"Aku... tidak ada hubungan apapun dengan Jennie."
"Apa?"
"Aku tidak berkencan, apalagi bertunangan dengannya. Itu hanya sandiwara," ujar pria itu dengan mata sayu.
"Tapi... kenapa kalian melakukan itu?"
Yoonhwa hanya bisa menutup mata dan menahan napas ketika pria yang sedang berada di atasnya kini semakin mendekatkan wajahnya. Beberapa detik berlalu, namun Yoonhwa tidak merasakan ada benda asing mendarat di bibirnya.
Perlahan Yoonhwa memberanikan diri untuk membuka mata, dan ia mendapati Taeyong ternyata sudah tidur pulas di sampingnya.
"Hhh.." Yoonhwa menghela napas pelan sembari memandangi langit-langit kamar, ia merasa sangat lega, perasaan aneh yang tadi tiba-tiba ia rasakan juga mendadak hilang.
Dengan cepat Yoonhwa menghempaskan tangan Taeyong yang berada di perutnya dan segera beranjak dari ranjang. Berlama-lama di sini bisa sangat berbahaya. Maka, buru-buru Yoonhwa berjalan ke arah pintu dan menutupnya dengan pelan, takut membangunkan Taeyong.
"Kenapa aku yang harus keluar dari kamarku sendiri?" gumam Yoonhwa setelah berpikir sejenak.
Ia kemudian teringat bagaimana wajah Taeyong yang tadi memerah sehabis minum soju, dan juga tingkahnya yang mendadak seperti anak kecil. Yoonhwa terkekeh, jika Taeyong mengingat hal itu, Yoonhwa yakin pria itu pasti akan sangat malu.
***
Jam di nakas sudah menunjukan pukul sepuluh pagi saat Taeyong bangun. Tidak biasanya ia bangun jam segini. Taeyong mencoba duduk, namun beberapa saat kemudian pria itu memegangi kepalanya yang mendadak pening.
Melihat ke sekitar, Taeyong baru menyadari jika ia tidak berada di kamarnya. Ini jelas-jelas kamar Yoonhwa.
Ah... seharusnya ia tidak minum semalam.Tok tok
"Hei, kau sudah bangun?""Itu Yoonhwa, sial."
Setelah kelakuannya semalam, tentu saja Taeyong malu jika sekarang harus bertemu Yoonhwa. Maka dengan gerakan super cepat, Taeyong mengambil selimut dan pura-pura tidur lagi.Tok tok tok
"Taeyong."Yoonhwa membuka knop pintu, yang tidak dikunci. Ia menggeleng saat melihat Taeyong membungkus dirinya dengan selimut.
"Aku membawakan sup, makanlah. Ini bisa meredakan mabuk."
Tak kunjung mendapat jawaban, Yoonhwa menjadi geram.
"Hei! Aku tahu kau sudah bangun!"Taeyong mengintip sedikit dengan menurunkan selimut itu sampai di bawah mata.
"Kau mau apa?"Mendengus, Yoonhwa lalu meletakkan nampan berisi sup itu di nakas, ia berkacak pinggang. "Jangan aneh-aneh, cepat makan dan keluar dari kamarku. Ini sudah hampir siang tau."
Mendengar Yoonhwa yang mengomel seperti ibu-ibu membuat Taeyong tersenyum kecil. "Baiklah. Aku akan memakannya."
Taeyong menurunkan selimut dan kemudian duduk sembari menyendok sup yang dibawakan Yoonhwa, sementara Yoonhwa masih tetap berdiri mengawasi.
"Kau... tidak lupa apa yang kau lakukan semalam kan?" Yoonhwa menatap Taeyong penuh selidik.
"Memangnya apa yang kulakukan?" tanya pria itu dengan wajah tidak bersalah yang membuat Yoonhwa terperangah.
"Kau tidak mengingatnya? Setelah semalam membuatku berlarian selama berjam-jam?"
Taeyong menggeleng.
"Kenapa jadi salahku kalau kau harus berlari? Jika kau tidak ingin lari, ya jangan lari.""Ah, sudahlah. Lupakan." Percuma bicara dengan orang yang tidak mengingat apapun. Padahal Yoonhwa sudah ingin menyuruh pria di hadapannya ini minta maaf, tapi bagaimana ia bisa minta maaf jika tidak mengingat apa pun.
"Taeyong."
"Hem?"
"Jangan banyak tanya dari mana aku tahu, dan jawab saja."
"Apa?"
Melihat Yoonhwa yang menatapnya serius. Taeyong meletakkan sendok saat ingin memasukkan sup ke dalam mulutnya."Kau... kenapa pura-pura berkencan dengan Jennie?"
Taeyong menghela napas pelan.
"Ingat foto-foto yang tersebar beberapa saat setelah kau tenggelam di pesta ulang tahunku?"Yoonhwa mengangguk.
"Jadi itu alasannya." Ia kini mulai paham. Menjadikan Jennie sebagai orang dalam foto itu adalah tindakan yang tepat.
"Tapi Jennie mengaku sebagai tunanganmu, bahkan saat pertama kali aku bertemu dengannya.""Kau percaya dengan yang dikatakan nenek sihir itu?" Ekspresi Taeyong terlihat tidak percaya yang malah membuat Yoonhwa terkekeh. Apa katanya? Nenek sihir?
"Tapi sepertinya dia sangat menyukaimu."
"Tidak." Taeyong menggeleng.
"Dia hanya terobsesi padaku," ujar pria itu yang kembali menyendok supnya."Ngomong-ngomong.... semalam kau tidak berbuat macam-macam padaku kan? Kenapa aku tidur di kamarmu?" tanya Taeyong tiba-tiba yang membuat Yoonhwa langsung menganga, karena kini Taeyong malah menyilangkan tangannya di depan dada.
Oh astaga! Kenapa dengan pria ini? Setelah membuat Yoonhwa tidak bisa tidur dengan tenang, Taeyong bahkan kini mencoba menuduhnya yang tidak-tidak.
Yoonhwa kemudian tersenyum licik, ia punya sebuah ide. Sekali-sekali Taeyong harus dikerjai.
Yoonhwa duduk di depan Taeyong dan kembali meletakkan sup yang dibuatnya tadi di atas nakas.
"Apa kau juga lupa apa yang kita lakukan semalam? Tadi malam, sangat luar biasa. Bahkan kita melakukannya sampai pagi."Taeyong mendadak bingung, tak lama kemudian ia menyeringai. Yang sebenarnya adalah, Taeyong ingat semua yang terjadi. Tapi rupanya Yoonhwa ingin main-main dengannya, baiklah jika itu yang Yoonhwa inginkan, Taeyong akan meladeninya.
Pria itu kemudian menarik pergelangan tangan Yoonhwa, hingga jarak tubuh mereka semakin dekat.
"Benarkah? Kalau begitu, ayo lakukan lagi supaya aku bisa mengingatnya." Ia berbisik. "Karena hal terakhir yang kuingat adalah, ciuman panas kita."Mendengar itu Yoonhwa melotot dan menarik tangannya. Dengan wajah memerah ia keluar dari kamar.
"DASAR MESUM!" serunya sesaat setelah membanting pintu. Sementara di dalam sana Taeyong tidak bisa menahan tawanya.
***
Sudah berbulan-bulan Yoonhwa tinggal di rumah ini. Awalnya ia pikir ini hanya untuk beberapa minggu, tapi ternyata lebih dari itu. Dan sekarang, Yoonhwa sudah terlalu nyaman berada di sini. Yoonhwa tahu tidak seharusnya ia merasa senyaman ini, karena suatu saat nanti ia pasti harus meninggalkannya.
Hari-hari yang Yoonhwa lalui selalu sama, jika jadwal Taeyong kosong, ia akan menemui Sujin di apartemen atau diam-diam menemui Baekhyun. Bertemu dengan Baekhyun memang sangat sulit. Sebelumnya Yoonhwa harus mencocokan jadwal Taeyong dengan Baekhyun yang juga sama sibuknya.
Oh iya, Yoonhwa rasa sekarang ia sudah bisa merelakan perasaannya untuk Baekhyun. Yoonhwa sepertinya sudah bisa menganggap Baekhyun sebagai kakaknya, seperti yang Baekhyun harapkan.
"Yoonhwa!"
Ini lah yang biasa terjadi di hari-harinya, baru saja Yoonhwa duduk di depan meja rias dan hendak mengeringkan rambut, Tuan Muda Lee Taeyong tiba-tiba memanggilnya.
Dengan malas Yoonhwa keluar dari kamar dan melihat ke bawah. Di sana ada Taeyong yang terlihat rapi, tepat berada di samping tangga."Apa?" Tanya Yoonhwa dari atas sana.
"Cepat bersiap, dan ikut aku."
Yoonhwa mengernyit bingung. Ia rasa Taeyong tidak memiliki jadwal apa pun hari ini. "Ke mana?"
"Kau tidak perlu tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Love is True | Lee Taeyong
Fanfiction"Cinta? Bullshit! Di dunia ini tidak ada yang namanya cinta." - Lee Taeyong • • • Kisah tentang Taeyong, anggota grup idola terkenal yang tidak percaya akan cinta namun berakhir mencintai gadis yang sangat membencinya. ___