part 2

4.7K 370 31
                                    

Semakin banyak yang vote & komen, semakin cepet aku update❤










Dengan napas sedikit terengah karena berlari menyeberang jalan, Yoonhwa menghampiri sahabatnya, Choi Sujin yang sudah memasang wajah sebal sembari melipat kedua tangannya.
"Lama sekali!"

"Hehe, maaf. Tadi aku-"

"Sudahlah ayo cepat! Kita bisa terlambat!" Sujin segera menarik lengan Yoonhwa untuk berlari menuju salah satu toko kosmetik di ujung jalan.

"Fiuhh... untung saja masih sempat!" Seru Sujin saat mereka sudah masuk ke dalam toko itu. Salahkan Yoonhwa yang lupa membawa dompetnya dan bersikeras kembali lagi untuk mengambilnya tadi, jika tidak, mereka tidak akan terburu-buru seperti ini.

Yoonhwa yang sadar dipelototi oleh Sujin mendadak mengalihkan pandangannya pada deretan lipstik disamping.
"Woah, coba lihat! Benar-benar diskon 50%!"

Sujin berdecak.
"Tentu saja! Bukankah aku sudah bilang, mereka mengadakan diskon besar-besaran." Wanita itu kemudian melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Yang akan berakhir dalam setengah jam lagi. Jadi cepatlah berbelanja!"
seru Sujin yang langsung menuju rak cushion, membuat Yoonhwa sedikit cemberut. Gawat, sepertinya Sujin marah.

Setelah selesai berbelanja, mereka pun sampai di sebuah apartemen yang merupakan apartemen dari paman Sujin, yang memang sudah lama menetap di Hongkong, Sujin masih saja nampak kesal, padahal kini ditangannya sudah ada empat paper bag besar berisi kosmetik.

"Sujin." Panggil Yoonhwa saat sahabatnya itu baru saja membuka pintu apartemen. Namun bukannya menjawab, Sujin malah berjalan lebih dulu meninggalkan Yoonhwa menuju kamarnya.

"Sayang kau mau apa untuk makan malam?" tanya Bibi Sujin yang baru saja memasuki dapur.

"Apa saja!" jawab Sujin sebelum membanting pintu kamar.

"Kenapa lagi anak itu?" tanya Bibi penasaran pada Yoonhwa yang kini duduk di kursi meja makan dan meletakkan paper bagnya di meja.

"Pasti akan seperti biasa lagi saat diberikan makan," ujar Yoonhwa sembari terkekeh. Emosi sahabatnya itu memang cepat sekali berubah, bahkan bisa berubah dalam hitungan detik.

"Benar juga." Bibi mengambil beberapa sayuran di kulkas, kemudian menoleh pada Yoonhwa.
"Yoon-ku mau dimasakkan apa?"

Yoonhwa tersenyum senang.
"Sebenarnya aku sedang ingin makan ayam."

"Baiklah, ayam untuk Yoon-ku yang cantik," ujar Bibi sembari mengambil ayam di kulkas.

"Biar aku yang potong ayamnya Bi." Yoonhwa mengambil ayam dari tangan Bibi.
"Ngomong-ngomong dua hari lagi aku dan Sujin akan pulang ke Seoul."

"Secepat ini?"

"Iya. Cuti di kantor Sujin berakhir beberapa hari lagi, dan sebentar lagi juga aku akan mulai bekerja."

"Woah benarkah? Bibi doakan semoga kau sukses dengan pekerjaanmu."

Yoonhwa menatap Bibi dengan haru. Bibi sangat baik padanya, beberapa hari ini ia mengurus Yoonhwa dan Sujin dengan baik. Pasti ia akan sangat merindukan Paman dan Bibi Sujin saat sampai di Seoul, suasana akan sangat sepi di apartemennya di Seoul mengingat Yoonhwa hanya tinggal berdua saja dengan Sujin. Berbeda dengan di sini, adanya anak laki-laki dari Bibi membuat apartemen ini terasa sangat ramai, mungkin sekarang bocah berusia sepuluh tahun itu tengah tidur di kamarnya.

"Terima kasih, Bibi."

***

Incheon Airport, South Korea.

Pukul 7 pagi, suasana bandara benar-benar luar biasa ramai, yang dipenuhi oleh para penggemar NCT 127 yang baru saja tiba dari Hongkong. Para penggemar sudah menunggu dari subuh, bahkan ada yang menginap di bandara sejak kemarin malam demi bisa bertemu idola kesayangan mereka.

Saat Taeyong dan yang lainnya muncul, mereka semua mengheboh. Saling berdesakan untuk sekedar mengambil gambar, dan video.

Saking inginnya melihat wajah sang idola dari dekat, sampai-sampai membuat salah satu penggemar terjatuh karena saling dorong. Taeyong sedikit terkejut, penggemar itu jatuh tepat di depan matanya. Dengan sigap Taeyong ingin membantu jika saja seorang bodyguard tidak menghalagi.

"Minggir."

"Tidak bisa Tuan."

"Aku bilang minggir," ujar Taeyong dengan emosi tertahan dan beberapa saat kemudian bodyguard itu menyingkir.

"Kau tidak apa?" tanya Taeyong lembut, seraya membantu wanita yang terlihat lebih muda darinya itu untuk berdiri.

"Tidak apa. Akhh... sakit." wanita itu meringis.

"Astaga, sepertinya kakimu terkilir."

"Biar saya saja Tuan. Saya bisa menyembuhkan ini." Bodyguard tadi membatu menyembuhkan kaki wanita itu yang terkilir, sementara Taeyong melihatnya nanar. Miris sekali, penggemarnya sampai cedera hanya demi melihat mereka?

"Tidak bisakah membuat mereka supaya tidak berdesakan?" tanya Taeyong pada manajernya saat mereka kini sudah berada di dalam mobil van.

"Apa lagi?" Manajer Han yang sudah siap untuk mengemudi kemudian menoleh ke belakang dengan tampang malas.

"Buat mereka untuk tidak saling dorong. Kalau bisa buat mereka tidak datang lagi ke bandara, pokoknya ini terakhir kalinya aku melihat ada penggemar yang cedera!"

Manajer Han memutar bola mata malas.
"Kalau itu bisa dilakukan, pasti sudah dilakukan dari dulu," ujar Manajer Han seraya menjalankan mobil.

Sementara Taeyong yang sudah akan membuka mulutnya, tidak jadi berbicara saat Yuta yang ada di samping menepuk pundaknya.

"Tunggu dulu! Ini bukan jalan ke rumahku!" Taeyong yang baru saja membuka mata dari tidurnya yang hanya beberapa menit sadar saat ia menoleh ke jendela, mobil yang ia kendarai berjalan menuju asrama mereka, bukan rumahnya.

"Kau pikir aku sopirmu mau mengantar ke mana saja? Kalau mau pulang ke rumah minta saja sopirmu untuk menjemput!" Manajer Han memijit keningnya, pekerjaannya sudah banyak ditambah dengan mengurus orang banyak mau seperti ini membuatnya makin pening.

Taeyong yang ada di kursi belakang terperangah sembari sesekali mengerjap, tidak biasanya manajer mereka itu marah-marah. Biasanya pria yang kini tengah fokus mengemudi itu akan menurut saja.










Sampai ketemu lagii

Sampai ketemu lagii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Love is True | Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang