part 14

1.8K 170 7
                                    

Taeyong berjalan sedikit tergesa memasuki gedung raksasa dengan tuliskan LH Company di depannya, sepanjang kakinya melangkah, sudah puluhan pasang mata yang menatapnya kagum. Tapi pria itu tidak mempedulikan mereka, ia hanya ingin fokus pada tujuan awal menginjakan kaki ke sini.

"Lihat! Bukankan itu putra Presdir Lee?" bisik seorang pegawai pria di dekat pintu masuk.

"Benar, idola yang terkenal itu bukan? Astaga ternyata hubungan mereka benar-benar harmonis ya. Aku dengar dia sedang sibuk-sibuknya saat ini, tapi masih sempat mengunjungi Presdir," seorang wanita yang pria itu ajak bicara mendadak tersentuh.

Taeyong berhenti di depan lift, ia tersenyum kecut karena mendengar kedua orang tadi membicarakannya.
"Cih, harmonis apanya," guman Taeyong sampai seorang pegawai wanita datang menghampiri pria itu. Wanita yang kira-kira berusia tiga puluhan itu membungkuk padanya.
"Selamat pagi Tuan muda. Ah, saya sangat senang melihat anda di sini. Ada yang bisa saya bantu? Anda pasti ingin bertemu Presdir Lee kan? Mari saya antar."

"Tidak perlu. Sekretaris Han Sua," ujar Taeyong setelah membaca name tag di kemeja wanita itu.
"Aku bisa pergi sendiri."

"Baiklah Tuan muda." Wanita itu membungkuk lagi sebelum Taeyong mengangguk dan memasuki lift.

Hingga kemudian Taeyong sampai di tempat tujuannya, ia kini berada di hadapan pintu ruangan di lantai paling atas kantor. Ia langsung membuka pintu itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Saat pintu dibuka betapa terkejutnya Taeyong melihat pemilik ruangan ini yang merupakan Ayahnya sendiri sedang bermesraan dengan seorang wanita muda. Kedua orang yang sedang bercumbu itu juga tak kalah terkejutnya saat menyadari kehadiran Taeyong.

Hingga beberapa saat kemudian Taeyong kembali memasang ekspresi biasa. Wanita itu bersiap-siap untuk keluar ruangan, dan sedikit menundukkan wajahnya saat melewati Taeyong yang kini sedang berdiri di ambang pintu. Entahlah, mungkin wanita itu merasa malu. Jika dilihat-lihat, wanita itu masih sangat muda, mungkin seumuran dengan Taeyong.

"Wah, wah. Lihatlah ini, siapa yang datang. Ternyata putraku yang tampan," ucap Haejoong seraya membenarkan dasinya.

"Hh.. Anda benar-benar menjijikkan." Taeyong memasang ekspresi jijik pada pria yang tengah duduk santai pada kursinya.

"Entah kenapa aku seperti sudah biasa mendengar kalimat itu darimu."

"Benar. Bukankah kau bilang akan segera menikah? Aku pikir kau akan menjadi manusia yang lebih baik menjelang pernikahanmu yang kesekian kalinya ini."

"Hei, ayolah. Tidak apa bersenang-senang sebentar. Kenapa kau ini selalu mencampuri urusanku?"

"Aku tidak akan ikut campur urusanmu. Bahkan aku tidak akan sudi menginjakkan kaki di sini, jika saja kau tidak menganggu kehidupanku!"
Taeyong menyodorkan artikel dirinya yang ada di layar ponsel pada Haejoong. Sedangkan pria yang tengah duduk santai itu malah tersenyum sinis pada putranya.
"Apa yang kau pikirkan? Apa dengan artikel bodoh ini kau pikir bisa menjatuhkanku? Tidak. Tidak semudah itu Presdir Lee."

Haejoong bersidekap dada.
"Benarkah? Baiklah kalau begitu kita lihat saja nanti."

"Tentu. Mari kita lihat nanti." Taeyong mengambil kembali ponselnya, dan kemudian berjalan menuju pintu keluar. Entah kenapa ia tidak ingin berlama-lama ada di ruangan ini. Menghirup oksigen di ruang yang sama dengan Haejoong benar-benar membuatnya sesak.

***

Sampai di rumah, Taeyong menghempaskan tubuhnya kasar di atas ranjang king size miliknya. Perlahan ia memijit kepalanya yang semakin pening. Pria itu baru menyadari apa yang telah dilakukannya tadi, di ruang kerja Haejoong.

Bisa-bisanya ia menantang Ayahnya itu, pria licik yang sangat sulit untuk dilawan. Taeyong meringis, merutuki kebodohannya.

Tanpa disadari pintu kamarnya yang tidak terkunci itu terbuka. Menampakkan salah satu sosok yang tidak ingin Taeyong lihat sekarang, seorang yang biasa ia sebut 'nenek sihir' itu muncul di sini.

"Oppa." Dengan tatapan tajamnya, wanita bertubuh ramping itu tiba-tiba duduk di atas ranjang Taeyong, tepatnya di sebelah pria itu yang sontak juga membuatnya terduduk.

Masih dengan tatapan yang menusuk tajam, wanita itu mulai bersuara lagi.
"Apa-apaan itu?"

"Apa?"

"Sejak kapan kalian berkencan?" Tanyanya dengan sorot mata yang berubah sendu. Jika diperhatikan memang mata tajam wanita itu terlihat sedikit sembab, walaupun sepertinya ia menutupinya dengan make-up, tapi Taeyong bisa melihat kalau Jennie baru saja habis menangis.

"Kenapa diam? Jawab aku Taeyong!"
Melihat Taeyong yang terus diam, Jennie tidak tahan lagi dan mulai beranjak.
"Aku akan membunuh wanita sialan itu!"

Taeyong kelabakan, bisa gawat kalau Jennie benar-benar melakukannya. Taeyong tidak ingin ada pertumpahan darah di rumahnya ini.
"Jennie tunggu."
Pria itu menahan lengan Jennie saat sudah berada di depan pintu.

"Kami tidak berkencan."

"Be-benarkah?" Jennie berbalik menatap pria yang saat ini juga tengah menatapnya dan kemudian mengangguk.

"Ya. Ini semua hanya salah paham."

Jennie menghela napas lega. "Lalu artikel itu?"

"Itu tidak benar. Percayalah, aku hanya mencoba menyelamatkannya saat sedang tenggelam."

Mata Jennie berkaca-kaca.
"Kenapa kau harus menyelamatkannya? Seharusnya biarkan saja dia!"

"Aku tidak sekejam itu. Kalaupun orangnya bukan Yoonhwa, pasti aku juga akan menolongnya."

Kini Jennie menyesal, kalau saja ia tidak mendorong Yoonhwa ke dalam kolam, pasti keadaannya tidak akan serumit ini.

"Lalu sekarang bagaimana? Apa yang harus kita lakukan? Artikelnya sudah menyebar luas, oppa."

"Tentu ini bisa diatasi. Tapi, apa kau mau membantuku Jen?"

Wanita itu mengangguk.
"Apapun akan kulakukan untukmu. Karena aku sangat mencintaimu."

Dengan perlahan Taeyong membawa Jennie ke dalam dekapannya.
"Ya, aku tahu. Sangat tahu."
Taeyong mengusap surai panjang Jennie yang ada di dekapannya dengan lembut, yang membuat wanita itu mengembangkan senyum lebar.

"I love you," gumam Jennie dalam senyumnya seraya mengeratkan pelukan mereka.

Taeyong tersenyum licik.
Haejoong salah jika berpikir Taeyong tidak bisa mengalahkannya, karena sekarang Taeyong tidak sama seperti dulu.








[✔] Love is True | Lee Taeyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang