part 26

1.5K 136 4
                                    

"Sekali lagi." Taeyong berkacak pinggang melihat semua teman-temannya yang saat ini sudah tergeletak di lantai ruang latihan.

"Lagi!?" Yuta bangkit tak percaya. Rasanya sudah berkali-kali mereka melatih tarian untuk special stage, dan gerakan mereka sudah sangat sempurna. Apa lagi yang harus dilatih? Astaga!

"Hhhh rasanya semua tulang di tubuhku sudah remuk." Jungwoo masih setia terlentang di lantai.

"Aku mau mati sajaaaa!" seru Winwin dengan wajah pasrah.

Taeyong geram, pasalnya tidak ada yang beranjak dari tempat mereka.
"Satu kali lagi maka kalian boleh makan siang." Taeyong lantas menoleh pada Doyoung yang tengkurap di lantai, lalu menarik kakinya dengan kuat. "Ayo bangun, sampai kapan kalian ingin malas-malasan."

Melihat itu membuat Haechan seketika bersemangat dan ikut menarik kaki Doyoung hingga tubuh pria itu terseret, sementara yang lain menertawakannya.

"Akhh lepaskan, lepaskan kakiku!" Doyoung memberontak.

Beberapa saat kemudian, akhirnya sesi latihan berakhir.

"Yeah, akhirnya makan. Apa yang akan kita makan? Jajangmyeon? Pizza? Ayam?" tanya Yuta, membayangkan berbagai menu yang ingin ia makan.

"Ayam! Ayam!" seru Haechan.

"Ayam terus. Apa kau tidak bosan? Kemarin kita sudah makan itu," ujar Doyoung, ia masih dendam karena Haechan menarik kakinya tadi.

"Jajangmyeon saja! Sudah lama kita tidak makan itu," ucap Mark dan Haechan langsung menatapnya sinis.

"Setuju!" Doyoung tersenyum senang tidak akan ia biarkan Haechan makan menu yang ia inginkan.

"Baiklah, angkat tanganmu jika kau ingin ayam," ujar Jaehyun yang tiba-tiba mengadakan pemungutan suara.
Hanya Haechan yang mengangkat tangan, dan itu sukses membuatnya manyun.
"Angkat tanganmu jika kau ingin makan jajangmyeon."
Semua orang mengangkat tangan, otomatis mereka akan menjadikan jajangmyeon untuk menu makan malam hari ini.

"Iya, iya. Jajangmyeon pun tidak apa." Haechan pasrah, tidak terlalu pasrah sebenarnya, karena dia suka makan apa pun. "Eh tapi siapa yang akan membayar?"

Dan langsung saja semua mata menoleh ke arah Taeyong.

Taeyong langsung memasang ekspresi datar. "Apa?"

"Taeyong hyung~" Jungwoo tersenyum manis sembari mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Baiklah, aku yang bayar." Lagi pula itu hanya jajangmyeon, uangnya tidak akan habis.

"Hyung, aku mencintaimu." Winwin memeluk Taeyong senang.

"Hei, Menjauhlah! Kau bau keringat."

Winwin langsung menjauh, dan mengendus bau tubuhnya sendiri. Tapi ia tidak mencium bau keringat. Yang tercium malah wangi segar dari parfum mahal yang baru saja Taeyong belikan untuknya.

***

Menjelang malam, Taeyong memasuki mobil kesayangannya, berniat langsung pulang ke rumah dan istirahat sejenak. Hari yang benar-benar panjang untuk Taeyong, bohong jika ia mengatakan tidak lelah. Tapi rasa lelah itu bisa tertutupi karena pria itu melakukan sesuatu yang ia sukai. Ia suka menari, ia suka dengan pekerjaannya.

Ingatan Taeyong kembali pada percakapannya dengan Yuta pagi tadi, di ruang latihan.

"Katakan dengan jujur," ucap Yuta yang tiba-tiba menghapiri Taeyong saat pria itu mencoba beberapa gerakan yang ia sengaja tambahkan untuk special stage nanti.

[✔] Love is True | Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang