelah untuk mandi," ujar Doyoung dengan mata yang terpejam.

Taeyong menggelengkan kepalanya, lalu mendengus melihat Haechan yang kini sudah mendengkur, di ranjang kamar hotel yang Taeyong tempati.

"Bisakah kalian tidur di kamar masing-masing? Jika ingin berkumpul kenapa harus kamarku lagi yang dijadikan markas?" tanya pria itu sembari menatap pada Taeil, Johnny, dan Jaehyun yang sedang mengobrol di sofa.

"Kamarmu selalu yang paling luas hyung." Entah datang dari mana, Mark tiba-tiba menyela dan berbaring di antara Haechan dan Doyoung yang sudah berbaring lagi.

Taeyong seketika memejam dan memijit kepalanya yang mendadak pening. Tidak bisakah ia mendapat waktu istirahat sebentar saja?

"Aku tiba-tiba lapar, mau makan keluar? Sembari kita jalan-jalan," ujar Johnny, mencari-cari tempat makan terkenal yang ada di sekitar sini dari ponselnya.

"Makan?" Haechan mendadak bangun, membuat Taeyong kaget dan sedikit mundur. Astaga, lama-lama Taeyong bisa kena serangan jantung.

"Ide bagus, ini juga hari terakhir kita di Hongkong. Kapan lagi kita bisa kemari?" ujar Jaehyun mengingat malam ini konser mereka di Hongkong resmi berakhir.

"Kalau begitu ayo! Aku akan panggilkan Jungwoo, Yuta dan Winwin." Taeil beranjak dari duduknya, lalu berjalan menuju pintu hendak memanggil ketiga orang itu yang entah di mana.

***

Taeyong yang sudah lelah dan mengantuk hanya bisa menghela napas berat saat teman-teman satu grupnya mengobrol dan saling menggoda.

"Taeyong kau tidak makan?" tanya Yuta saat melihat piring Taeyong yang masih penuh. Namun Taeyong sama sekali tidak merespon, karena sekarang yang pria itu inginkan adalah tidur di ranjang hotelnya yang hangat.

"Kalau kau tidak mau biar aku yang makan." Haechan tahu-tahu sudah mengambil daging di piringnya, membuat Taeyong seketika mendelik.

"Ehe, ini aku kembalikan," ujar Haechan kembali meletakkan danging itu di tempatnya. Takut ditatap Taeyong seperti itu.

Untuk kesekian kalinya Taeyong menghela, lalu mendorong pelan piringnya kepada Haechan.
"Kau makan saja, aku tidak lapar."

"Yang benar?" Haechan nampak bersemangat dengan mata yang berbinar, kemudian memakan segala yang ada di piring Taeyong dengan lahap, karena jujur, Haechan masih lapar sesudah memakan makanannya.

Tak lama kemudian Taeyong bangkit.
"Aku duluan," ujarnya singkat. Taeyong memutuskan untuk kembali ke hotel lebih dulu karena pasti teman-temannya ini akan mengobrol sampai lupa waktu.

"Kau tidak apa sendiri?" tanya Doyoung pada Taeyong yang sudah melangkah.

"Hmm," gumam Taeyong tanpa menoleh.

"Hati-hati hyung!" ujar Jaehyun sesaat setelah menelan makanannya.

***

Taeyong memutuskan berjalan kaki mengingat jarak hotel dengan tempat makannya tadi yang cukup dekat.
Hembusan angin malam, dan suasana yang cukup tenang membuat Taeyong agak rileks, setidaknya ini cukup membuat penatnya sedikit hilang.

Ah... sekarang Taeyong semakin tidak sabar merebahkan dirinya di ranjang, pasti sangat nyaman, mengingat belakangan ini Taeyong hanya tidur tiga jam dalam sehari membuatnya meringis, miris memang. Bahkan kadang dalam sehari Taeyong tidak tidur, begitu banyak jadwal, begitu banyak yang perlu dipersiapkan saat mereka kini semakin populer.
Tapi ini semua harus Taeyong lakukan, karena ini pekerjaannya, ini yang harus Taeyong tanggung sebagai idol, karena dia sendiri yang memilih jalan ini.

Brukkk

Terlalu asik melamun membuat Taeyong tidak sadar, sampai membuat seorang wanita menabraknya.

"Sialan, apa kau tidak punya mata!?"
bentak Taeyong kesal sembari menepuk-nepuk pakaiannya, seolah ada kotoran yang menempel di sana.

Taeyong tidak kenapa, dia masih berdiri di tempatnya, malah wanita yang menabraknya yang kini jatuh tersungkur.

"Aw..." lirih wanita itu melihat telapak tangannya sendiri yang lecet, karena tadi telapak tangannya yang ia jadikan tumpuan saat jatuh.

"Kau buta ya?" tanya Taeyong masih kesal.

"Maaf." ujar wanita itu membungkuk, kemudian mendongak saat sadar Taeyong menggunakan bahasa yang sama dengannya.
"Tunggu, kau orang Korea?" tanya wanita itu antusias karena menemukan orang yang satu negara dengannya di sini.

"Tapi itu tidak penting. Ahjussi, apa kau terluka?"

Taeyong terperangah.
"Apa kau bilang? Ahjussi?"

"Yoonhwa cepatt!!" Seorang wanita yang ada di seberang jalan berteriak, membuat wanita di depan Taeyong menoleh.

"Iya aku datang!"
"Sekali lagi maaf Ahjussi, temanku menunggu, aku harus pergi. Maafkan aku." Wanita itu membungkuk lagi pada Taeyong yang kini berkacak pinggang, kemudian berlalu, menyusul temannya yang ada di seberang jalan.

Ahjussi.
Oh ayolah Taeyong tidak setua itu untuk dipanggil begitu olehnya.

Memang wanita itu tidak bisa melihatnya dengan jelas karena Taeyong memakai masker dan topi, dan itulah yang Taeyong inginkan. Ia tak mau dikenali oleh siapa pun.
Tapi saat ini, entah kenapa Taeyong ingin melepas masker dan topinya, lalu berteriak pada wanita tadi bahwa dia adalah seorang Lee Taeyong! Super idol Lee Taeyong!







###
Jadi, lebih suka versi yang lama atau yang ini??

Oh iya untuk visual Yoonhwa akan aku ganti, yang sebelumnya kan pake idol tuhh ehee.

[✔] Love is True | Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang