Raut wajah Taeyong seketika berubah, ia mundur beberapa langkah, kilasan-kilasan masa lalu seolah berputar di kepalanya. Pria itu memejam selama beberapa saat sebelum akhirnya metatap Yoonhwa yang terisak sembari menunduk.
"Pasti berat untukmu." Taeyong mulai berbicara, menghilangkan kesunyian yang datang selama bermenit-menit ini, yang membuat Yoonhwa kemudian menatapnya dengan air mata mengalir deras.
Taeyong menoleh ke arah samping, berusaha agar ia tidak bertatapan dengan Yoonhwa, melihat Yoonhwa menangis membuat hatinya hancur. Ingin sekali ia memeluk Yoonhwa dan menghapus air matanya. "Aku akan mengakhiri semuanya."
"Apa?" Yoonhwa tersentak.
"Tinggal bersamaku pasti membuatmu sangat tidak nyaman, kau pasti benci itu. Jadi sekarang kau bisa pergi. Aku melepaskanmu."
"A-apa maksudmu?" Kini Yoonhwa mengernyit, dan air matanya turun semakin deras. Tidak. Ia tidak ingin pergi. Yoonhwa ingin terus bersama Taeyong.
Memang benar mungkin dulu ia benci berdekatan dengan Taeyong setiap saat, tetapi sekarang berbeda, ia ingin selalu di dekatnya. Sebut Yoonhwa egois atau apa saja, karena ia ingin memiliki Taeyong, ingin memeluknya. Sangat ingin sampai rasanya mau gila.
"Taeyong..." Yoonhwa menggeleng pelan, memanggil Taeyong lirih karena pria itu tidak bicara sepatah kata pun lagi.
Dan saat Yoonhwa mendekat, Taeyong segera berbalik memunggunginya "Tidak perlu khawatir. Kau tidak akan kehilangan pekerjaanmu, kau akan tetap bekerja di perusahaan sebagai make-up artist. Tapi kau tidak akan menanganiku atau grupku. Sebisa mungkin kita tidak akan bertemu lagi."
"Tidak perlu mengemasi barangmu. Aku akan segera menyuruh orang untuk membawakan barang-barang itu ke apartemen lamamu," lanjut Taeyong sebelum akhirnya melangkah ke kamarnya. Menutup pintu dengan cepat dan meninggalkan Yoonhwa yang sudah bersimpuh di lantai.
Taeyong sudah mengusirnya, maka Yoonhwa harus segera pergi.
Jadi seperti ini akhirnya.
***
Taeyong nampak terduduk lemas di lantai samping ranjangnya, ia menyandarkan punggung di sisi ranjang dengan kepala menunduk. Taeyong meremas rambutnya sendiri.
Sepersekian detik kemudian ia bangkit dengan langkah gontai, menggeledah laci nakas, sebelum akhirnya termenung menatap benda yang ia cari kini berada di tangannya.
Selembar foto. Nampak tiga orang laki-laki remaja tengah tersenyum cerah hingga menampakkan gigi putih mereka sembari berpose pada kamera, terlihat begitu bahagia dan polos.
Taeyong membalik foto itu, dilihatnya tulisan-tulisan dengan tinta warna-warni di sana.
'Taeyong, Jaewon dan Baekhyun. Ayo tetap bersahabat selamanya!'
'Aku harap kami bertiga akan debut bersama suatu saat nanti. Semangat!'
'Taeyong sangat sulit diajak foto, menyebalkan! Ini pertama kalinya kami mengambil gambar bersama. Aku harap kami bisa mengambil lebih banyak gambar di masa depan.'
Taeyong tersenyum getir membacanya. Kembali bersandar di sisi ranjang, ia mengingat saat itu, saat diam-diam ia datang ke rumah duka, dilihatnya seorang gadis remaja yang terisak di samping foto sahabatnya, Jaewon. Ada Baekhyun juga, dan seorang wanita yang Taeyong yakini adalah Ibu Jaewon.
"Aku membencinya oppa. Laki-laki bernama Taeyong itu, aku sangat membencinya." Gadis itu berujar lirih, dengan sangat menyakitkan, hingga membuat Taeyong turut merasakan apa yang gadis itu rasakan padahal itu pertama kalinya Taeyong bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Love is True | Lee Taeyong
Fanfic"Cinta? Bullshit! Di dunia ini tidak ada yang namanya cinta." - Lee Taeyong • • • Kisah tentang Taeyong, anggota grup idola terkenal yang tidak percaya akan cinta namun berakhir mencintai gadis yang sangat membencinya. ___