part 31

1.5K 149 6
                                    

Tanpa pikir panjang, buru-buru Taeyong keluar dari mobil. Mengejar wanita itu yang entah sudah pergi kemana. Dengan pikiran kacau Taeyong berlari menelusuri gang-gang sempit yang ada. Tetapi tetap saja ia tidak penemukan sosok wanita yang tadi ia lihat.

Pria itu berjongkok dengan napas terengah di ujung gang buntu. Tanpa ia sadari ada seseorang yang datang menghampiri, menepuk bahunya sekali, hal ini sukses membuat Taeyong menoleh dengan cepat.

"Eomma!" Pria itu mendongak, sedikit menyipit karena netranya persis berhadapan dengan cahaya matahari yang membuatnya silau.

Sosok itu mengernyit bingung,
"Eomma?" Kemudian ia ikut berjongkok.

Taeyong kini bisa melihat sosok itu dengan jelas. Ia menghela napas pelan.
"Ternyata kau."

"Astaga!" Ia terperangah. "Apa kau tahu aku mencarimu kemana-mana!? Bagaimana kalau ada yang mengenalimu? Bisa tidak jangan membuat orang cemas sekali saja?"

Taeyong tersenyum kecil.
"Jadi kau mencemaskanku?"

"Iya aku mencemaskanmu! Puas?" Yoonhwa berdiri dengan perasaan kesal, kemudian berlalu meninggalkan Taeyong di belakangnya.

***

Yoonhwa sudah selesai mengecat rambut Taeyong, dan sekarang ia tinggal mengeringkannya.
"Tunggu sebentar. Aku akan ambil pengering rambut," ujarnya pada Taeyong yang sudah duduk di pinggir wastafel.

Namun belum sempat ia beranjak, Taeyong sudah lebih dulu menahan pinggangnya. Menenggelamkan kepala di perut Yoonhwa dan kemudian melingkarkan lengannya pada pinggang wanita itu.

Tentu saja, Yoonhwa terkejut dengan yang dilakukan Taeyong secara tiba-tiba. "Apa yang kau lakukan! Lihat bajuku jadi basah!" seru Yoonhwa kesal. Yoonhwa hendak melepaskan diri, rambut Taeyong masih basah dan itu membuat baju yang baru saja ia ganti ikut basah.

"Sebentar saja, kumohon..." ujar Taeyong lirih, hal itu membuat Yoonhwa sedikit tersentak. Baiklah, ia akan membiarkan Taeyong seperti itu untuk beberapa saat.

"Maaf membuatmu cemas. Tadi aku pergi karena melihat seseorang yang sangat mirip dengan ibuku."
Yoonhwa terdiam, yang ia dengar Ibu kandung Taeyong pergi saat Taeyong masih sangat kecil, katanya ia pergi ke Amerika.

"Saat itu umurku lima tahun... dan kami tidak pernah bertemu lagi sampai sekarang. Tapi aku masih ingat jelas wajahnya."

Yoonhwa rasa ditinggal saat usia sekecil itu pasti sangat berat bagi Taeyong. Dan lagi hubungan Taeyong dengan ayahnya sepertinya tidak begitu baik. Sekarang Yoonhwa mengerti, sifat Taeyong yang seperti itu bukanlah keinginannya, melainkan pengaruh dari lingkungan dan kedua orangtuanya.

Perlahan Yoonhwa mengelus surai Taeyong yang masih basah, berharap agar Taeyong bisa sedikit tenang.

"Tolong jangan tinggalkan aku..." ujar Taeyong yang membuat Yoonhwa terdiam.

***

Tebak apa!?

Yoonhwa berada di tengah laut! Di tengah laut dengan kapal pesiar mewah!

Ia tidak sedang bermimpi kan? Yoonhwa benar-benar di sini! Di atas kapal pesiar!

Wow! Ini benar-benar luar biasa, sampai tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dan hal yang paling luar biasa adalah, ada banyak makanan enak yang bisa dimakan sepuasnya.
Sedari tadi mata Yoonhwa sudah dimanjakan oleh berbagai makanan yang ada. Dan entah sudah berapa banyak makanan yang masuk ke perutnya.

Oh ya, saat ini Yoonhwa sedang berada di pesta pertunangan Irene, Taeyong yang mengajaknya ke mari. Pria itu bilang, Irene lah yang memintanya untuk mengajak Yoonhwa. Benar-benar dewi, Yoonhwa tidak akan melupakan kebaikan Irene.

Dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat calon tunangan Irene sedang tersenyum menyapa para tamu. Sangat tampan, wajahnya benar-benar berkharisma, mulus tanpa celah. Sangat cocok jika disandingkan dengan Irene.

Lain halnya dengan Yoonhwa yang nampak senang menikmati pesta, disisi lain Taeyong sangat menderita.

Bagaimana tidak? Sedari tadi Jennie terus-terusan menempel padanya, tidak membiarkan Taeyong lepas sedikit pun. Pria itu juga harus pura-pura tersenyum senang berdekatan dengan Jennie, mengingat beberapa tamu di sini mengetahui bahwa Jennie adalah kekasihnya. Kenapa pula Irene harus mengundang Jennie?!

Yoonhwa sontak menahan tawa saat melihat Taeyong memaksakan senyum, dan kemudian ia tersedak makanan. Yoonhwa terbatuk sembari menepuk-nepuk dadanya, sampai tiba-tiba ada seseorang yang memberinya segelas minuman.

Dengan tergesa Yoonhwa menerima dan meminumnya, tanpa menoleh siapa yang memberikan minuman itu padanya.
"Terima kasih," ucap Yoonhwa kemudian setelah merasa lega. Yoonhwa menoleh dan mendapati Jaehyun yang tersenyum manis di sampingnya.

"Makanlah dengan perlahan," ujar pria itu."Oh ya, jika sudah selesai, bisa ikut aku sebentar?"

Yoonhwa nampak bingung,
"Ke mana?"

Beberapa saat kemudian Yoonhwa dibuat terkejut. Ia sangat gugup karena saat ini sedang berdiri di hadapan kedua orang tua Irene, yang adalah orang tua Jaehyun juga.

"Astaga. Sayang, kau cantik sekali," ujar wanita yang baru saja memperkenalkan diri sebagai Ibu Jaehyun dan Irene. Wanita modis, dengan wajah sangat cantik, auranya mirip Irene. Awalnya Yoonhwa pikir ia orang yang dingin, tapi ternyata sangat ramah dan hangat.

"Terima kasih Nyonya."

"Hei, jangan memanggilku seperti itu. Panggil saja eommoni? Aku akan sangat senang jika kau memanggilku begitu." Wanita itu kemudian menatap suaminya "Benarkan yeobo?"

"Benar. Kau bisa menganggap kami seperti orangtuamu sendiri."

"Ah, baiklah."
Yoonhwa menoleh pada Jaehyun yang berdiri di sampingnya, pria itu kemudian tersenyum.

***

Yoonhwa terharu melihat Irene dan tunangannya yang baru saja menukar cincin. Dari sini Irene terlihat sangat bahagia, begitupun dengan tunangannya, Suho.

Tak lama kemudian terdengar musik yang mengalun memenuhi aula. Yoonhwa bisa melihat Irene dan Suho yang berdansa dengan mesra mengikuti musik.

"Mau berdansa denganku?"

Ia menoleh ke samping dan mendapati Taeyong berada di sana.
"Tapi aku tidak bisa berdansa."
Ia kemudian mengalihkan pandangan.

Taeyong mengulurkan tangannya, sembari tersenyum. "Ayo."

Yoonhwa melihat uluran tangan Taeyong selama beberapa detik, sampai kemudian ia menerimanya dan juga membalas Taeyong yang tersenyum padanya.

Beberapa kali Yoonhwa menginjak kaki Taeyong, tapi sepertinya pria itu tidak masalah. Taeyong malah terkekeh pelan.

"Maaf."

Taeyong menggeleng,
"Tidak apa."

[✔] Love is True | Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang